Mohon tunggu...
Isa Azahari
Isa Azahari Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultant SDM

Pemerhati Pembangunan Ibukota Negara Baru. Ngakunya milenial dan Ingin berkontribusi lebih.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ibu Kota Negara Baru sebagai Model Kota Madani nan Modern

17 Maret 2020   21:44 Diperbarui: 17 Maret 2020   23:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nantinya IKN harus menjadi contoh berkehidupan bernegara yang memenuhi tuntutan peradaban dan masyarakat yang mendambakan tatanan sosial yang ideal. IKN harus bisa tampil dan mempunyai kekuatan moral untuk jadi rujukan bagi-bagi kota-kota dan daerah lain di Indonesia. Penulis merasa perlu mewacanakan ide ini karena tanpa mempersiapkan dan mengantisipasi hal-hal ini maka makna sebagai IKN akan luntur. 

Untuk memenuhi kriteria itu maka IKN baru tentunya harus hadir secara istimewa, berkarakter, bermoral, dan modern. Semua dapat dirangkum harus bisa tampil sebagai Kota Madani dan Modern.

Apa saja ciri-ciri IKN yang Madani dan Modern? 

Interaksi Sosial yang Ideal. Di mana setiap warga negara selain tahu kewajiban sebagai warga ibukota juga harus bisa berperilaku baik, bermoral dan saling menguatkan (mutual reinforcing) antar sesama warga. Sehingga peluang timbulnya perilaku negatif dapat diminimalisir dengan sendirinya.

Untuk mencapai tujuan itu harus digalakkan banyak interaksi antas warga di satu komplek atau komunitas dan dilanjutkan dengan interaksi antar komplek. Isi pertemuan bisa berupa ajang saling mengenal, ramah tamah, diselingi event: pakar berbicara, bazar, cooking coach, art performing, games dll.

Penguatan perilaku diharapkan timbul dimana bila ada satu keluarga atau individu yang jarang bergaul akan menyadari "kekurangannya". Dan mau tidak mau harus ikut terlibat dengan acara dan kegiatan warga. 

Di sini jangan ada yang merasa jaim karena kedudukan dan pangkat. Masing-masing warga harus tahu bahwa pikiran seperti itu harus dibuang jauh-jauh karena justru menghambat interaksi dan menularkan contoh yang negatif.

Ramah Kepada Tamu. Setelah berperilaku sosial dengan sesama komunitas, diharapkan sikap kepada warga pendatangpun para pemukim harus bisa menunjukkan sikap ramah dan peduli. Baik pendatang dalam rangka urusan dinas, maupun pendatang yang sekedar bertamu, juga kepada melancong (turis).

Warga pemukim harus bisa menunjukkan sikap bahwa mereka bersedia diminta bantuan apapun dan bisa memberikan jawaban, saran atau solusi atas kesulitan mereka. Perilaku pemukim harus memberikan kesan positif dan citra yang baik. Buang jauh-jauh sikp mencurigai, berprasangka buruk, acuh dll.

Sebaliknya warga pemukim juga tidak segan-segan menegur (mengingatkan) kepada warga pendatang / tamu bila menemukan sikap dan perilaku mereka yang tidak pantas, mulai dari sembarang merokok, buang sampah, meludah, bicara keras dan vulgar hingga perilaku asosial seperti: marah-marah di tempat umum, merusak fasilitas umum, merusak tanaman, bermuka ketus dan perilaku-perilaku lain yang tidak bersahabat. 

Excellent Servicing City. Kota dengan pelayanan istimewa. Selain memiliki warga kota yang ramah (hospitally people), sarana publik dan sentra pelayanan diisi dengan insan-insan yang sudah terlatih dan handal dalam melayani dengan baik dan tulus.

Secara kepribadian mereka memang dipilih yang mempunyai jiwa melayani dengan tulus. Karena mereka memang digaji dan diberi reward untuk itu. Warga pemukim dan pendatang benar-benar diperlakukan sebagai tamu kehormatan.

Selayak mereka menyewa kamar suite di hotel bintang lima. Pelayan toko, pelayang resto, rumah sakit, petugas patroli, dsb tersedia dan selalu bersedia melayani dengan penuh keramahan. 

Bersih, Tertib, Aman dan Nyaman Maksimal. Iya harus maksimal, kalau biasa-biasa saja bukan kota istimewa namanya. Kesemua aspek yang disebutkan diatas sudah diprogram dan dilaksanakan serapi mungkin. Keberssihan, ketertiban, keamanan dan kenyamanan dipantau terus menerus dan dilakukan penyisiran secara berkala secara berkala.

Sebagai contoh: (seperti di bandara negara tetangga) petugas kebersihan rutin turun melakukan pembersihan walau secara kasat mata tidak ada yang kotor, tapi pekerja tersebut tetap melakukan SOP pembersihan. Lantai disapu, pegangan pintu dan railing tangga dilap, kaca-kaca dibeniingkan dll. Tentunya dengan menggunakan alat pembersih modern.

Kota Berteknologi Tinggi (Hi-Tech City). IKN nantinya akan dipenuhi aplikasi teknologi canggih. Teknologi hasil penemuan dan inovasi yang sudah teruji akan diterapkan dan digunakan untuk melengkapi fasilitas kota. Penggunaan teknologi tinggi tentu saja sudah diperhitungkan baik-baik dari segi keamanan maupun dari segi kelayakannya. 

Teknologi Terapan yang digunakan terutama menyangkut pelayanan dan fasilitas umum seperti: Transportasi, Komunikasi, Sistem Perkantoran, Keamanan, Penataan kota, Logistik Rumah Tangga, Pelayanan Perbankan, Pelayanan Rumah Sakit dll.

Kota Referensi Dunia (Refferal World Class City). Hal ini sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo bahwa, "IKN nanti tidak hanya hadiah bagi bangsa tapi juga akan jadi hadiah bagi dunia". Implikasi dari ucapan presiden itu kira-kira bahwa IKN nanti akan menjadi percontohan dan pusat studi banding bagi kota-kota diprovinsi lain dan juga bagi negara lain di seluruh dunia. IKN nanti akan dijadikan rujukan tentang bagaimana merencanakan, membangun dan mengelola kota masa depan.

IKN juga melengkapi diri dengan berbagai Pusat Studi seperti Balai Konservasi Alam. Yaitu tempat dimana spesies langka baik endemik maupun species dari luar akan dilakukan pemuliaan dan pembiakan. Sehingga nantinya bila sudah waktunya akan dilepas-liarkan, baik flora maupun fauna.

Sebagai kota referensi dunia maka IKN harus dilengkapi Perguruan Tinggi yang akan melakukan penelitian, inventarisis dan mengajarkan ilmu pengetahuan. 

IKN harus hadir sebagai sentra atau agen perubahan sistem pembaharuan dan pembaharuan sistem. IKN akan memberikan contoh bagaimana mengelola aset nasional dan daerah, bagaimana membuat dan melaksanakan sistem kontrol yang baik, bagaimana menangani cara mensosialisasikan program, bagaimana cara mengedukasi masyarakat dll. Itu semua harus dibuat demi untuk terwujudnya Kota yang Madani. 

Terkesan apa yang penulis sampaikan sangat utopis, dan menang harus begitulah tintutan sebagai IKN baru. Kalau tidak maka akan jadi kota yang biasa-biasa saja. Dan visi moral dari pencetus jadi sia-sia. 

Pembangunan IKN baru harus jadi momentum bagi bangsa ini untuk bangkit. Tidak sekarang kapan lagi.

Wassalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun