Kesadaran Bangsa Indonesia sendiri masih kurang dalam memahami makna kemerdekaan Indonesia bahwa Indonesia merdeka di atas berbagai macam agama, kulit, baju adat, rumah adat, budaya dari sabang hingga merauke.
Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/perwakilan
Musywarah sebagai wadah demokrasi, di mana setiap orang tanpa terkecuali bebas dalam mengungkapkan pendapat dan suaranya  dalam jalannya Bangsa Indonesia.Â
Tidak sedikit di mana bahwa demokrasi tidak diterapkan sepenuhnya. Suara yang dibungkam, disabotase, tidak didengar dan tidak mewakili suara lisan maupun hati dari rakyat itu sendiri di mana harusnya rakyat Indonesia adalah pemegang kekuasaan tertingginya.
Sila Kelima:Â Kemanusiaan yang adil dan beradab
Dalam perikemanusiaan kepada manusia haruslah adil dan dengan adab sesuai dengan norma dan moral yang berlaku. Rakyat Indonesia sendiri bahkan atasnya terkadang bagaimana menyikapi manusia yang adil dan beradab.Â
Bagaimana manusia atas menyikapi mansia yang dibawahnya kadang melenceng dari norma dan moralnya. Seorang yang kaya kadang lebih adil dan beradab kepada hewan peliharannya namun menginjak derajat manusia yang terlantar di luar sana. Lupa memanusiakan mansuia dan lebih menerapkan adab kepada yang harusnya diutamakan kepada sesama manusia.
Sebagai bangsa Indonesia yang berdasar negara dan berpandangan pancasila haruslah menyesuaikan sikap dan apa yang telah digambarkan dalam dasar negara Pancasila.Â
Pendidikan Pancasila sangatlah penting mendidik anak dan generasi muda sehingga ndi masa depan Indonesia masih sama sesuai dasarnya dan tetap berada dalam garis yang lurus. Pancsila harus diterapkan di setiap sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.