Mohon tunggu...
Fadillah Akbar
Fadillah Akbar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Solo Player

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketidakberdayaan Umat Beragama Menghadapi Covid-19

2 April 2020   16:47 Diperbarui: 2 April 2020   16:55 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat ini dunia sedang dalam keadaan darurat dikarenakan menyebarnya pandemi virus covid-19. Pemerintah Indonesia mengintruksikan kepada masyarakat agar melakukan social distancing, yaitu menjaga jarak dengan orang lain agar dapat menghentikan dan menghambat penularan virus. Masyarakat disuruh menjauhi tempat keramaian dan berdiam diri dirumah sampai keadaan di luar membaik. Imbasnya sebagian kegiatan masyarakat terpaksa dihentikan sementara waktu dan di alihkan ke sistem online, seperti sekolah, kuliah, bekerja dan lain-lain.

Semua umat beragama di seluruh dunia kena imbasnya, karena covid-19 tidak menyerang siapa saja tanpa memandang apa agamanya. Bahkan tempat-tempat ibadah pun banyak ditutup dan dibatasi oleh pemerintah untuk mencegah penularan virus.

Tanggal 1 April 2020 Pukul 15.53 WIB dari laman resmi pemerintah tentang penanganan covid-19 tercatat ada 1.677 jiwa positif covid-19, 103 jiwa yang sembuh dan 157 jiwa telah meninggal dunia. Statistik ini sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia. Belum lagi tentang bagaimana kondisi kesehatan orang-orang yang pulang ke kampung halamannya, apakah mereka positif covid-19 atau tidak? Hal tersebut sangat membahayakan terutama untuk penduduk kampung.

Dilansir dari Databoks survey jumlah penduduk Indonesia tahun 2020 mencapai 269,6 jiwa. Berarti ada 269,6 kepala manusia, setiap kepala mempunyai pemikiran yang berbeda-beda dengan yang lainnya. Hal inipun menyebabkan adanya enam agama di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu. Keenam agama tersebut adalah agama resmi dan yang diakui di Indonesia.

Setiap ajaran agama itu pasti berbeda-beda, akan tetapi semua agama di dunia senantiasa mengarahkan manusia kepada kebaikan. Dalam menanggapi masalah virus covid-19 setiap agama memiliki argumen dan tafsirnya masing-masing.

Dalam ajaran Islam musibah yang menimpa seorang mukmin yang taat adalah sebuah cobaan dari Allah SWT. Sedangkan untuk orang kafir itu disebut azab. Meskipun kita meyakini bahwa wabah yang menimpa orang-orang kafir itu adalah azab kita harus tetap menolong dan membantu mereka untuk mencapai kesembuhan. Hal tersebut masuk dalam ajaran Islam, yaitu hablumminnnas yang memerintahkan kaum muslimin untuk selalu berhubungan dan saling tolong menolong sesama manusia dalam perkara kebaikan.

Sebagian umat Kristen ada yang berpandangan bahwa wabah pandemi virus covid-19 adalah peringatan dari Tuhan, supaya manusia kembali kejalan yang benar. Sedangkan bagi mereka yang selalu bermaksiat dan berbuat dosa ini adalah hukuman dari Tuhan. Al-Kitab pun telah meramalkan bahwa di akhir zaman akan ada wabah yang menimpa umat manusia.

Salah satu doktrin Budha adalah karma, yaitu kehendak untuk berbuat. Jika manusia selalu berbuat kerusakan, maka alam pun murka. Wabah yang terjadi sekarang ini pun bisa dikatakan sebagai akibat perbuatan buruk manusia yang selalu memakan hewan liar.

Setelah melihat pandangan masing-masing agama tentang covid-19, bisa kita simpulkan bahwa wabah yang terjadi saat ini adalah kehendak Sang Pencipta. Apakah itu termasuk azab, cobaan dan kejadian alam tergantung dengan bagaimana perspektif manusia memandangnya.

Akibat macam-macam perspektif manusia itulah kemudian muncul slogan "Takut kepada Tuhan, bukan pada covid-19". Argumen seperti ini sungguh tidak benar. Manusia yang beragama pasti senantiasa berdoa kepada Tuhan sebagai tempat untuk menggantungkan harapannya. Tetapi, jangan hanya gara-gara telah berdoa lalu meninggalkan yang namanya usaha.

Maksud usaha disini adalah bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari penyakit menular dan memutus rantai penyebaran virus covid-19. Jika, kita sudah berdoa dan usaha lalu masih saja terkena penyakit menular itu namanya takdir. Terkait dengan korban virus covid-19, para tukang medis telah dikerahkan untuk menyembuhkan mereka, meskipun masih banyak saja korban yang meninggal dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun