Mohon tunggu...
I Wayan Andre Wahyu Eka Putra
I Wayan Andre Wahyu Eka Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I'm a Student of Political Science at Udayana University. I'm a Part of Malleum Iustitiae Institute and Head Departement of Defence and Security Malleum Iustitiae Institute

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Struktural di Myanmar: Indonesia, Junta Militer, dan Teori Konflik Ralf Dahrendrof

14 November 2023   07:49 Diperbarui: 14 November 2023   11:27 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selasa, 17 Oktober 2023 Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mengirimkan laporan kepada Ombudsman Republik Indonesia (ORI) mengenai dugaan penjualan senjata api oleh pemerintah Indonesia kepada Junta Militer Myanmar. Koalisi sipil melaporkan kepada Ombudsman tentang peran tiga perusahaan swasta (PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia) dalam dugaan pengiriman senjata api ke Myanmar. Mokhammad Najih, ketua ORI, mengatakan bahwa mereka akan mengkaji laporan tersebut dan berbicara dengan koalisi masyarakat sipil terkaitnya. ORI juga akan berbicara dengan Komnas HAM tentang masalah suplai senjata.

"Bahwa jika secara formal pemerintah benar-benar melakukan seperti apa yang disampaikan Koalisi Masyarakat Sipil tadi tentu akan sangat bertentangan dengan Konstitusi," kata Najih di kantor ORI, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (17/10).

"Ombudsman akan bekerja sesuai dengan domain wilayah kerjanya dan jika ada irisan dengan lembaga lembaga lain tentu juga akan bekerja sama dengan lembaga terkait," sambungnya.

TEORI KONFLIK RALF DAHRENDORF

Salah satu teori sosiologi yang mempelajari konflik sosial dalam masyarakat adalah teori konflik kepentingan, yang dikembangkan oleh sosiolog Jerman Ralf Dahrendorf pada tahun 1959 dalam bukunya yang berjudul "Kelas dan Konflik Kelas dalam Masyarakat Industri." Dalam teori ini, ketidaksetaraan dalam masyarakat industrial menyebabkan konflik social. Menurut Dahrendorf, masyarakat terdiri dari berbagai lapisan dan kelas sosial. Dia membagi konflik dalam masyarakat menjadi dua kategori: konflik antar-kelas dan konflik dalam kelas. Jenis pertama terdiri dari konflik yang terjadi antara kelompok sosial yang memiliki kepentingan yang berbeda dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah konflik dalam masyarakat kapitalis antara kelas pekerja (atau proletariat) dan kelas pemilik modal (atau borjuis).

Menurut teori Dahrendorf, konflik dalam kelas adalah konflik yang terjadi di dalam kelompok sosial atau kelas, yang disebabkan oleh ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya atau perbedaan status sosial. Dia mengakui bahwa konflik adalah bagian alamiah dari masyarakat, dan jika ditangani dengan benar, mereka dapat berdampak positif. Dahrendorf juga menggambarkan bahwa ketidaksetaraan dan konflik adalah hal yang tak terhindarkan dalam masyarakat industrial modern, tetapi penting untuk mencapai keseimbangan dalam masyarakat. Dia menekankan pentingnya peran lembaga sosial, seperti hukum dan pemerintah, dalam mengatur konflik dan menjaga stabilitas sosial.

Dalam kasus ini, kita dapat melihat adanya ketidak setaraan kelas yang terjadi karena konflik. Serta munculnya kelas social pasca industri yang membuat konflik menjadi suatu hal yang dianggap berdampingan dengan Masyarakat serta konflik tidak akan dapat dihindari akibat adanya kepentingan. Konflik antara Aung San Su Kyii dengan militer akibat adanya perbedaan kepentingan yang bersifat horizontal. Aung San Su Kyii memiliki tujuan agar pemerintah militer sebelumnya berkuasa agar memiliki rasa keadilan terhadap pihak yang berseberangan dengan mereka, selain itu Aung San Su Kyii memiliki kepentingan agar Myanmar hidup di bawah payung demokrasi serta memberikan kebebasan bagi masyarakatnya. Tetapi konflik vertikal antara Aung San Su Kyii dengan Etnis Rohingya mempunyai kepentingan untuk mengutamakan etnis asli Myanmar dalam setiap akuisisi terhadap konsumsi publik serta menindas etnis yang dianggap tidak asli Myanmar. Konflik dengan Militer akibat adanya perbedaan cara pandang bernegara, Aung San Su Kyii berpegang teguh pada Demokrasi konservatif sedangkan Militer Junta memiliki cara bernegara ala Fasisme.

Dalam kasus Indonesia, terdapat kasus konflik yang bersifat positif, dimana konflik ini memberikan keuntungan pada pabrik senjata BUMN Indonesia, DEFEND ID. Keuntungan dari hasil penjualan atau memasok senjata ini akan memberikan keuntungan bagi industri senjata indonesia. Hal ini sama seperti halnya Amerika ketika konflik Ukraina dan Rusia yang memasok senjata hingga ratusan juta dollar ke Ukraina. Bagi industri senjata, terjadinya konflik merupakan suatu keuntungan bisnis yang menjanjikan meskipun banyak darah yang menjadi korban. Sebut aja seperti Blackrock dan Vanguard yang merupakan industri kontraktor pertahanan yang selama ini menjalankan state missionnya Amerika Serikat.

 

DAFTAR PUSTAKA :

Lubina, M. (2019). The Moral Democracy. The Political Thought of Aung San Suu Kyi. Wydawnictwo Naukowe Scholar Sp. z oo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun