Mohon tunggu...
Rifda Irbatul Hasanah
Rifda Irbatul Hasanah Mohon Tunggu... 22104080024 Mahasiswi Prodi PGMI

Mahasiswi Prodi PGMI'22

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemanfaatan Lahan Sekitar Pantai Tingkatkan Ekonomi dan Kelestarian Lingkungan

6 Mei 2025   08:42 Diperbarui: 27 Mei 2025   15:44 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara Pihak Pantai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pantai Goa Cemara di Bantul, Yogyakarta, telah menjadi contoh sukses dalam pemanfaatan lahan pesisir yang menggabungkan aspek konservasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Awalnya, kawasan ini hanyalah lahan kosong yang rawan abrasi serta pengikisan gumuk pasir. Namun, masyarakat setempat melihat potensi yang bisa dikembangkan dan berinisiatif untuk melakukan penghijauan dengan menanam sekitar 6.000 pohon cemara udang di lahan seluas 20 hektar. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi dampak abrasi, tetapi juga untuk menciptakan ekosistem yang lebih seimbang dan mendukung kehidupan flora serta fauna di sekitar pantai.

Seiring waktu, keberadaan hutan cemara memberikan dampak yang lebih besar dari sekadar perlindungan lingkungan. Pohon-pohon cemara yang tumbuh subur menciptakan suasana pantai yang teduh dan nyaman, berbeda dengan pantai lainnya yang biasanya memiliki udara panas dan terik. Keindahan alami ini menarik perhatian wisatawan dan secara bertahap kawasan ini mulai berkembang sebagai destinasi ekowisata.

Melihat potensi wisata yang semakin berkembang, masyarakat setempat membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang berperan dalam pengelolaan kawasan Pantai Goa Cemara. Berbeda dengan model pengelolaan wisata yang sering kali dikendalikan oleh pemerintah atau pihak swasta, pengelolaan wisata di Pantai Goa Cemara sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat. Prinsip Community Based Tourism (CBT) diterapkan, di mana masyarakat lokal menjadi aktor utama dalam perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan wisata di kawasan ini.

Warga secara swadaya membangun berbagai fasilitas penunjang seperti akses jalan, area parkir, tempat makan, serta fasilitas umum lainnya untuk mendukung kegiatan wisata. Saat ini, terdapat lebih dari 15 rumah makan yang beroperasi di sekitar Pantai Goa Cemara, semuanya dikelola oleh warga setempat. Selain itu, usaha-usaha lokal seperti warung makan, penyewaan tikar, dan parkir kendaraan turut memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar.

Jumlah wisatawan yang datang ke Pantai Goa Cemara terus meningkat dari tahun ke tahun. Data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa jumlah pengunjung mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan jumlah wisatawan ini juga berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata, yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Pak Rohjiyanto, yang merupakan salah satu pengurus pantai beliau memperkirakan jumlah wisatawan dihari biasa sekitar 100-200 pengunjung, sedangkan di hari libur seperti sabtu-minggu jumlah pengunjung meningkat sekitar 2.000 pengunjung perhari.

Wawancara Pihak Pantai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Wawancara Pihak Pantai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Selain memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, pengelolaan wisata berbasis komunitas di Pantai Goa Cemara juga memiliki dampak sosial yang positif. Banyak warga yang sebelumnya hanya bergantung pada sektor pertanian kini memiliki sumber penghasilan tambahan dari sektor wisata. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung, lapangan pekerjaan baru pun tercipta, mulai dari pedagang makanan, petugas kebersihan, hingga pemandu wisata.Tidak hanya itu, keberadaan wisata berbasis komunitas ini juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. Warga setempat berperan aktif dalam menjaga kebersihan pantai dan hutan cemara agar tetap asri dan nyaman bagi pengunjung. Kesadaran lingkungan yang tinggi membuat mereka lebih berhati-hati dalam mengelola dampak wisata terhadap ekosistem.

Meskipun pengelolaan wisata di Pantai Goa Cemara memberikan manfaat ekonomi yang besar, tetap ada tantangan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu tantangan utama adalah menjaga keberlanjutan hutan cemara yang menjadi daya tarik utama kawasan ini. Seiring meningkatnya jumlah pengunjung, beberapa bagian hutan cemara mulai mengalami tekanan akibat aktivitas wisata. Misalnya, penebasan pohon untuk akses jalan atau pembangunan fasilitas tambahan bisa berpotensi mengganggu ekosistem.

Untuk mengatasi tantangan ini, masyarakat bersama pemerintah daerah melakukan berbagai upaya pelestarian. Salah satu inisiatif yang dikembangkan adalah program konservasi penyu, yang merupakan upaya penyelamatan telur penyu hingga ditetaskan yang nantinya setelah menetas akan dikembalikan lagi ke pantai. Dalam pengelolaannya masyarakat terlibat langsung dalam menjaga dan melestarikan habitat penyu yang sering bertelur di kawasan pantai. Saat ini, Konservasi Penyu Goa Cemara memiliki 1.500 telur penyu yang masih dalam masa inkubasi. Bentuk pemeliharaannya ada telur yang dimasukkan dalam ruang inkubator dan ada juga yang ditimbun kembali dalam sarang pasir. Selain itu, kegiatan budaya seperti Labuhan Pantai Goa Cemara juga dilakukan sebagai bentuk pelestarian adat dan penghormatan terhadap alam.

Konservasi Penyu Goa Cemara (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Konservasi Penyu Goa Cemara (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pemanfaatan lahan di sekitar Pantai Goa Cemara merupakan bukti nyata bahwa pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat berjalan seiring secara berkelanjutan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ekowisata dan pengelolaan berbasis komunitas, kawasan ini berhasil berkembang menjadi destinasi wisata yang memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Keberhasilan Pantai Goa Cemara dalam memanfaatkan lahan pesisir dengan pendekatan yang berkelanjutan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah pesisir lain di Indonesia. Model seperti ini bisa diterapkan di berbagai wilayah dengan kondisi geografis yang serupa, terutama dalam mengembangkan wisata berbasis masyarakat yang tidak hanya mengutamakan keuntungan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.

Dengan semangat gotong royong dan kesadaran akan pentingnya pelestarian alam, masyarakat Pantai Goa Cemara telah membuktikan bahwa pendekatan berbasis komunitas bisa menciptakan destinasi wisata yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga memberikan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat lokal. Jika model seperti ini dapat dikembangkan lebih luas, maka banyak kawasan pesisir lain di Indonesia yang berpotensi menjadi destinasi wisata berbasis ekologi yang berkelanjutan.

Pantai Goa Cemara menjadi contoh sukses pemanfaatan lahan pesisir yang mengintegrasikan aspek konservasi dan ekonomi. Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta, pengelolaan kawasan pesisir dapat berjalan lebih optimal, memberikan manfaat bagi banyak pihak, serta menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun