Mohon tunggu...
Sunaryo Kaimuddin
Sunaryo Kaimuddin Mohon Tunggu... -

Sunaryo Kaimuddin..Lahir di Pulau Makasar, 17 November 1987, Seorang Alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

FPPM Ke IV Tahun 2011 Akan Go Internasional

1 Mei 2011   14:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:11 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Festival Perairan Pulau Makasar (FPPM) yang selama ini dilaksanakan bertujuan untuk menarik perhatian wisata manca negara, dan sesuai kesepakatan semua pihak, baik pemerintah Bau-Bau, Propinsi dan masyarakat, FPPM ke IV akan Go Internasional, dan menjadi festival yang bisa menjual Bau-Bau ke masyarakat dunia. Ungkap Walikota Bau-Bau, Drs. H. Mz Amirul Tamim M.Si kepada Wartawan K.TV Jepang, Moon Woo Seok (Produser K.TV) dan kontributor K.TV Jepang Dara Ayunda juga kepada wartawan lokal dirujab Walikota Bau-Bau (21/7).

“Untuk mendukung rencana tersebut, beberapa rangkaian kegiatan FPPM dikemas bertaraf nasional, termasuk bagaimana keindahan terumbu karang laut Bau-Bau sebagai tempat daifing, kesediaan areal snorkeling, lomba perahu naga yang akan dibuka untuk kontingen luar negeri dengan mengundang negara Korea ataupun negara lain untuk bisa hadir pada FPPM ke IV , maupun untuk peserta lomba renang,” ungkap Walikota.

Atraksi budaya juga akan diadakan pada FPPM ke-IV, baik tuturangiana andala maupun mataa yang diselenggarakan masyarakat Sorawolio atau X Cia-Cia yang tinggal di Bau-Bau. Selain itu beberapa kegiatan parde kapal nelayan dari seluruh kabupaten Kota Se-Sultra. Yang paling menarik FPPM ke IV nanti akan dilaksanakan pada malam hari dengan berbagai kembang apai yang akan menghiasi teluk Bau-Bau . dan perahu naga juga akan di hiasi dengan lampu-lampu, “ini akan menjadi panorama yang indah karena sebelumnya pengunjung akan melihat sanset kemudian malam harinya menyaksikan kembang api di laut dari Bukit Wantiro.

Dijelaskan FPPM bertujuan untuk mengangkat sejarah Pulau Makasar, kenapa pulau tersebut dinamakan Pulau Makasar sementara Makasar sendiri berada di Sulawesi Selatan, “ini berarti tidak terlepas dari bagian sejarah panjang masa lalu dimana Bau-Bau adalah salah satu titik daerah yang menjadi titik perhatian bangsa-bangsa lain di dunia pada waktu itu. Bau-Bau adalah sebagai pusat peradaban kesultanan Buton, sehingga Bau-Bau perlu melakukan peran penting dari perhelatan sejarah masa lalu.

Ditambahkan, Bau-Bau memiliki posisi strategis yang menghubungkan beberpa titik - titik penting pada waktu itu, ketika beberapa negara menjadikan maluku sebagai salah satu tujuan untuk mengambil rempah-rempah. Disamping maluku ada beberapa kerajaan seperti ternate Goa dan beberapa kerajaan nusantara, untuk mecapai kerajaan ini negara eropa harus melewati kesultanan Buton, dimana kala itu kesultanan Buton terletak di Bau-Bau. “ tetepi peran penting Bau-Bau bukan saja dimasa lalu tetapi sampai saat ini dan masa yang akan datang Bau-Bau masih strategis, olehnya Bau-Bau harus mengangkat apa yang menjadi sumber yang menjanjikan bagi masyarakat Bau-Bau, misalnya teluk Bau-Bau mempunyai terumbu karang yang cukup menjanjikan, kemudian ada beberapa jenis ikan yang berbeda dengan tempat lain dengan demikian pada Festival PUMA dilakukan refitalisasi teluk Bau-Bau, potensi untuk tempat melahirkan atlit dayung,”itulah kemasan kegiatan FPPM dengan mengangkat potensi yang ada, sebagai alternatif kunjungan fisata dikawasan ini.

Beberapa latar belakang yang ingin diungkap pada FPPM, menurut Walikota diantaranya sejarah kebudayaan Buton dengan berbagai ritual yang ada sebagai motifasi dan spirit bagi masyarakat akan budayanya, antara lain dengan menampilkan tuturangianandala (memberikan sesajen di laut) dan ini diyakini oleh masyarakat. Tetapi tujuan utamanya ialah kita ingin memperlihatkan bahwa kita memiliki budaya. Inilah rangkaian pertama mengungkapkan budaya. Selanjutnya melakukan lomba dayung, hal ini karena Bau-Bau, Buton atau Sultra secara keseluruhan merupakan tempat atlit-atlit dayung nasional bahkan internasional, olehnya kita selenggarakan lomba perahu naga, dengan tujuan selain untuk ajang hiburan, juga bertujuan untuk mencari prestasi dan bibit-bibit unggul, sehingga pada FPPM kali ini, kita membuka tournamen dengan mengajak atlit daerah lain. Selain itu lomba sampan tradisional dari pulau makssar ke pulau Buton, selain itu juga lomba renang dari Puma ke pesisir pantai Kokalukuna. (nur Kominfo)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun