Mohon tunggu...
Artika Elfarianti
Artika Elfarianti Mohon Tunggu... Mahasiswi

Seorang mahasiswi dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga pilar dakwah: lisan, hal, dan Qalam di era digital

8 April 2025   20:00 Diperbarui: 15 April 2025   17:57 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
contoh: seseorang sedang berdakwah

Oleh: Syamsul Yakin (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Artika Elfarianti (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dakwah, sebagai upaya menyampaikan ajaran agama, tidak hanya terbatas pada ceramah di mimbar. Di era digital yang serba cepat ini, dakwah hadir dalam berbagai bentuk, saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Secara garis besar, kita dapat mengategorikan dakwah ke dalam tiga pilar utama: dakwah bil lisan, dakwah bil hal, dan dakwah bil qalam.Dakwah bil lisan, atau dakwah melalui lisan, mungkin yang paling familiar bagi masyarakat. Bayangan kita langsung tertuju pada ceramah-ceramah agama di masjid, pengajian, atau bahkan talkshow di televisi. Namun, dakwah bil lisan di zaman sekarang jauh lebih dinamis. Dai atau penceramah tidak lagi terbatas pada mimbar tradisional. Media sosial seperti YouTube, Instagram, dan Twitter telah menjadi panggung baru yang menjangkau audiens yang lebih luas, lebih muda, dan lebih interaktif.

Target dakwah bil lisan pun sangat beragam, mulai dari komunitas ibu-ibu, remaja, mahasiswa, hingga karyawan. Metode penyampaiannya juga bervariasi, mulai dari ceramah konvensional hingga diskusi interaktif yang lebih menarik. Keberhasilan dakwah bil lisan sangat bergantung pada kemampuan retorika sang dai dan kemampuannya beradaptasi dengan karakteristik audiens. Seorang dai yang mampu membawakan materi dengan menarik dan relevan akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan-pesan agama.

Berbeda dengan dakwah bil lisan, dakwah bil hal menekankan pada aksi nyata. Ini adalah dakwah yang "dilihat" dan "dirasakan" langsung oleh masyarakat. Membangun sekolah, rumah sakit, atau menciptakan lapangan kerja adalah contoh-contoh nyata dakwah bil hal. Aksi-aksi sosial seperti "Jumat Berkah" atau "Berbagi Takjil" juga termasuk dalam kategori ini, meskipun sifatnya lebih insidental. Yang lebih penting adalah aksi-aksi yang berkelanjutan dan berdampak signifikan bagi kehidupan masyarakat.

Dakwah bil hal tidak hanya dilakukan secara kolektif, tetapi juga individual. Sesederhana menyingkirkan duri di jalan, hingga yang lebih fundamental seperti membantu orang yang lapar, bodoh, atau sedih. Intinya, dakwah bil hal menuntut kepedulian sosial yang tinggi dan komitmen untuk membuat perubahan positif di masyarakat. Dampaknya pun lebih terasa langsung dan berkesan dibandingkan dengan dakwah bil lisan.

Dakwah bil qalam, atau dakwah melalui tulisan, merupakan pilar ketiga yang tidak kalah penting. Di era informasi seperti sekarang, tulisan memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menyebarkan pesan dan menjangkau audiens yang luas. Artikel, buku, jurnal, bahkan postingan di media sosial, semuanya bisa menjadi media dakwah bil qalam. Ini sering disebut sebagai dakwah literasi atau literasi dakwah.

Dakwah bil qalam memungkinkan penyampaian pesan yang lebih terstruktur, detail, dan mendalam. Penulis dapat dengan cermat merumuskan argumen, menyajikan data, dan mengolah informasi dengan lebih sistematis. Keunggulan ini menjadikannya alat yang efektif untuk pendidikan agama dan pemahaman yang lebih komprehensif.

Sinergi Tiga Pilar Dakwah

Ketiga pilar dakwah---dakwah bil lisan, dakwah bil hal, dan dakwah bil qalam---saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Keberhasilan dakwah di era modern membutuhkan sinergi yang harmonis dari ketiga pilar tersebut. Penting untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman agar pesan-pesan agama dapat disampaikan secara efektif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, dakwah akan menjadi lebih relevan, berdampak, dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun