Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mysterium dan Jejak Pelasgians

8 Juli 2020   16:45 Diperbarui: 10 Juli 2020   18:28 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan Misteri Eleusis di Demeter-Yunani. (Foto: Monica Hoffman).

Penyembah Mithras memiliki suatu sistem yang kompleks dari 7 inisiasi lengkap dengan makanan ritual. Para inisiat disebut syndexioi. Mereka "dipersatukan dengan jabat tangan". Mereka bertemu di kuil bawah tanah (mithraea), yang terlestarikan dalam jumlah besar. Kultus tersebut berpusat di Roma.

Mithraisme berlaku di seluruh Kekaisaran Romawi kuno. Adegan ikonik Mithras menunjukkan dia dilahirkan dari batu, menyembelih banteng dan berbagi perjamuan dengan dewa Sol (Matahari). Sekitar 420 situs telah menghasilkan materi yang berhubungan dengan kultus tersebut. 

Di antaranya ditemukan sekitar 1000 prasasti, 700 adegan pembunuhan banteng (tauroctony) dan sekitar 400 monumen lainnya. Diperkirakan terdapat setidaknya 680-690 mithraea di Roma. 

Bangsa Romawi kuno menganggap misteri tersebut bersumber dari Persia atau Zoroaster. Sejak awal 1970-an, para ilmuwan telah mencatat ketidakmiripan antara ibadah-Mithra Persia dan misteri Mithraik Romawi. Kultus misteri Mithras umumnya sekarang dipandang sebagai produk yang berbeda dari dunia keagamaan Imperium Romawi. 

Dalam konteks kini, Mithraisme dipandang sebagai saingan dari Kekristenan awal dengan beberapa kesamaan, seperti: pembebas-penyelamat, hierarki para pemimpin (uskup agung, uskup, imam), acara makan bersama dan perjuangan keras dari Kebaikan untuk menang lawan Kejahatan (pembunuhan-banteng/penyaliban).

Hubungan Mysterium Dengan Pelasgians


Jika misteri adalah figure asal-usul Yunani kuno, maka misteri hanya bisa dihubungkan dengan keberadaan kaum Pelasgians. Kaum ini pernah disebutkan oleh para filsuf Yunani kuno namun mereka sendiri tidak memastikan keberadaan kaum Pelasgians. 

Herodotus dari Halicarnassus menggunakan kata "Pelasgians" dalam dua arti, yaitu:  (1). orang-orang dengan bahasa mereka sendiri, bahasa barbar, tinggal di bagian timur laut Laut Aegea (Samothrace, Imbros, Lemnos, Antandrus dan laut Marmora), (2). Orang-orang pra-Yunani yang tinggal di Peloponnese, Athena, pulau-pulau Ionia dan Thessaly.

Homer menyebutkan kaum Pelasgians tinggal di Kreta dan orang Dodona di Epirus. Ephorus dari Cyme menggambarkan Pelasgians sebagai orang yang menetap di Yunani, tetapi tidak menyebutkan dari mana mereka berasal. Ia menyebutkan mereka tinggal di Dodona, Thessaly Chios dan Etruria. 

Tidak satu pun para filsuf, seperti: Homer, Hecataeus, Herodotus, Ephorus, Strabo - menyajikan Pelasgians tua sebagai orang Yunani dan semua penulis ini menggambarkan Pelasgians kuno.

Herodotus memberikan deskripsi tentang Pelasgians abad ke-5 di bagian timur laut laut Aegea. Thucydides merujuk pada Pelasgians yang tinggal di semenanjung Athos. Thucydides juga menyebutkan orang Pelas sebagai penduduk Yunani yang sangat kuno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun