Dengan menulis, otak saya seperti pekarangan lapang dengan udara segar dan menyegarkan. Saya merasa lebih mampu memproses pengalaman batin yang mencekik, tujuan hidup yang berantakan, dan kenikmatan kreatif muncul begitu saja.
Pada akhirnya, menulis mumpuni dalam memulihkan depresi dan mengatrol kepercayaan diri. Menulis mumpuni pula menjernihkan pikiran dan menemukan jalan keluar saat berada bahkan pada titik hidup paling buntu.
Ternyata menulis juga bisa menjadi centeng andalan yang membantu saya untuk menjaga pikiran supaya tetap tajam. Bagaimanapun, saya menyadari. Seiring bertambahnya usia, tabiat pelupa bisa datang tiba-tiba.
Maka dari itu, saya menulis. Saya sebut menulis sebagai latihan kognitif yang menjaga agar serat-serat otak saya tidak kendor atau putus. Jadi, seperti tutur Bill Gates, menulis sekaligus agar otot otak terus bugar.
KEDUA, menata ledakan emosi. Menulis tentang 'bagian menyakitkan dalam hidup' cukup kompeten untuk merawat kesehatan mental saya. Selain waktu terbatas untuk menyambangi psikiater, uang saya juga tidak cukup untuk membayar upah konsultasi.
Jadilah saya pilih "jalan ninja" yang ditunjukkan oleh Ernest Hemingway. Kata Hemingway, penulis harus mampu "menulis dengan keras dan jelas tentang apa yang menyakiti hatinya".
Ya. Memendam amarah sangat tidak sehat. Tiap saat bisa meledak seperti bom waktu. Maka saya pilih menulis. Mudah dan murah. Menulis seperti yang disebut oleh psikolog sebagai tulisan ekspresif.
Saya menulis tentang peristiwa traumatis, yang memicu stres, atau yang meledakkan emosi. Penelitian menunjukkan bahwa menulis ekspresif dapat meningkatkan kesehatan fisis dan psikologis.
Dalam studi tipikal, mereka yang menulis tentang trauma pribadi berdampak langsung pada tekanan dan suasana hati negatif. Dalam jangka panjang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga stabilitas tekanan darah , dan sedikit menjauh dari gejala depresi.
MAKA dari itu, menulislah. Tulis apa saja. Lakukan secara rutin. Kalau belum bisa satu tulisan dalam satu hari, setidaknya satu tulisan dalam dua hari. Atau, seberapa pun yang mampu Anda tulis. Asalkan, menulis secara rutin.
Kata kuncinya: menulislah secara rutin agar mental Anda sehat. Itu saja. [kp]