Mohon tunggu...
Hany putri
Hany putri Mohon Tunggu... Mahasiswa universitas komputer Indonesia

Deret tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Di Antara Sedih, Ada Rasa yang Mengobati

5 April 2025   12:50 Diperbarui: 5 April 2025   12:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto suasana solat Ied oleh saya)

Lebaran adalah hari yang paling ditunggu-tunggu setelah sebulan penuh umat islam bersabar, menahan diri, dan mengji iman dari tantangan berpuasa, pada hari lebaranlah mereka menyatakan kemenangan, merayakan hari jadi mereka bak seseorang yang sudah selesai melewati tantangan hidupnya pada satu hari itulah mereka dibebaskan kembali untuk merayakan apa yang telah mereka lakukan namun, saat ini diusia yang sudah dewasa banyak kesedihan yang dirasakan mulai dari menyambut bulan Ramadan menjalani Ramadan dan memeriahkan hari lebaran. Mungkin semua tiang masalahnya berada pada usia yang tak lagi muda serta momen-momen yang kita dambakan mulai menghilang atau bahkan sudah menghilang, disitulah kesedihan itu di mulai bulan puasa yang di mana seharusnya umat muslim banyak memiliki waktu untuk Tuhannya, mulai memperbaiki diri, mulai melakukan hal-hal baik dan positif yang jarang atau bahkan belum pernah mereka lakukan. Setelah beranjak "dewasa" kita mulai disibukan dengan urusan duniawi pekerjaan dan deadline yang menumpuk, penuhnya jadwal bukber yang melanda karena jika kita skip salah satu bukber saja siap-siap kita akan kena ucapan "sombong" "sok sibuk" "udah lupa sama temen lama" padahal kalau dipikir-pikir skip 1 bukber aja gak bikin rugi dan jadi dosa.

Bukber sama temen kampuslah, temen organisasi, temen SMP, SMA, SD atau bahkan TK, sahabat cicle 1,2,3 pokonya banyak lagi. Saat puasa pun waktu kita masih digembrungi oleh pekerjaan duniawi, walaupun secara teknis jam kuliah jadi setengahnya atau bahkan berkurang tetapi tetap saja ketika urusan duniawi itu selesai, diri ini tidak sadar bahwa hari sudah semakin sore dan gelap di mana ketika kiita pulang rasanya tak ada nafsu untuk makan saat berbuka solat tarawihpun terasa berat dan bahkan banyak di lewati karena kita lelah seharian mengerjakan tugas duniawi yang padat itu, bahkan aku sering berbuka puasa di kendaraan umum menuju rumah seperti dalam kereta, bus atau bahkan motor. Tahu apa rasanya ketika pulang hari sudah gelap banyak orang berbondong-bondong bersiap diri berjalan menuju mesjid namun aku malah baru sampai rumah dengan keadaan yang lesu, lemas, badan yang kotor mirip seperti zombie.  

Mau menangis darah pun tetap saja waktu tidak bisa diulang, mau merengek dan mengadu kesedihan ini juga akan percuma momen yang sudah hilang tidak bisa aku ulangi lagi, saat kecil bulan Ramadan dan Lebaran akan menjadi momen yang sangat membahagiakan. Kita sebagai anak kecil akan memiliki waktu lebih banyak bersama dengan keluarga dan teman-teman, akan banyak hal-hal baik yang dilakukan bersamaan seperti mengaji, terawih, tadarus, dan kuliah subuh bersama teman-teman sekitar karena tuntutan sekolah untuk memenuhi catatan dalam buku Ramadan. Walaupun terlihat memelelahkan tapi semua itu dilakukan bersama yang awalnya menyebalkan karena kita dituntut untuk solat 5 waktu  dan terawih agar bisa mencentang kolom kejujuran, kita herus membantu ibu membersikan rumah, menonton ceramah dan menuliskannya kembali di buku itu, mengejar ngejar  ustad hanya untuk meminta tanda tangannya setiap hari,  dan pada endingnya aku yakini bahwa buku itu tidak akan diperiksa  ujung-ujungnya tetap saja kita sebagai anak kecil kala itu harus mengisi penuh buku tersebut sampai Ramadan ini berakhir. Hal-hal yang dulu ini menyebalkan kini aku rindukan setelah seusia ini aku tidak lagi mendapatkan buku catatan Ramadan dari Dosen tak ada tuntutan harus membantu ibu, menonton ceramah, meminta tanda tangan atau paraf ustad, tak lagi kuliah subuh. Kesedihan yang dideritaku  tidak bisa aku biarkan menggerogoti momen yang aku alami saat dewasa ini. Walaupun banyak kurangnya di bulan Ramadan tak akan ku biarkan kesedihan itu muncul pada hari kemenangan, meski sedikit sedih juga karena semakin dewasa budget THR akan selalu menipis setaip tahunnya terpaksa harus aku terimakan tetapi, aku berusaha untuk menutupi kesedihan kecil itu dengan 2 solusi pertama, mengobrol dan menghabiskan waktu bersama keluarga yang bahkan jarang sekali bertemu kedua, memakan makanan sepuasnya tanpa berpikir berat badan, terlalu banyak kandungan gula, santan, terlalu banyak minyak dan sebagainya. Karena di hari lebaran ini, akan banyak sekali makanan dan minuman yang jarang aku konsumsi mulai dari ketupat dan oper ayam, ulen, tumis, bolu keju, nastar, coklat, permen-permen, minuman soda, coco dan banyak lagi. Selayaknya pesta ketika aku ingin minum soda seberapa gelaspun tidak akan dilarang itung-itung perayaan setahun sekali aku dibebaskan menyantap makanan dan minuman yang dilarang keras untuk  aku konsumsi terlalu banyak oleh kedua orang tuaku, hanya pada lebaranlah mereka akan terdiam melihat anaknya berpesta bahagia meminum soda yang bahkan sehari bisa 3 gelas.

Bolu Keju Nenek.

Mungkin ini terdengar aneh kenapa ada bolu keju yang menjadi cirikhas lebaran di keluargaku, aku pun tidak tahu dari mana mula sejarahnya tradisi kue tersebut muncul di hari lebaran yang aku tahu bolu ini akan selalu ada ketika lebaran di rumah nenek, apa mungkin karena nenek menyukainya sampai-sampai ia terus membuatnya di hari lebaran atau bahkan anak-anaknya, entahlah pada intinya kue bolu keju ini akan selalu ada bahkan ketika nenek meninggal dunia di lebaran tahun berikutnya hingga sekarang kue bolu keju itu akan terus ada. Rasanya enak sangat lembut, ditambah  krim yang ditabur limpahan keju parut perpaduan antara manis dan  gurih yang menyatu di lidah.

Ulen dan Tumis sayur.

(Foto ulen dan tumis sayur oleh saya)
(Foto ulen dan tumis sayur oleh saya)

Ulen merupakan uli ketan, ketan yang dihaluskan kemudian digoreng lalu disatukan dengan tumis berbagai macam pertumisan yang disatukan. Rasanya  jangan diragukan walaupun penuh minyak aku jamin ini adalah makanan yang luar biasa dan hanya orang sunda yang membudidayakan ulen di hari lebaran (setahu aku). Ulen dan tumis ini akan muncul di hari perayaan seperti lebaran atau bahkan hajatan di rumah. Tidak afdol rasanya kalau lebaran tidak ada ulen dan tumis.

Opor ayam dan ketupat.

(foto opor ayam dan ketupat oleh saya) 
(foto opor ayam dan ketupat oleh saya) 
Padahal selain lebaran opor ayam dan ketupat banyak yang jual tapi entah kenapa ibu-ibu seindonesia ketika menjelang lebaran pasti semua serentak membuat opor dan ketupat. Sudah menjadi Raja ketika lebaran memang harus wajib dan ada ketupat dan opor makanan lain boleh sesekali tidak ada di hari lebaran tapi opor dan ketupat sudah tidak bisa disingkirkan lagi bak raja posisi mereka di atas.  Habit dalam keluargaku adalah ketika buka puasa terakhir hidangan yang akan  kita makan adalah ketupat dan opor ayam, begitupun ketika sarapan sebelum solat ied walaupun memakai cabe dan perawan jeruk sambal rasanya mantap meskipun itu masih pagi hari.


Seketika rasa sedih akibat hilangnya momen saat di bulan Ramadan dan sedih akibat THR yang tidak sesuai ekspetasi semua itu berhasil terobati oleh momen baru yang sengaja diciptakan, kumpul bersama keluarga dan kenikmatan cita rasa pada makanan yang disantap ketika lebaran mereka mengkombinasi menutupi kesedihan yang dialamai. Senang atau tidak, bahagia atau tidaknya suatu momen tergantung bagaimana kita menciptakannya meski sempat sedih kerana beranjak dewasa di momen yang selalu ditunggu semua itu bisa kita obati mulai mencari solusi dari hal-hal kecil meski hanya soal makanan, itu juga merupakan obat dari suatu kesedihan.

  Kenangan yang hilang tak bisa diulang, tapi setiap suapan makanan bisa mengisi kekosongan dengan kehangatan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun