Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru.

The World's Top 2% Academician by Academia.edu 2025.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Meskipun Punya Banyak Dana, tetapi 21 Ribu Desa Masih Tertinggal?

17 Agustus 2020   23:36 Diperbarui: 17 Agustus 2020   23:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dana desa. (Gambar: republika.co.id).

Pada bulan Juni 2020, Kemendes PDTT RI catat 21. 173 desa di Indonesia masih tertinggal. Bukan merupakah hal aneh jika desa-desa di Indonesia masih tetap belum disebut maju meskipun miliaran rupiah dana desa setiap tahun telah mengalir ke desa-desa melalui bank-bank pembangunan daerah. 

Dana desa ternyata bukan menguntungkan orang desa, tetapi orang ibukota. Dana desa mengalir kembali ke ibukota. Mengapa hal itu dapat terjadi? Karena faktor penentu kemajuan dalam pembangunan bukan faktor biaya atau uang, tetapi pada faktor manusia. 

Dari segi SDM, orang-orang kota banyak yang menjadi ahli dengan kemampuan kompetitit secara global. Sedangkan SDM  dari orang-orang yang bekerja di desa-desa pada umumnya memiliki pendidikan rendah dan tidak memiliki daya saing secara global.

Faktor SDM merupakan faktor utama penentu kemajuan desa-desa. Unsur utama dari SDM adalah akal manusia. Akal manusia dalam SDM yang handal dan berkualitas adalah faktor utama penentu kemajuan. 

Dengan akalnya yang tinggi, manusia dapat menciptakan pelbagai teknologi, yang mengarahkan hidup manusia menuju kemajuan hidup. Manusia memiliki nilai tambah  karena teknologi dan kerena kekayaan aspek dan dimensi. Dimensi-dimensi manusia yang kaya itu amatlah menarik untuk dipelajari dan dipahami.

Inilah potret desa tertinggal di Indonesia. (Foto: CNN.com).
Inilah potret desa tertinggal di Indonesia. (Foto: CNN.com).
Dalam konteks pembangunan yang ditekankan ialah Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam proses pendidikan berjenjang, pusat perhatian kita adalah pembentukkan SDM yang handal. Sehingga para peserta didik diberikan keterampilan untuk menguasai teknologi canggih.

Hasilnya ialah bahwa para peserta didik yang berhasil menamatkan pendidikan tinggi akan menjadi SDM handal. SDM handal memberikan nilai tambah pada suatu produk teknologi. Sebaliknya SDM yang rendah tidak memberikan nilai tambah (added value) pada suatu produk teknologi.

Konsekuensi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) ialah kebijaksanaan pemberian prioritas subsidi dan proteksi kepada SDM. Strategi pembangunan harus bersifat competitive advantage. Konsep industri yang berorientasi pada eksprot disebut comparative advantage. 

Dalam konsep eksport sudah terbukti bahwa ada tendensi agar Indonesia tetap pasrah pada pembagian internasional. Indonesia harus tetap bersikap konsisten kepada ekonomi yang rendah nilai tambahnya. Sehingga Indonesia masih selalu kecipratan pembagian ekonomi internasional, meskipun kecil jumlahnya.

Pelbagai bantuan internasional dipandangan terlalu sedikit. Seorang menteri senior Indonesia mengatakan bahwa Indonesia pernah menolak bantuan dari Belanda karena jumlah bantuan itu dikategorikan sangat sedikit, kurang dari setengah anggaran belanja satu kabupaten di Indonesia.

Meskipun demikian, dalam solidaritas internasional, SDM Indonesia harus pasrah kepada pelbagai kebijakan IMF. Tetapi tetap berkreasi di tengah keterbatasan-keterbatasan. Pengalaman keterpurukan ekonomi tahun 1998 telah mengakibatkan krisis multidimensi. Menurut analisis komparatif internasional, krisis ekonomi tahun 1998 adalah bukti bahwa Indonesia terpuruk karena tidak ada adanya fondasi ekonomi yang kuat dan SDM yang berdaya saing internasional.

SDM yang handal dapat mendukung teknologi yang dipakai. Akan tetapi dalam pembangunan, martabat manusia harus dijunjung tinggi karena manusia adalah makhluk mulia. Oleh sebab itu pembangunan desa harus menggunakan format pendekatan sosial budaya. Dalam pendekatan sosial budaya, aspek adat istiadat harus dijunjung tinggi. Pendekatan pembangunan desa harus melihat adat istiadat desa secara berkearifan.

Tradisi-tradisi pelbagai budaya memiliki nilai-nilai budaya yang berkearifan. Sehingga memunculkan kesadaran budaya terhadap besarnya kekayaan budaya daerah dan memunculkan rasa kebanggaan terhadap warisan budaya sendiri. Tuntutan hidup dalam pandangan adat istiadat adalah hidup sebaik-baiknya yang berakar dari norma budaya. Perilaku yang tidak tepat dianggap sebagai tanda kekurangberadaban. Hukumannya ialah sakit dan penderitaan. 

Dalam adat istiadat desa, nilai sentralnya adalah kepatutan hidup yang melahirkan rasa dan pentingnya pemilihan tutur kata secara tepat. Persaingan global tidak berarti kita melupakan akar budaya sendiri. Persaingan global berarti kita mengembangkan kualitas adat istiadat untuk bersaing dengan bangsa lain. Sehingga kita menemukan kebanggaan bahwa betapa tingginya peradaban adat istiadat sendiri. Jadi hanya dengan SDM yang handal, manusia bisa mencapai kemajuan. Uang bukan menjadi faktor penentu kemajuan.

Kesimpulan

Setiap daerah di Indonesia memiliki masalah pada ketidaktersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing global. Masalah minimnya SDM membuat desa-desa masih terpuruk meskipun pemerintah sudah menyiapkan dana miliyaran rupiah setiap tahunnya.

Kualifikasi SDM yang rendah termasuk di dalamnya ialah kualifikasi SDM dari para aparatur pemerintahan desa yang memiliki pendidikan rendah dan SDM berkadar kualifikasi rendah.

SDM dari para aparat desa tidak memiliki daya saing secara global. Sehingga desa-desa belum maju meskipun ada banyak dana desa tersedia. Jadi faktor utama penyebab kemajuan desa ialah faktor SDM yang handal dan berdaya saing global, bukan pada faktor banyaknya jumlah dana atau biaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun