Pernah pula saya marah sekali kepada seseorang. Tidak usah saya sebut namanya di sini. Saking kesalnya, saya menghindari bertemu dengan orang itu. Lalu, saya bikin novel. Orang itu saya jadikan tokoh antagonis. Dalam cerita, orang itu saya permak habis-habisan. Ajaib. Rasa kesal saya kontan sirna.