Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Lirik Lagu Lawas, Larik Ingatan, dan Lintas Gerimis di Mata

9 Maret 2021   15:03 Diperbarui: 9 Maret 2021   20:26 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Wage Rudolf Supratman (Foto: humas.surabaya.go.id)

9 Maret. Hari Musik Nasional. Ya, 9 Maret ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional berdasarkan Keppres No. 10 Tahun 2013. Tanggal kelahiran penggubah lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Supratman, dipilih sebagai Hari Musik Nasional.

Musik lekat dengan kehidupan manusia. Termasuk saya. Tanpa musik, dunia saya sunyi. Tanpa cinta, dunia saya hampa. Musik dan cinta. Dua-duanya saya suka. Sejak zaman pita kaset hingga era digital, musik senantiasa mengindahkan dunia saya.

Guna memperingati Hari Musik Nasional, saya ingin berbagi cinta kepada khalayak pembaca. Oh, ini bukan cinta biasa. Cinta yang mengalun bersama lenting nada, lembut suara, dan lengking rasa. Tidak banyak. Saya agihkan tiga dulu. Lagu lawas dulu, ya.

Padi Reborn (Foto: Instagram/Padi)
Padi Reborn (Foto: Instagram/Padi)

Mahadewi, Padi

Setiap mendengar lagu ini, hati saya bagai dibelai malaikat. Tenang. Teduh. Lagu ini dipopulerkan oleh Padi. Liriknya digubah oleh Piyu dan Rindra. Membincangkan karya-karya Padi, bagi saya, sama seperti membincangkan puisi. Liriknya puitis. Sarat makna pula.

Hamparan langit mahasempurna. Dari sana bermula perjalanan rasa. Padi mengajak saya asyik-masyuk bersama semesta. Bertakhta bintang-bintang angkasa. Malam dengan langit bertabur bintang gemintang. Syahdu. Sendu.

Namun satu bintang yang berpijar. Teruntai turun menyapa aku. Di sini imajinasi bergerak. Di sini hati menemukan suasana riang, bergembira. Tidak peduli seharian letih, tidak peduli bara saja diri diamuk tragedi, menyapa bintang dapat mengheningkan dan membeningkan hati.

Kadang kita tidak tahu mengapa hati mendadak berduka. Bersedih. Rasa sedih itu tiba-tiba saja ada. Tiba-tiba saja menyergap dada. Bersunyi-sunyi di hamparan semesta bisa mengobati duka. Ada tutur kata terucap. Ada damai yang kurasakan. 

Memang demikianlah hidup. Air mata tidak mutlak milik duka. Dalam keadaan bahagia pun kita bisa meneteskan air mata. Malahan, hati berasa damai setelah pipi kita dihangatkan oleh air mata. Bila sinarnya sentuh wajahku, kepedihanku pun terhapuskan. 

Lewat Mahadewi, Padi mengajak kita rajin-rajin bercengkerama dengan semesta. Baik semesta besar di luar diri maupun semesti kecil bernama hati di dalam diri kita. Tidak harus kaya, tidak mesti berharta banyak, hidup bisa dinikmati dengan hati yang damai.

Sumber: Bidik layar Instagram Dewa 19
Sumber: Bidik layar Instagram Dewa 19

Roman Picisan, Dewa 19

Bintang Lima. Itu salah satu album Dewa 19 yang mendulang banyak cuan. Album itu laris manis. Lagu-lagu di dalamnya dipenuhi lirik-lirik puitis. Roman Picisan salah satu di antaranya. Selain aransemen musik, suara Once Mekel menambah syahdu lagu itu.

Tatap matamu bagai busur panah, yang kaulepaskan ke jantung hatiku. Amboi indahnya suasana tatkala hati jatuh cinta. Tatapan mata saja bisa melambungkan perasaan. Kadang bikin gemetar, dagdigdug tidak keruan, salah tingkah tanpa juntrungan. Begitulah kuasa mata.

Akan tetapi, Ahmad Dhani mengajak kita menyaksikan bagaimana mata yang busur panah itu, yang melumpuhkan sekaligus menguatkan itu, menghunjam di jantung dan hati. Jantung sebagai pusat kehidupan, hati sebagai muara perasaan.

Ada di antara kita yang mahir menyembunyikan rasa cinta, ada. Namun, mata selalu punya cara membunyikan cinta itu. Meski kausimpan cintamu masih, tetap napasmu wangi hiasi suasana, saat kukecup manis bibirmu. 

Cinta memang sering sekali seperti Tuhan--bekerja diam-diam, bekerja dalam diam. Barangkali, kalau mau kita terabas tabir cinta, mencintai adalah manifestasi pemerdekaan hati. Begitu kita mencintai, kita akan bebas dari serakah kuasa.

Cintaku tak harus miliki dirimu. Ya, mencintai berarti bebas dari dan bebas untuk. Sekalipun hati bertepuk sebelah tangan, melepaskan yang dicinta membuat kita bebas dari amuk kemaruk. Meski perih mengiris-iris segala janji. Begitulah.

Seperih apa pun, sepedih apa pun, kita terbebas. Malahan dalam keperihan dan kepedihan akibat cinta kita masih bisa menyanyi dan menari. Aku berdansa di ujung gelisah, diiringi syahdu lembut lakumu. Ingatan. Perjalanan ingatan. Setelah yang dicinta pergi, yang mencinta menari.

Once Mekel (Foto: selebriti.com)
Once Mekel (Foto: selebriti.com)

Dealova, Once Mekel

Suara Once memang magis. Dealova buktinya. Lagu gubahan Opick tepat benar dinyanyikan oleh Once. Tinggi rendah nadanya, tarikan napasnya, derak getirnya, sungguh membius. Opick juga menaja lagu ini dalam dua kemasan: cinta kepada seseorang atau cinta kepada Tuhan.

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu. Dari situ harapan bergerak. Aku ingin menjadi sesuatu yang bisa kau rindu. Harapan itu bergerak karena ada yang menggerakkan. Karena langkah merapuh tanpa dirimu. Karena hati telah letih. Apalagi setelah bergerak ke sana sini dan masih fakir cinta.

Dalam pelukan cemas, kita pasti butuh bahu tempat bersandar. Dalam dunia takpasti, kita niscaya butuh pelukan menenangkan. Aku ingin menjadi sesuatu yang selalu bisa kausentuh. Aku ingin kautahu bahwa aku selalu memujamu. Tanpa sandaran itu, tanpa pelukan itu, kita bukan siapa-siapa. Tanpamu sepinya waktu merantai hati.

Kehadiran sandaran dan pelukan itulah yang membuat pencinta menjadi tabah dan tangguh. Kau seperti udara yang kuhela kau selalu ada. Selalu hadir, selalu ada. Itulah kuasa cinta. Jarak dan waktu takmampu merenggangkan kedekatan.

***

Itulah tiga lagu lawas yang bisa melintaskan gerimis di hati. Bukan karena nelangsa, bukan. Ada bahagia pada ujung perjalanan ingatan. Ada damai pada akhir perjalanan ingatan. Kalian tentu punya pula lagu yang kerap mengantar ingatan pada satu masa. Maka, selamat merayakan Hari Musik Nasional. [kp]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun