Mohon tunggu...
Mochammad Azki Adzikri
Mochammad Azki Adzikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Denging di Telinga Terkait Dengan Hal-hal Negatif atau Positif

21 Juni 2021   10:49 Diperbarui: 21 Juni 2021   11:00 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apakah telinga kalian terkadang mendenging atau mengeluarkan suara ''nging...'' dengan tiba-tiba? Misal, ketika melakukan suatu kegiatan tiba-tiba muncul suara ''nging...'' di telinga, kemudian sejenak menghentikan kegiatan hingga kembali normal. Atau ketika hendak tidur saat sepi malam, tiba-tiba di telinga berdengung atau berdenging seperti ada angin atau air masuk. Kemudian yang dilakukan adalah meniup ke tangan yang terkepal lalu menempelkan ke telinga.

Bila kalian pernah merasakan kejadian-kejadian tersebut atau dengan kejadian yang agak beda tapi mirip, apa yang menjadi mitos atau anggapanmu atau di sekitar daerahmu tentang kejadian tersebut?

Di berbagai daerah kejadian tersebut terkadang dikaitkan dengan mitos negatif ataupun positif; misal ketika telinga berdenging berarti ada yang sedang membicarakan kita,dilansir dari jurnal studi kasus, telinga berdenging beberapa saat karena makhluk gaib/jin ingin menyamakan frekuensi dengan kita (Delisa, 2013), dan ada juga yang menganggap itu pertanda baik, yaitu akan dapat rejeki banyak dan sebagainya. Dilansir dari kumparan.com, Sebenarnya, anggapan seperti ini tidak hanya ada di Indonesia. Di Barat pun ada orang-orang yang mempercayai dengungan telinga disebabkan oleh adanya orang lain yang sedang membicarakan diri mereka. Bukan hanya menimbulkan dengung, mereka percaya bahwa dibicarakan oleh orang lain juga akan membuat telinga terasa gatal. terlepas dari itu semua, penjelasan di atas adalah penjelasan tidak ilmiah, jadi kalian percaya atau tidak adalah pilihan masing-masing.

Peristiwa telinga berdenging itu disebut Tinnitus, dikutip dari kumparan.com dalam buku Natural History yang ditulis oleh Gaius Plinius Secundus lebih dari 2000 tahun lalu, tertulis kata tinnire yang berarti berdengung. Kata tinnire inilah yang kemudian menjadi asal-usul kata tinnitus. Tinnitus sendiri artinya sensasi telinga mendengar dering, dengungan, siulan atau bunyi-bunyi seperti ''nging...'' di dalam telinga. Dikutip dari jurnal Usada Nusantara, tinnitus terbagi dua macam yaitu tinnitus objektif dan tinnitus subjektif. Tinnitus objektif terjadi apabila bunyi tersebut dapat juga didengar oleh pemeriksa atau dapat juga dengan auskultasi pemeriksaan dengan menempelkan stetoskop) di sekitar telinga. Sedangkan tinnitus subjektif terjadi apabila suara hanya terdengar oleh pasien sendiri, dan ini yang paling sering terjadi.

Apa sih yang menjadi penyebabnya? Dilansir dari kumparanSAINS sebagiamana dikutip dari penjelasan Dr. Paul Dybala, ahli audiologi dari Universitas Texas di situs Healty Hearing. 

  • Mendengar suara yang terlalu keras dalam waktu lama dapat membuat telingamu berdengung. Mendengarkan musik terlalu keras dengan menggunakan headset pun bisa menyebabkan dengung. Apabila dengung terjadi terlalu lama setelah kamu mendengar suara keras, segera temui dokter karena dengungan seperti ini bisa menyebabkan kerusakan permanen.
  • Pada orang yang sudah berusia di atas 60 tahun, dengung di telinga juga bisa menjadi tanda penurunan kemampuan pendengaran atau yang disebut sebagai presbycusis.
  • Beberapa macam penyakit seperti anemia, alergi, tumor, sakit atau luka di kepala, diabetes dan kerusakan kelenjar tiroid juga dapat menyebabkan dengungan di telinga.
  • Penyakit kardiovaskular juga dapat menyebabkan telinga berdengung, misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit lain yang berhubungan dengan aliran darah. Hal ini dikarenakan ketika aliran darah tidak normal, maka aliran darah ke telinga pun terganggu.
  • Depresi, stres, dan gangguan psikologis lainnya.

Lalu bagaimana cara mencegah dan mengatasinya? Dilansir dari hallosehat.com dalam banyak kasus, dengingan dalam telinga akan membaik dengan sendirinya secara bertahap.

Telinga memiliki mekanisme otomatis untuk memperbaiki masalah dan menyingkirkan dengingan tak menyenangkan ini.

Ada sebuah saraf dalam telinga yang bertugas untuk memberitahu saraf pendengaran dan/atau sel rambut untuk menghentikan ulahnya.

Dibutuhkan setidaknya 30 detik untuk mekanisme ini mulai melakukan perbaikan dan mengirim pesan yang diperlukan otak untuk menekan deringan. Setelah pesan saraf dikirim dan diterima, suara-suara fana akan memudar.

Kita dapat mengetahui bahwa reaksi ini telah terjadi karena sering disertai dengan sedikit penurunan kepekaan pendengaran (seperti suara latar belakang atau lingkungan sekitar kita dengar tiba-tiba jadi lebih tenang), diikuti oleh perasaan penuh di telinga.

Biasanya diperlukan waktu sekitar satu menit untuk proses ini sampai sepenuhnya selesai.

Jika penyebab tinnitus Anda dapat ditemukan, pengobatan yang khusus ditargetkan untuk kondisi tersebut dapat membantu memulihkan tinnitus Anda --- misalnya, mengangkat tumpukan kotoran telinga.

Akan tetapi, seringnya tinnitus tetap berlanjut setelah kondisi yang mendasarinya telah diobati. Dalam kasus seperti ini, terapi lain --- baik konvensional dan alternatif --- seperti terapi suara, CBT, atau terapi pelatihan tinnitus (TRT) dapat memberikan solusi menenangkan baik dengan mengecilkan atau menutupi suara yang tidak diinginkan.

Kita juga dapat menggunakan tips-tips mandiri, seperti teknik relaksasi atau melakukan tindakan tidur sehat, untuk membantu mengelola keluhannya.

Pencegahan terjadinya tinnitus dilakukan dengan mengurangi faktor2 risiko yang dapat mencetuskan terjadinya tinnitus seperti mengurangi paparan bising (contohnya penggunaan ear plug pada pekerja pabrik, pembatasan mendengar musik dengan suara kencang terlalu lama), menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan kerusakan telinga dalam, kontrol dan monitoring rutin tekanan darah.

Dalam prespektif islam, kita dianjurkan untuk sebaiknya berbaik sangka ketika telinga kita berdenging seperti ada lebah atau nyamuk yang terbang berputar-putar di dalam lubang telinga yang tidak seberapa luas itu. Dikutip dari Nuonline.or.id suara tersebut adalah peringatan bagi orang yang mengalaminya untuk ingat kepada Rasulllah dan membaca sholawat kepadanya. Sebagaimana sabda Rasullah sebagai berikut

-

 "Jika telinga salah seorang di antara kalian berdengung, maka hendaknya ia mengingatku (Rasulullah saw), membaca shalawat kepadaku, dan mengucapakan: dzakarallahu man dzakarani bi khairin (Semoga Allah swt mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan)". (H.R. al-Hakim, Ibn as-Sinni, at-Thabarani) Dalam mengomentari sabda di atas, az-Zaila'i menyatakan bahwa dalam hadits tersebut mengandung bahwa tidak hanya sekedar mengingat Rasulullah saw tetapi juga bershalawat kepadanya dan mengucapkan: dzakarallahu man dzakarani bi khairin.

Mochammad Azki Adzikri-Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun