Konstitusi pada negara-negara berdaulat antara lain mengatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pendidikan yang layak tanpa memandang jenis kelamin, asal, status sosial, agama dan orientasi seksual atau kecacatan. Hak-hak manusia atas pendidikan masih berada cukup jauh terhadap kesetaraan sesuai komitmen Agenda Pendidikan Global 2030. Meskipun jalan masih panjang, tetapi sudah ada banyak contoh lembaga pendidikan yang menunjukkan keberhasilan mereka mengelola pendidikan menuju kesetaraan global.
Di banyak negara, UNESCO telah menemukan berbagai pendekatan inovatif yang berhasil dengan lebih banyak partisipasi para siswa dalam pendidikan. Guru-guru keliling telah menjalani tugas-tugas mereka dengan baik dan dapat menjangkau kelompok-kelompok yang kurang beruntung nasib hidup mereka. Beberapa negara menggunakan bahasa-bahasa daerah para siswa miskin saat mengajar di ruang kelasnya. Negara Kenya bahkan menyesuaikan kurikulumnya dengan kalender orang nomaden yang tinggal di negara tersebut.
Pendidikan membutuhkan guru yang terlatih dengan baik. Jadi bukan para peserta didik yang harus mengintegrasikan diri mereka ke dalam sistem Kurikulum 2013 yang ada, tetapi Kurikulum 2013 harus beradaptasi dengan kondisi para siswa dan pandemi Covid-19.
Para guru memiliki peran penting dalam menumbuhkan partisipasi para siswa dalam pendidikan. Para guru adalah kunci kemajuan pendidikan di seluruh dunia, tetapi sekarang para guru membutuhkan alat-alat dan pelatihan-pelatihan agar menjadi professional dalam kinerja digital.