Mengapa harus buku? Mungkin itu menjadi pertanyaan kebanyakan orang. Sebenarnya itu bukan sekadar kebutuhan akan judul yang saya inginkan saja. Bagi saya dengan adanya seserahan buku, itu artinya ia menerima dan mengetahui bahwa saya menyukai buku-buku dan akan banyak membeli buku-buku dalam perjalanan kehidupan kami nantinya.
Ketika suami menyanggupi, saya artikan bahwa ia tidak keberatan dengan itu dan siap mendukung aktivitas literasi saya di masa depan.
Ya, mungkin bagi sebagian orang hal semacam ini tak perlu divalidasi plus dimasukkan sebagai seserahan segala! Tapi biarlah, namanya orang seleranya sendiri-sendiri. Saya ingin menegaskan kepada calon saya, keluarga saya, keluarga dia dan semua orang yang hadir bahwa hidup saya dekat sekali dengan buku.
Jadi jangan sampai ya suatu saat ada yang julid ketika saya membeli banyak buku-buku! he.
Di jaman ini sudah mulai banyak pasangan memilih seserahan yang unik seperti contohnya, kucing, anjing dan yang seperti yang saya minta tadi, buku. Menurut saya hal ini sah-sah saja dan wajar-wajar saja. Kita tidak selalu harus menuruti standar orang lain.
Justru saya berpikir bahwa seserahan bisa saja sesuatu yang mengkonfirmasi kesukaan dari keduanya. Bisa saja kamu memberi gitar karena pasanganmu suka bermain gitar. Bisa juga barang-barang sederhana yang tidak perlu dibeli dengan harga mahal tapi butuh effort yang besar.
Saya melihat seserahan sebagai bentuk perhatian pasangan untuk tahu apa yang pasangannya sukai. Benda apa atau hal apa yang selama ini melekat di hidup si pasangan dari jauh sebelum mereka saling mengenal. Itu juga berarti keduanya sepakat untuk menerima itu, membiarkan benda itu ada dalam hidup mereka di kedepannya.
Beda orang bisa jadi beda cerita. Bahkan di beberapa daerah masih ada yang melihat seserahan dari sisi nominal. Contoh di daerah Pati Jawa Tengah, seserahan berupa sapi dan mobil sudah menjadi pemandangan biasa. Ada juga berita dari daerah Kuningan Jawa Barat di mana si lelaki memberikan seserahan isi rumah yang kalau ditotal-total jumlahnya hampir setara dengan 1 Miliar.
Beberapa daerah memang masih menganggap seserahan adalah kebanggaan. Semakin besar nilainya semakin bangga si pemberi maupun si penerimanya. Meski begitu beberapa orang merasa hal-hal semacam itu cukup memberatkan apalagi kalau si lelaki berada dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan.
Beberapa orang juga menjadikan seserahan sebagai tolak ukur keseriusan, semacam "kalau memang serius ya seharusnya diusahakan." Atau lebih jauh seperti, "kalau segitu saja tidak mampu bagaimana akan menghidupi anak saya kelak." Ya kurang lebih semacam itu.