Mohon tunggu...
Chairunnisa
Chairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

Saya seorang mahasiswa usia 20 tahun di Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Curhat Mahasiswa Asal Sumatera Barat Tidak Mudik dan Lebaran di Perantauan

14 April 2024   20:58 Diperbarui: 14 April 2024   21:19 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Raya Idul Fitri : Dokumentasi Pribadi

Jatinangor - Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H sudah berada di depan mata setelah berpuasa pada bulan Ramadhan. Berdasarkan informasi dari Pemerintah, laman resmi NU dan Muhammadiyah, shalat Hari Raya Idul Fitri akan dilaksanakan pada tanggal 10 April 2024.

Salah satu kegiatan masyarakat Indonesia yang merantau sebelum lebaran adalah pulang ke kampung halaman atau dikenal dengan "mudik". Masyarakat asal Sumatera Barat banyak yang merantau ke pulau Jawa untuk bekerja maupun kuliah.

Beberapa mahasiswa asal Sumatera Barat tidak bisa mudik di lebaran tahun ini, karena banyak hal yang membuat mereka menetap di perantauan. Sepi dan kerinduan akan semakin terasa, apalagi melihat mahasiswa lain yang berkumpul dengan keluarganya.

Hal yang dilakukan setelah shalat Idul Fitri yaitu halal bihalal dan makan bersama, sedangkan mereka yang sendiri di perantauan hanya bisa menguatkan diri. Meskipun begitu, tetap harus bersyukur bisa merayakan hari raya dan menatap keluarga melalui layar handphone.

Mahasiswa Universitas Teknologi Digital Indonesia, Aniza Latifa Rahmi (21) merupakah salah satu mahasiswa yang tidak mudik. Sudah kali ketiga dia merasakan sedihnya lebaran di Yogyakarta tanpa keluarga.


"Rindu rasanya lebaran bareng keluarga, disini sedih banget karena sendirian, jauh dari orang tua dan melihat teman-teman yang berkumpul sama keluarganya" ucap Aniza.

"Aku tidak mudik disebabkan oleh beberapa hal, yaitu faktor ekonomi dan ongkos ke Padang yang jauh lebih mahal jelang lebaran. Selain itu, aku sekarang sudah menjadi mahasiswa akhir, lebih baik fokus mengerjakan tugas akhir atau skripsi" lanjut Aniza.

Kegiatan yang dilakukan Aniza selama bulan Ramadhan yaitu menjadi karyawan toko Dawet Kemayu yang ada di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta. Dia merasa ada dampak positif dan negatif bekerja sambil berkuliah, hal positifnya yaitu bisa menabung untuk biaya wisuda dan membelikan baju lebaran untuk 3 orang adiknya.

"Daripada mudik, aku lebih memilih bekerja disini agar impian aku membawa keluarga ke Jogja saat wisuda bisa terwujud" jelas Aniza.

Disaat semua orang bisa berkumpul bersama keluarganya di hari raya, sedangkan Aniza hanya bisa sabar dan menahan kesedihannya. Adik bungsu Aniza yang berusia 4 tahun juga pernah menelepon dan meminta Aniza untuk pulang kerumah merayakan hari raya bersama.

"Adikku bilang, pulang ke rumah ya kak sebelum hari raya. Lalu aku jawab ga punya uang untuk mudik, dia malah ngasih jawaban yang bikin aku nangis banget. Dia bilang kalau dia punya tabungan, gunain tabungan dia untuk ongkos biar bisa pulang, sedangkan tabungan dia hanyalah uang receh" ucap Aniza.

Pada malam sebelum lebaran, terdengar merdunya takbiran yang menimbulkan rasa sedih, saat itu posisi Aniza masih bekerja di Plaza untung menabung gaji yang didapatkan.

Harga Tiket Melonjak Naik

Jalur mudik dari Jawa ke Sumatera bisa melalui darat, laut dan udara. Penggunaan transportasi apapun saat ini memiliki dampak negatifnya masing-masing, baik naik pesawat, bus maupun kendaraan pribadi. Saat suasana mudik, jalur lalu lintas sering mengalami kemacetan panjang, termasuk antre memasuki kapal di pelabuhan Merak.

Perjalanan jalur darat dari Jakarta ke Sumatera Barat biasanya memiliki estimasi waktu 28-38 jam, namun saat suasana mudik ini memakan waktu lebih lama hingga 3 hari. Apabila memilih untuk naik pesawat, harga tiket melonjak naik, normalnya mulai dari ratusan ribu hingga 1 jutaan dan menjelang Lebaran tembus sampai 5,2 juta. Dari situs jual beli tiket online Traveloka, pada H-4 Lebaran harga tiket termahal dipegang oleh Batik Air + Super Air Jet yang harus transit terlebih dahulu.

Hal ini menjadi penyebab utama kenapa banyak mahasiswa asal Sumatera Barat yang memilih untuk tidak mudik. Mahasiswa Universitas Padjadjaran, Ton Zaid Muhammad Lutfi (21) mengatakan bahwa alasan utama tidak mudik Lebaran adalah ongkos ke Padang yang jauh lebih mahal dari hari biasa.

"Biaya mudik dan balik 2x lebih besar dari biasanya, aku ga bisa mutusin buat beli tiket jauh-jauh hari. Biasanya ada informasi dari kampus juga yang suka telat dan kegiatan mendadak, jadi aku takut milih beli tiket tanggal berapa" ungkap Zaid.

Selain rasa sedih lebaran di perantauan, Zaid juga merasakan hal positif seperti memanfaatkan destinasi liburan untuk explore Jakarta. Selain itu, bisa menambah pengalaman baru juga bagaimana perbedaan tradisi dan budaya di pulau Jawa saat hari raya.

Rasanya Rindu, Banyak yang Berbeda

Merayakan Hari Raya Idul Fitri menjadi salah satu momen yang ditunggu oleh umat Islam. Kegiatan rutin warga Sumatera Barat atau orang minang menyambut lebaran adalah memasak masakan khas seperti rendang, lemang, ketupat, dan lontong Padang.

Tradisi yang sering dilakukan dan dilestarikan oleh orang Padang sebelum hari raya adalah Malamang atau membuat lemang. Makanan ini nanti akan disuguhkan dan dimakan di hari Lebaran, termasuk mengunjungi rumah sanak saudara dengan membawa lemang tersebut.

Lemang, Sumber : Dreamstime.com
Lemang, Sumber : Dreamstime.com

Mahasiswa Sekolah Vokasi ITB asal Solok Sumatera Barat, Khairunnisa (20) dengan panggilan Ica tidak mudik juga dan Lebaran pertama kali jauh dari orang tua. Dia merasa banyak kegiatan rutin menyambut Hari raya yang tidak bisa dilakukan di kost sendirian.

"Lebaran disini aneh banget rasanya, ngerasa sedih karena pertama kali aku ngerantau dan pertama kali juga ngerasain Lebaran di kost sendiri. Biasanya di rumah ngumpul sama keluarga yang mudik dari rantau juga" kata Ica.

Tak banyak kegiatan yang dilakukan oleh Ica sebelum lebaran, hanya membersihkan kamar kost dan bahkan tidak membeli baju lebaran. Dia merasa bahwa lebaran sendirian benar-benar sedatar itu dan tidak berasa suasananya.

Berbeda dengan Zaid yang merasakan banyaknya dampak positif tidak mudik, karena bukan kali pertama ia merasakan Lebaran di perantauan. Hal yang paling dirindukan yaitu tiduran bersama sepupu di ruang tamu rumah nenek.

Tradisi dan budaya setiap daerah pastinya berbeda-beda. Aniza menemukan hal yang belum pernah ditemui sebelumnya yaitu halal bihalal 1 RT, sedangkan di kampung halamannya halal bihalal itu dilakukan dengan keluarga dan tetangga dekat saja. Adapun kegiatan setelah lebaran yang tidak ditemui di Jogja, yaitu permainan panjat pinang, lomba makan kerupuk, balapan karung dan perlombaan lainnya.

Ica memberikan beberapa tips agar kuat lebaran jauh dari keluarga. Pertama, tidak boleh mengingat apa saja yang biasa dilakukan dirumah sebelum Lebaran. Kedua, mencoba untuk menyibukkan diri seperti nonton, meskipun hati rasanya campur aduk. Terakhir, pikirin dampak positif dari tidak mudik saat Lebaran dan selalu ingat beberapa bulan lagi bakal pulang ke rumah saat libur semester nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun