Laki-laki yang ingin menikah supaya ada yang memasak untuknya perlu keluar dari penjara sesat pikir. Menikah itu membangun rumah tangga. Kalau hanya butuh makan, bikin atau cari saja rumah makan. Perempuan yang ingin menikah supaya ada yang disuruh-suruh beli ini beli itu, mesti bangkit dari sesat pikir. Kalau cuma disuruh-suruh, unduh saja aplikasi Jedar alias Ojek Daring alias Ojek Online.
Terakhir, peduli gender. Inilah pintu utama. Kepedulian gender mencakup masalah gender apa yang terjadi di sekitar kita, mengapa masalah itu terjadi, apakah kita dapat membantu, serta solusi seperti apa yang dapat kita lakukan.Â
Kasus kekerasan dalam rumah tangga, sekadar menyebut contoh, bisa menimpa perempuan dan laki-laki. Kendatipun perempuanlah yang paling sering mengalaminya. Kalau tetangga cekcok, suami-istri, sampai terjadi pemukulan yang mengancam keselamatan jiwa-raga, kita bisa lerai. Bahkan bisa kita adukan kepada pihak yang berwenang.
Bias Gender di Rumah dan Lingkungan
Berikut beberapa contoh bias gender yang kerap terjadi di sekitar kita.
Laki-laki tidak boleh main masak-masakan atau boneka. Perempuan tidak boleh main mobil-mobilan atau sepak bola. Lieke Martins namanya. Dia perempuan pesepak bola ternama dari Belanda. Sekarang bermain di FC Barcelona Femeni--tim sepak bola perempuan milik Barcelona. Arnold Poernomo namanya. Lebih kental disapa Chef Arnold. Ia koki tenar yang menjadi juri pada tahun 2013.Â
Lelaki yang banyak bicara atau cerewet sering dituding "seperti perempuan". Ajaib. Cowok yang bawel, cewek yang disalahkan. Sebagian di antara kita sering tanpa sadar mengucapkan "kayak cewek lu". Beberapa orang di antara kita ada yang tanpa sadar menulis "mulutnya seperti mulut ibu-ibu". Aduh, mengapa lari pula kita pada ibu-ibu. Alangkah!Â
Masih gadis dan segar bugar tapi menyuruh lelaki berdiri agar ia bisa duduk. Beberapa teman saya pernah mengalami hal seperti itu di KRL. Padahal bukan penumpang prioritas dan si lelaki juga tidak duduk di kursi prioritas. Cowok yang penurut dipuji sebagai lelaki baik hati, sedangkan cowok yang memperkeras dengkurnya disangka lelaki tidak berperasaan. Ada juga lelaki yang lekas berdiri dan mempersilakan si gadis duduk, namun cuek saja kalau ibu-ibu yang berdiri di depannya. Hmmm....Â
Lelaki tidak boleh menangis, itu pekerjaan perempuan. Bias gender ini sungguh-sungguh menggugat Tuhan. Jelas-jelas Tuhan menciptakan air mata bagi semua manusia, ujuk-ujuk yang boleh menangis hanya perempuan. Kasihan kalau si lelaki nanti jadi aktor. Bakal kepayahan jikalau doi dapat peran menangis. Nanti dia tentang sutradara: saya dilarang menangis oleh Ayah dan Ibu sejak kecil.
Saya sekadar menyajikan contoh kasus bias gender di sekitar kita. Mungkin kalian pernah mengalami, pernah melihat, atau malah pernah melakukannya. Ujung-ujungnya, bias gender akan mengakibatkan diskriminasi. Adapun diskriminasi bakal menghasilkan ketimpangan gender.