Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mysterium dan Jejak Pelasgians

8 Juli 2020   16:45 Diperbarui: 10 Juli 2020   18:28 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan Misteri Eleusis di Demeter-Yunani. (Foto: Monica Hoffman).

Tampaknya Herodotus dan Thucydides menganggap para Pelasgians pada zamannya sebagai sisa-sisa para Pelagians kuno, tetapi semuanya itu hanya merupakan asumsi sehingga keberadaan kaum Pelasgians adalah hal belum bisa dipastikan.

Kultus Misteri Diambil Alih Gereja

Dalam Perjanjian Baru, kata 'Mysterion' digunakan secara praktis untuk seluruh Wahyu dalam konteks Kristologi. Dalam Surat Paulus kepada Efesus menyebutkan hubungan Mysterion dengan peristiwa wafat Yesus Kristus yang menyelamatkan di salib, juga dalam kaitannya dengan tradisi kenabian. 

Dalam Injil sinoptik, Mysterion mengacu pada Kerajaan Allah yang tetap tidak dimengerti oleh orang-orang non-Kristen. Yesus sendiri tidak menggunakan istilah itu. Dalam surat pertama kepada Timotius dibicarakan sebagai "misteri iman".

Di pihak Katolik, St. Benediktus mengembangkan teologi misteri yang berkaitan dengan dunia Ketuhanan, diimani dalam misteri Paskah tentang wafat dan kebangkitan Yesus Kristus yang selalu dikenangkan dalam liturgi Ekaristi, sebagai pusat rohani kekristenan.

Aspek ini diambil oleh Konsili Vatikan II bahwa komunikasi diri Allah (wahyu) dalam diri Yesus Kristus membuka kemungkinan bagi manusia untuk terlibat dalam misteri Allah. Menurut Karl Rahner SJ, sifat misteri adalah sifat penting dari Tuhan, juga setelah kesempurnaan eskatologis manusia sebagai Visio beatifica. Menurut Eva-Maria Faber, misteri Allah tidak dapat dimengerti dalam pemahaman manusia.


Sifat Allah tidak dicirikan oleh pikiran manusia yang tertutup dan penarikan diri, tetapi menyiratkan sejak awal untuk pengabdian kepada Allah. Manusia sebagai ciptaan Allah adalah gambar atau citra Allah sendiri.

Dalam ensiklik ketiganya tentang Ekaristi Kudus, Paus Paulus VI menuliskan: Mysterium Fidei. Selama Konsili Vatikan II, iman Ekaristik tradisional Gereja Katolik dijelaskan sebagai misteri Allah. Istilah Mysterium Fidei diambil dari kanon Romawi kuno. Dua ensiklik utama tentang liturgi dan Ekaristi adalah Mirae Caritatis oleh Paus Leo XIII (28/05/1902) dan Mediator Dei oleh Paus Pius XII (20/11/1947).

Dalam perjalanan reformasi liturgi, Paus Paulus VI memutuskan pada tahun 1969 untuk menafsirkan Mysterium Fidei sebagai panggilan kepada orang-orang kristen. Misteri adalah aklamasi. Aklamasi ini mengandung komitmen dan misi terhadap misteri utama iman Kristen. Setiap hari dalam perayaan Ekaristi, seorang imam Katolik mengucapkan kalimat ini sebagai wakil persona Christi, yakni: "Lakukan ini dalam ingatan akan Aku!". (*). 

Sumber:

(1). Livius.org. (06.05.2019). Pelasgians.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun