Mohon tunggu...
Gungdinda
Gungdinda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Communication Student

Suka mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia Semakin "Hot" Sejumlah Daerah Alami Kejadian Tak Terduga

26 Oktober 2023   13:05 Diperbarui: 27 Oktober 2023   08:19 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: TikTok/localbali_)

Seperti yang diketahui, Indonesia saat ini mengalami periode yang sangat kering, lebih kering dan panas daripada musim kering biasanya. Fenomena El Nio dan IOD Positif menyebabkan peningkatan ekstrim dalam suhu dan penurunan jumlah hujan yang normal.

Sebuah kejadian menarik terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali berawal pada Sabtu (21/10/2023) malam.

Kabut tebal misterius muncul menggemparkan warga setempat dan memicu kekhawatiran, pasalnya kabut tersebut muncul di wilayah pesisir yang merupakan daerah panas. 

Beberapa warga setempat menduga bahwa kabut tersebut merupakan dampak dari kebakaran TPA Suwung, namun salah seorang warga yang bekerja di daerah tersebut menyampaikan bahwa kabut tersebut bukan dampak dari kebakaran. Kabut tersebut lebih kepada kabut dingin layaknya saat berada di daerah pegunungan dan kabut tersebut tidak menyebabkan udara menjadi buruk.

"Kabutnya lebih ke kabut seperti di daerah Kintamani gitu, dan sepertinya bukan kabut karena kebakaran di TPA Suwung soalnya tidak beraroma" ungkap Agung Oka pada, Selasa (24/10/2023).

Prakirawan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Kadek Setiyawati menyampaikan bahwa kejadian ini merupakan jenis kabut adveksi. 

Adveksi merupakan proses horizontal yang mengambil panas, kelembaban, dan salinitas dari permukaan laut dan kemudian diuapkan sehingga bisa mengembun dan membentuk kabut. Hal ini juga didukung oleh angin di sekitar permukaan yang lemah sehingga kabut bisa tampak dengan jelas.

Pada musim kemarau tinggi seperti beberapa waktu terakhir, kondisi ini dapat mempengaruhi kejadian kabut seperti yang terjadi di Uluwatu. Namun ia menegaskan, secara umum kabut dapat terjadi kapan saja tergantung jenisnya, dan kabut adveksi dapat muncul sewaktu-waktu jika kondisinya memungkinkan dan proses pembentukannya terpenuhi.

Setiyawati juga menjelaskan, kejadian ini merupakan kejadian yang wajar terjadi saat musim kemarau tinggi, sehingga warga tak perlu khawatir. Dampak kabut berupa terbatasnya jarak pandang juga bersifat sementara. Ia menghimbau masyarakat untuk berhati-hati jika berada di area yang kabutnya dapat mengurangi jarak pandang.

Selain suhu panas yang terjadi di daerah Bali. Kota Semarang juga mengalami kenaikan suhu udara yang menyebabkan Kota Semarang menjadi salah satu kota terpanas di Indonesia. Analisis meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi dasar informasi tersebut. 

Menurut data yang dirilis oleh AccuWeather (6/10/2023), Kota Semarang akan memiliki suhu tertinggi 39 derajat Celcius, menurut Iis Widya Harmoko, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Semarang. Ini adalah suhu paling panas di Jawa Tengah saat ini, jelasnya Rabu (4/10/2023).

Terbukti dari pemaparan salah seorang mahasiswi Universitas Diponegoro, Diva Saraswati yang ingin membuktikan suhu di sekitar tempat tinggalnya pun melakukan eksperimen menggoreng telur tanpa menggunakan kompor. Ia memanfaatkan panasnya matahari untuk menggoreng telur.

Di luar ekspektasi, telur yang didiamkan selama dua setengah jam pun matang sempurna di wajan penggorengan berisi minyak yang diletakkan di pekarangan rumahnya dan dipanaskan di bawah teriknya sinar matahari.

(Sumber: Dokumen Diva Saraswati)
(Sumber: Dokumen Diva Saraswati)

"Dari Oktober awal itu memang sudah panas banget, awalnya saya lihat konten TikTok dari warga Semarang juga, dia goreng telur di bawah sinar matahari lalu telurnya matang. Saya iseng lalu ikut coba juga kemarin, eh nggak taunya berhasil. Sebegitu panasnya memang Semarang" ujarnya melalui telepon pada, Senin (23/10/2023).

Suhu panas di daerah Jawa Tengah tidak hanya terjadi pada tahun ini. Dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah Jawa Tengah sempat mempunyai suhu terpanas yang pernah ada, yaitu 39,5 derajat Celcius pada tahun 2015, dan 39,4 derajat Celcius pada tahun 2019. Dan kembali terjadi pada 2023 ini.

Panasnya suhu di Kota Semarang membuat Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengeluarkan imbauan penting kepada warga kota, dengan mengingatkan warga untuk membatasi aktivitas luar ruangan yang tidak penting. Imbauan ini muncul karena panas yang tinggi, yang mencapai suhu 38--39 derajat Celcius di Kota Semarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun