Rasa baca itu menjadi lebih mudah lantaran bahasa Indonesia adalah bahasa dengan kosakata yang melimpah. Saya ingin menyuguhkan satu contoh. Khusus kata mengalir yang terkait dengan air mata saja, bahasa Indonesia punya 21 varian kata. Gila! Ada 21 kata dan kita hanya terpaku pada air matanya berderai atau air mataku bercucuran.
Coba simak contoh berikut.
- Air mataku melurut, mengalir deras ke pipi, ketika bertimpuh di depan jenazah ibuku. Berkali-kali kuseka, air mataku tetap memancur. Berkali-kali kutahan, air mataku masih saja merabas, bertitikan hingga membasahi kumis dan janggutku.
- Aku kehilangan kata. Lidahku seketika menolak bicara. Ada yang berasa hangat di pipiku. Air mataku berambai-rambai, menggabak ke pipi, dan merambak ke pori-pori tabahku. Aku tidak suka kehilangan. Dan, dengan mimik tak bersalah, sekarang kamu memintaku agar merelakan pernikahanmu dengan gadis lain.
Semoga dua contoh di atas cukup untuk menggambarkan betapa kayanya bahasa Indonesia. O ya, kalimat di atas bukan usaha mengindah-indahkan kata. Saya butuh rasa baca, bukan mematut-matut kata.
Tolong cermati pula kalimat berikut.
- Anjing itu mengauk. Gonggongnya menciutkan nyaliku. Kamu tahu, nyaliku ciut setiap mendengar anjing menyalak.
- Ketika kutahu kamu pergi, kutekan dan kutelan rasa sedih. Aku tidak mau air mataku pecah di depan ibuku. Begitu sendirian di kamar, seketika bantalku basah. Aku terisak-isak, mengesak-esak, dan menciar-ciar seperti bayi.
Kata "gonggong" mungkin sudah lazim di telinga kalian. Kalian juga pasti pernah mendengar "anjing menyalak". Namun, pada kalimat pertama saya mulai dengan kata mengauk. Kata itu semakna dengan salak dan gonggong. Supaya pembaca tidak repot-repot mencari tahu arti "mengauk", kalimat berikutnya saya mulai dengan "gonggong" yang sudah ramah telinga. Sekarang baca ulang kalimat ini: nyaliku ciut setiap mendengar anjing menyalak. Rasakan kehadiran kata "ciut" dan "menyalak". Rasanya berbeda dengan kalimat ini: aku ketakutan tiap mendengar anjing menggonggong.
Itulah secuil udaran atau ulasan sederhana saya tentang rasa baca.
Semoga kalian tidak kesal dan tobat membaca tulisan saya. Dan, semoga tulisan ini berguna. Mungkin kalian sekarang belum butuh, siapa tahu nanti kalian memerlukan tulisan ini. Moga-moga pula kalian bersedia mengajak teman-teman kalian untuk turut membacanya. Mungkin kalian tidak butuh, siapa tahu ada teman kalian yang memerlukan tulisan ini. Hitung-hitung kita berbagi kebaikan, sekaligus berbagi kabar tentang kekayaan bahasa Indonesia.
Saya bangga berbahasa Indonesia. Kalian? [kp]
Kandangrindu, 2018