Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Remba dan Balada Stasiun Pocin (2)

15 Juli 2018   10:30 Diperbarui: 15 Juli 2018   10:34 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: republika.co.id

"Aku cuma mau mengingatkan," tuturku, "jatuh cinta itu mudah, yang sulit justru merawat cinta agar senantiasa subur di dada. Minggu lalu, masih di beranda ini, kamu begitu mengagung-agungkan Shafwa, sekarang kamu rendahkan cinta dan perhatiannya kepadamu. Bagiku, itu bukan cinta. Itu kemarahan!"

"Dalam cinta, selalu banyak rintangan yang menghadang!"

Aku mengernyit. "Bukan menghadang, tetapi mengadang."

"Maksudmu?"

"Kata dasarnya adang, bukan hadang. Banyak kata yang sering dibubuhi awalan 'h' di depan suku kata pertama, padahal sebenarnya kata itu tanpa 'h'."

"Misalnya?"

"Embus ditulis hembus, serta empas dikira hempas. Kita juga menduga imbau adalah himbau dan impit disangka himpit, kemudian isap disangka hisap. Akibatnya, pengimbuhan pada kata-kata tersebut ikut salah kaprah, seperti menghembus, menghempas, menghimbau, menghimpit, dan menghisap. Catat baik-baik obrolan kita ini. Simpan di bilik ingatan agar sewaktu-waktu kamu bisa mengingatnya."

"Halangan?"

"Beda," jawabku. "Alangan dan halangan sama-sama baku. Keduanya bisa kita gunakan!"

"Pantas tidak ada cewek yang tertarik kepadamu!"

Merasa dihina, aku berdiri. "Aku tidak ingin anak bahasa keliru memilah kata atau tidak bisa membedakan antara yang baku dan tidak baku. Bagiku, itu memalukan. Ya, mestinya kamu malu sepuluh tahun kuliah di jurusan bahasa Indonesia." Kuusap keningku, mengelap keringat dengan punggung tangan. Ocehan sinis Sam meruntuhkan seluruh pikiranku tentang cinta dan perempuan. Dan, aku tidak terima. "Jadi, tidak ada hubungannya dengan cinta dan perempuan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun