Mohon tunggu...
29_ Mela Aprilya
29_ Mela Aprilya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah orang yang suka untuk mencari tahu tentang hal - hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Agama

31 Januari 2023   10:11 Diperbarui: 31 Januari 2023   10:25 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan suatu bangsa. Saat ini isu tentang kesehatan mental banyak diperbincangkan, khususnya di kalangan mahasiswa. Menurut (Massuhartono & Mulyant, 2018) Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan yang berarti seseorang dikatakan sehat apabila seluruh aspek dalam dirinya dalam keadaan tidak terganggu baik tubuh, psikis maupun social. Kesehatan mental sendiri merupakan dua kata yang diterjemahkan dari istilah Mental Hygiene, yakni disiplin ilmu yang meneliti kesehatan jiwa yang fokus utamanya manusia karena menjadi objek materi dan masalah-masalah atau berbagai persoalan yang dihadapi menjadi objek formalnya.

Berdasarkan hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), sebanyak satu dari tiga remaja berusia 10-17 tahun di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Jumlah itu setara dengan 15,5 juta remaja di dalam negeri. Untuk menghindari gangguan kesehatan mental pada remaja maka diperluka pedoman yang kuat pada setiap diri. Pedoman yang dapat digunakan yaitu agama. Remaja yang memiliki pegangan agama yang kuat maka mampu mengatasi masalah dalam hidup mereka, peningkatan rasa syukur, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, menjaga hubungan dengan lingkungan dan Tuhannya sehingga cenderung memiliki standar kesehatan mental yang baik.

Menurut data angket 5 pertanyaan terhadap 33 mahasiswa didapatkan hasil sebagai berikut :

Pada pertanyaan "Apakah kamu mengetahui definisi kesehatan mental menurut agama islam?"

Dari data diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa dari 33 mahasiswa yang telah mengisi Google Form kemarin menyatakan bahwa 9 mahasiswa yang paham mengenai apa itu kesehatan mental dalam Islam dan sisanya sebanyak 24 mahasiswa menyatakan cukup paham mengenai definisi kesehatan mental menurut agama Islam. Mahasiswa diharapkan paham mengenai definisi kesehatan mental menurut Islam, dikarenakan jika dikaitkan dengan keimanan dan kepercayaan dalam islam kesehatan mental mempunyai hubungan terikat dan terhubung pada kesehatan mental manusia.

Pada pertanyaan "Seberapa penting peran agama Islam dalam pengaruh kesehatan mental mahasiswa?"

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 33 mahasiswa. 13 mahasiswa menjawab penting dan 20 mahasiswa lainnya menjawab sangat penting mengenai peran Islam dalam pengaruh kesehatan mental mahasiswa. Penganggapan mengenai seberapa pentingnya peran islam dalam kesehatan mental sangatlah dibutuhkan. Jika mahasiswa menganggap peran islam sangat penting dan dibutuhkan maka bisa dikatakan mahasiswa tersebut percaya dengan perspektif islam mengenai kesehatan mental.

Pada pertanyaan "Jika anda merasa cemas akan sesuatu, apa yang biasa dilakukan?"

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dari 33 mahasiswa. 14 mahasiswa menjawab untuk memendam sendiri ketika cemas akan suatu hal, 6 mahasiswa akan bercerita kepada orang lain jika merasa cemas akan suatu hal dan sebanyak 13 mahasiswa lainnya membaca Al-Quran ketika sedang merasa cemas akan sesuatu.  Sebenarnya banyak cara yang biasanya dilakukan saat cemas entah itu melakukan hal positif maupun negatif. Namun sebagian besar hal yang dilakukan menurut survei tersebut menunjukkan masih sedikit mahasiswa yang melampiaskannya dengan membaca Al-Quran.

Pada pertanyaan "jika mendengar lantunan ayat suci Al-Quran, apa yang anda rasakan?"

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 33 mahasiswa. 31 mahasiswa menjawab hati terasa tenang jika mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran, sedangkan sebanyak 2 orang lainnya merasakan biasa saja ketika mendegarkan lantunan ayat suci Al-Quran dan 0 Mahasiswa yang menjawab gelisah ketika mendengar lantunan ayat suci Al-Quran. Pengaruh positif yang didapatkan dari mendengar ayat suci Al-Quran ialah salah satunya hati akan terasa tenang saat mendengarnya, dari hasil survei tersebut bisa kita lihat hampir seluruh mahasiswa yang mendengarkan ayat suci Al-Quranpasti hatinya merasa tenang.

Pada pertanyaan "Jika Alah SWT memberikan ujian kepada kita, bagaimana yang seharusnya kita lakukan?"

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 33 mahasiswa. 32 mahasiswa menjawab sabar dan tawakal ketika sedang diberikan ujian dari Allah SWT, sementara 1 mahasiswa lainnya menjawab menyerah ketika diberikan ujian dari Allah SWT dan 0 Mahasiswa yang menjawab menyalahkan situasi ketika diberikan ujian dari Allah SWT. Dari hasil survei tersebut hampir seluruh mahasiswa menjawab sabar dan tawakkal ketika diberikan ujian dari Allah SWT.

Adanya gangguan kesehatan mental pada mahasiswa memberikan pengaruh yang besar terhadap mahasiswa. Mahasiswa dapat mengalami beberapa pengaruh yang nantinya membuat kegiatan belajar akan terganggu. Pengaruh yang terjadi pada mahasiswa ada 4 diantaranya yaitu :

Perasaan               : Gangguan kesehatan mental membuat seseorang akan merasakan cemas, sedih yang tak beralasan, mudah memiliki rasa marah, gampang putus asa, merasa tertekan, dan sebagainya.

Pikiran                  : Seseorang yang mentalnya sudah mulai terganggu maka akan sulit untuk memusatkan perhatian, mudah lupa, dan kemampuan (daya) piker yang mulai berkurang karena dia tidak bisa focus.

Kelakuan             : Kesehatan mental yang terganggu akan mengakibatkan penderitanya memiliki perilaku yang nakal, melakukan penganiayaan pada diri sendiri bahkan orang lain, dan pendusta.

Kesehatan badan  : Biasanya pada penderita gangguan kesehatan mental menderita penyakit jasmani yang penyebabnya bukan dari gangguan pada jasmaninya.

Untuk menghindari banyaknya kasus gangguan kesehatan mental pada anak dibutuhkan pembinaan agama yang baik dimulai dari kecil sehingga nantinya saat tumbuh dewasa menjadi bekal untuk menjalani kehidupannya. Jika seseorang tersebut telah mendapatkan pembinaan agama yang baik sejak kecil maka dampak positif yang didapatkan yaitu jiwanya akan menjadi kuat, teguh dalam berpendirian dan mantap dalam keyakinannya kepada Tuhan. Dan akibatnya jika perasaan agama telah meresap dalam jiwa dan tidak dicampuri dengan keraguan akan menghasilkan amal, kebajikan dan keutamaan yang akan membawa manfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungan. Pembinaan pada anak sejak kecil sangatlah dibutuhkan karena nantinya anak -- anak itulah yang akan menjadi penerus bangsa ini.

Ibadah keislaman yang meningkatkan kesehatan mental, moral, dan perilaku, memacu perkembangan kecerdasan emosional pada anak dan remaja. Berkaitan dengan hal itu, peran orang tua dalam perkembangan emosional anak sangat dibutuhkan agar fungsi pengawasan dan motivasi berjalan baik karena orang tualah yang dapat mendampingi dan mengembangkan kecerdasan anak semaksimal mungkin. Perkembangan anak, dan khususnya remaja pada aspek perkembangan emosionalnya tercapai dengan baik dan sempurna (Tambak, S., & Helman, H., 2017). 

Kualitas Ibadah yang baik pada mahasiwa maka itu menjadi salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pendekatan diri disini yang dimaksud yaitu mahasiswa nantinya mempunyai pendirian yang kuat, mereka tidak akan mudah terpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya dan orang terdekat bahkan teman -- temanya yang bisa saja membawa pengaruh buruk. Dengan cara itu mahasiswa dapat meningkatkan ibadah sekaligus sebagai cara untuk mengembangkan kesehatan mental yang baik.

Pembinaan mental melalui agama tersebut dapat diajarkan oleh orang tua dengan cara membiasakan anak untuk selalu hidup dengan rukun dan damai serta mulai menerapkan untuk menjauhi larangan -- larangan dari Allah. Selain itu, dengan menjalankan semua perintah Allah seperti shalat berjamaah, berdzikir, membaca Al-Qur'an maka kesehatan mental dapat meningkat khususnya untuk membentuk kecerdasan social dengan lingkunganya. Dzikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang sebab dzikir mendorong seseorang untuk mengingat. 

Dzikir juga dipercaya sebagai bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan pasien bagaimana cara ia harus beristirahat dan bersantai (Mujib, Abdul &  Mudzakir, J, 2001).Dengan demikian agama memiliki peranan yang sangat besar dalam kesehatan mental seseorang. Dengan agama manusia bisa menjadikanya untuk kehidupannya sehingga nantinya hidup yang dijalani tidak menjadi berantakan, karena saat ada masalah ingat bahwasanya Allah akan selalu ada untuknya.

Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental pada mahasiswa saat ini sudah cukup banyak. Namun, agama bisa menjadi solusi untuk mengurangi atau mencegah semakin banyaknya kasus gangguan kesehtatan mental tersebut. Terbukti dengan adanya agama yang kuat pada diri seseorang tersebut maka orang tersebut mampu mengatasi permasalahan dalam kehidupan yang sedang mereka alami, bersyukur, produktif, menyesuaikan diri dengan lingkungan, menjaga hubungan dengan lingkungan dan Tuhannya sehingga cenderung memiliki standar kesehatan mental baik. Selain itu, dari penjelasan ditas kita mendapatkan satu cara terapi yaitu dengan cara berdzikir, karena dzikir dipercaya sebagai bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan pasien bagaimana cara ia harus beristirahat dan bersanta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun