***
Anda harus memenangi seluruh laga apabila ingin mengangkat piala.
~ Eden Hazard, Kapten Timnas Belgia
Pasukan Iblis Merah memang tidak asing dengan skuat Tim Tiga Singa. Namun, Prancis mesti lebih dulu ditaklukkan. Torehan 24 laga tanpa kekalahan selama diasuh Martinez jangan sampai terhenti di babak semifinal. Kendatipun menang melawan Prancis, ada kemungkinan Kroasia yang melaju ke final. Apabila skenario itu yang terjadi, duel Belgia-Kroasia akan menjadi final bal-balan yang sangat puitik. Ujung nama kedua negara itu punya rima.
Akan tetapi, sekali lagi, jangan sampai torehan elok itu tercoreng karena kalah melawan Prancis.Â
Lagi pula, Generasi Emas Kedua memiliki kedalaman skuat yang merata. Dari penyerang, gelandang, bek, hingga penjaga gawang.Â
Menilik perjalanan Belgia hingga perempat final, maka starter ideal yang tepat diturunkan saat menjamu Prancis adalah skuat yang mengalahkan Brasil. Courtois sebagai kiper. Tiga bek berdiri kukuh di depannya, yakni Alderweireld, Kompany, dan Vertonghen. Lapangan tengah ditempati oleh Meunier, Fellaini, Witsel, dan Chadli. Adapun tiga penyerang dihuni oleh de Bruyne, Lukaku, dan Hazard. Polanya pun tidak perlu diubah, tetap 3-4-3 saja.
Meski demikian, kuasa strategi ada di genggaman Martinez.
Sepak bola memang bukan sekadar urusan tendang-menendang bola. Patriotisme dan nasionalisme terkandung padanya. Ketangguhan jiwa dan kekuatan raga niscaya padanya. Hazard dkk. sudah waktunya memilih: menang atau kalah. Menang berarti melapangkan jalan menuju final, kalah berarti gagal menorehkan sejarah baru bagi Belgia.
Jalan tawa dan jalan duka sudah terbuka. Tinggal memilih jalan mana yang akan ditempuh. Tentu saja jalan tawa menjanjikan bahagia sebagai akhir tualang, sedangkan jalan duka mengajukan nestapa sebagai ujung kembara.