Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Seperti Cinta, Adakalanya Partikel "Pun" Ditulis Terpisah

30 Juni 2018   15:27 Diperbarui: 1 April 2019   16:08 3990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Vektor: kisspng.com [Dokpri]

Apa kata dunia!

Sederhananya begini. Jika seorang guru Bahasa Indonesia keliru dalam berbahasa Indonesia, murid-muridnya pun besar kemungkinan akan ikut keliru. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Guru pun keliru, apalagi murid.

Mungkin sepele bagi sebagian orang, namun tidak remeh bagi para munsyi atau pencinta bahasa Indonesia. Kenapa? Hal ini terkait dengan keteladanan. Siapa pun yang membaca kicauan Pak Menteri boleh jadi mengira bahwa cara beliau menulis siapa pun adalah cara penulisan yang tepat. Lantas ditiru atau dicontoh. Padahal, sebenarnya salah. Atau, kita anggap peristiwa ini semacam kebetulan yang salah saja. Ah, tidak sesederhana itu. 

Walau bagaimanapun, Pak Menteri sedang melakukan tindak penyesatan. Beliau mencontohkan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak benar. Tak heran bila bahasa Indonesia tidak dikuasai oleh pemakai dan penuturnya sendiri. Lah, menterinya saja begitu. Kira-kira begitu komentar yang pedasnya.

Sebenarnya penulisan partikel pun bukanlah sesuatu yang sulit, asalkan kita tahu kaidahnya. Masalahnya, kita sendiri yang malas mempelajari bahasa Indonesia. Kita sendiri yang kerap, tanpa sadar atau malah sangat sadar, meremehkan dan merecehkan bahasa Indonesia. 

Sekali lagi, penulisan partikel pun itu mudah. Atas niat lebih memudahkan pula maka tulisan ini lahir. Sebut saja ikhtiar seorang warga yang ingin mengudar atau mengurai kekeliruan penulisan partikel pun.


Sumber vektor: kisspng.com [Dokpri]
Sumber vektor: kisspng.com [Dokpri]

Pertama, kenali 12 kata yang partikel pun ditulis serangkai. Jumlahnya tidak banyak, cuma dua belas. Kedua belas kata tersebut adalah adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun. 

Kedua belas kata itu berfungsi sebagai penghubung. Semacam jembatan di atas sungai yang menghubungkan sisi yang satu dengan sisi yang lain. Itu sebabnya ditulis serangkai. Bagaimana mungkin menghubungkan jika kata itu saja dipisah?

Contoh penggunaannya dapat dilihat dalam kalimat berikut.

1. Adalah kamu yang pergi, adapun aku yang perih menanggung rindu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun