Mohon tunggu...
28_ Rindi Putri Septyasari
28_ Rindi Putri Septyasari Mohon Tunggu... Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan

-

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Motor Listrik untuk Anak: Praktis atau Sekadar Gaya yang Berbahaya?

19 Juli 2025   10:00 Diperbarui: 18 Juli 2025   08:40 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Senangnya Anak Naik Motor Listrik, Tapi Apakah Aman?

Pagi itu, di halaman kompleks perumahan, dua anak kecil melintas dengan motor listrik kecil mereka, tanpa helm dan tanpa pengawasan. Senyum merekah, lampu kelap-kelip, namun ketegangan mencekam ketika salah satu hampir ditabrak motor besar. Fenomena motor listrik anak bukan sekadar tren; ia potret risiko nyata.

Sepeda Listrik Bukan Mainan Ringan

Data dari Satlantas dan MTI memperlihatkan 647 kasus kecelakaan melibatkan sepeda listrik sepanjang Januari–Juni 2024, banyak di antaranya melibatkan anak-anak. Di Surabaya, Satlantas mengingatkan bahwa motor listrik turut menyumbang peningkatan kecelakaan anak di bawah 17 tahun. Bahkan, kasus bocah tanpa helm kejang-kejang usai terjatuh viral di media sosial.

Mengendarai motor listrik terlihat praktis dan “ramah lingkungan”, namun anak-anak belum siap secara fisik maupun mental. Koordinasi otot, kesadaran lalu lintas, dan refleks mereka masih berkembang membuat kecepatan motor kecil pun menjadi momok.

Aturan Sudah Ada, Tapi Prakteknya Minim Teguran

Permenhub No. 45 Tahun 2020 mengatur bahwa motor listrik hanya boleh dikendarai oleh anak usia minimal 12 tahun, dengan helm standar SNI, dan tidak boleh memasuki jalan raya kecuali lajur khusus. Sayangnya, penindakan seringkali tidak konsisten. Warga menyalahkan lemahnya pengawasan dan orang tua yang lalai membiarkan anak berkendara tanpa persiapan .

Praktis versus Bahaya Nyata

Motor listrik terlihat seperti solusi praktis untuk mobilitas anak dalam radius pendek. Tapi tren ini menyembunyikan risiko besar: kecepatan tinggi tanpa kontrol, kecelakaan yang tak terduga, hingga trauma psikologis bagi anak dan keluarga.

Artikel oleh UNESA memaparkan bahwa banyak orang tua belum memahami larangan membawa sepeda listrik oleh anak di bawah 12 tahun dan penggunaan helm, sedangkan risiko jatuh dari kendaraan ini tetap tinggi.

Solusi: Edukasi, Aturan, dan Pengawasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun