Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... irero

Sustainable lifestyle learner | Book sniffer | another me : irerosana.com | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Soal Saya Meminta Seserahan Buku-Buku

14 Oktober 2025   18:01 Diperbarui: 15 Oktober 2025   11:47 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku seserahan pernikahan saya (dokpri/irerosana)

Ya kalau saya, dengan meminta buku Caping yang kala itu jumlah peredarannya tidak banyak saja sudah jadi bukti keseriusan. Suami harus meluangkan waktu dan menggunakan relasi untuk dapat info di mana buku-buku itu berada. Sementara dia sendiri awam soal buku-buku dan jarang membeli buku.

Kalau mau lebih serius bisa saja kan saya meminta buku-buku langka yang sudah berhenti diterbitkan atau kalau mau lebih ekstrim, saya bisa meminta buku-buku yang dilarang oleh pemerintah, eh.

Tidak semua buku mudah ditemukan atau ada cetakan barunya. Buku "Aku" karya Sjuman Djaya dalam adegan AADC 1 misal. Seperti yang diceritakan dalam film, di tahun itu memang sulit mendapatkan versi barunya. Barulah sejak AADC tayang, popularitas buku Aku juga semakin naik dan semakin mudah ditemukan.

Tulisan ini cuma sebuah cerita kecil yang siapa tahu bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang mau menikah. Jadi, sebelum memilih seserahan, coba pikirkan: benda apa yang meski sederhana tapi berarti besar bagi pasanganmu? Seserahan adalah tentang memahami dan merayakan apa yang paling melekat dalam hidupnya---bukan sekadar mengikuti standar orang lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun