Mohon tunggu...
rennnhahahahahahahaha
rennnhahahahahahahaha Mohon Tunggu... Pelajar

electronic diary :V

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terimakasih Suhuku Guru BK Dadakan

21 Juli 2025   19:33 Diperbarui: 21 Juli 2025   19:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini sebenernya pengen banget gue ngamuk, naik darah, banting meja, atau minimal lempar penghapus ke tembok biar bunyinya "plakkk!" dramatis. Tapi ya... hidup nggak bisa segampang itu. Apalagi kalau lo punya suhu. Alias master. Alias orang yang lo hormatin kayak guru spiritual, padahal sekelas juga.

Namanya Galih. Dulu sekelas, sekarang sekelas lagi. Katanya sih... udah punya pacar. Tapi rahasia. Kenapa rahasia? Jangan tanya. PRIVASI, woy. Bukan urusan lo. Udah, skip.

Jadi ceritanya pagi ini gue masuk kelas telat 3 menit. Tiga. Menit. Tapi reaksi temen-temen yang... entahlah, jiwanya tuh kayak SMA Stece 1 banget---versi emak gue, maksudnya---langsung heboh kayak sirene kebakaran.

"WOOOO SEKDIS KOK TELAAAT!!!"
"Eh eh, sie kedisiplinan kelas telat nihhh!"
"Bubar bubar! Sekdis kita udah rusak sistemnya!"

Tahu nggak rasanya diledek gitu? Pengen ngebanting papan tulis

Btw, emak gue bilang SMA Stece 1 itu sekolah perempuan yang katanya homogen banget... tapi "buas." Gaya ledekan mereka tuh kayak udah dilatih dari dini: tajam, cepat, dan nancep di ulu hati. Sakitnya kayak digigit semut api, tapi di hati.

Tapi gue gak sendiri. Di tengah sorakan ala cheerleader ledek versi Stece 1, Galih duduk di pojokan dengan aura tenang kayak biksu. Bener-bener kayak dia udah menguasai jurus anti gibah. Gue liatin dia, dia liatin gue, terus... kita sama-sama diem.

Bukan diem yang awkward. Tapi diem penuh makna.
Kita... menjalani peribahasa: "Anjing menggonggong, kafilah berlalu."

Dan yes, Galih itu "kafilah"-nya. Gue juga. Oke u, kita tetap jalan. Tetap hidup. Tetap ngisi presensi. Tetap ngerjain tugas. Tetap duduk sambil pura-pura mikir. Tapi di dalam hati, gue salut sama dia. Karena gue yakin, di balik rapor dia yang gak ada nilai merahnya, ada jiwa yang tangguh dan nggak gampang goyah.

Mungkin... panggilan suhu buat dia datang dari Bu Puri, guru Biologi gue kelas 10. Waktu itu beliau pernah bilang ke gue, "Kalau kamu nggak bisa ngerti materi, ya tanya temenmu yang ngerti, alias suhumu itu!"

Gue langsung nge-klik: Oke, Galih suhu gue.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun