Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Untuk Mengantisipasi Digital Life Platform di Abad 21

23 Mei 2016   18:55 Diperbarui: 29 Mei 2016   12:14 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

      Filosofi Tut Wuri Handayani tetap bergaung dalam era globalisasi Digital sekalipun. Dengan semboyan ini, dari belakang, sebagai insan yang ikut bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, kita perlu mendorong agar pendidikan kita perlu untuk menjawabi dan mengantisipasi era Digital Life Platform di abad 21 kelak. Abad 21 sebagai abad Digital Life Platform hendaknya diantisipasi oleh sistem pendidikan kita sejak sekarang. Untuk menjawabinya kita pertama-tama perlu menyoroti hal-hal tentang Digital Life, apa-apa saja yang mengikuti kebaikan dan masalah Digital Life? Yang dimaksudkan dengan Digital Life ialah kehidupan yang "berpusat" pada Digital yang dilihat sebagai gaya hidup dan juga sebagai kebutuhan hidup. Teknologi Digital tentu berbasis pada alat-alat yang berhubungan dengan ponsel, Smartphone, Apple, PC, Komputer, dll. Era Era Digital Life memungkinkan manusia membasiskan kehidupannya pada komunikasi Digital baik menerima maupun memberikan informasi, termasuk di dalamnya melakukan aktivitas ekonomi yang mendorong peningkatan taraf hidup manusia menjadi lebih efisen dan efektif. Tampaknya dalam Era Digital Life kecenderungan pada negara-negara di dunia berbeda seturut tingkat kemajuan negara-negara di dunia. Negara-negara kaya akan membuat definisi baru tentang kualitas kehidupan di mana kehidupan sudah menjadi lebih mudah dan efektif, sedangkan kecenderungan negara-negara dunia kedua dan ketiga untuk meningkat taraf kemajuan ekonominya serta dapat mendorong kemajuan pembangunan. Digital Life menyembunyikan ekonomi berbiaya tinggi yang tertransaksi secara tersembunyi di dalamnya.

Hidup Jadi Lebih Mudah

     Digital Life ialah globalisasi saat ini. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, salah satu tanda Digital Life ialah misalnya transfer uang melalui Ponsel, penarikan uang lewat ATM, pengiriman uang lewat Internet Banking, pembelian dan penjualan melalui sistem online yang memungkinkan segalanya berlangsung cepat, hemat dan tepat. Di erat Digital Life, manusia merasa semakin termanja dengan teknologi Digital yang canggih. Dalam bisnis Digital akan terdapat peningkatan bisnis Online di mana orang dari dalam rumah bisa membeli dan menjual produknya secara cepat dan mudah.

Masalah Limbah dan Pencemaran Lingkungan

     Limbah Digital akan bersifat racun bila tidak dibuang secara benar atau tidak didaur ulang dengan benar. Di dalam Ponsel saja terdapat sekitar 60 zat yang berbeda dan terdapat sekitar 30 jenis logam berbahaya dengan kondisi yang membahayakan manusia. Belum lagi di dalam Komputer, Laptop/Notebook yang juga mengandung zat-zat dan jenis-jenis logam berbahaya yang sangat membahayakan hidup manusia. Selain itu di era Digital Life penggunaan energi listrik sangat mutlak diperlukan. Bahan-bahan untuk mesin pembangkit listrik ialah bahan-bahan berbahaya bila setelah tidak dipakai lagi, tidak didaur-ulang secara benar atau tidak dibuang secara benar, tentu ini  akan sangat berbahaya bagi kehidupan dan lingkungan hidup. Dengan hal ini mendatangkan masalah bagi daur ulang. Dalam hal ini pendidikan baik formal, nonformal maupun informal di Indonesia harus menjawabi kebutuhan akan daur ulang alat-alat Digital juga alat-alat pembangkit energi listrik. Pendidikan kita juga harus mampu menjawabi persoalan terhadap upaya untuk menciptakan sumber teknologi Digital baru yang hemat energi listrik atau mencari sumber-sumber energi baru untuk menggerakkan teknologi Digital. Teknologi Digital harus bisa bertahan lama sehingga tidak selalu dibuang setelah dipakai singkat.

Teknologi Digital dan Internet Perlu Dukungan Energi Terbarukan

     Pendidikan harus mampu menciptakan teknologi Digital baru yang hemat listrik, bertahan lama, tidak merusak lingkungan hidup dan tidak membahayakan manusia dan alam lingkungan. Selain itu kita perlu mencari energi terbarukan untuk suplay energi listrik di Indonesia agar energi listrik mampu menggerakkan teknologi Digital dan Internet di masa depan dan saat ini. 

Program Internet Berkelanjutan

     Harus ada program internet berkelanjutan dengan fokus pada penemuan dan pengadaan energi terbarukan baik dari dalam bumi Indonesia maupun dari luar bumi Indonesia. Pendidikan harus ikut mendorong kemandirian dalam penemuan dan pengadaan energi terbarukan agar mampu mendukung program internet berkelanjutan untuk saat ini dan masa depan. Selain itu, harus ada upaya efisensi untuk program internet berkelanjutan dan  hemat energi. Efisiensi merupakan hal yang membuat Internet dapat bertahan saat ini dan masa depan. Untuk hal ini, Indonesia harus bekerja sama dengan berbagai perusahaan dunia seperti Google, Facebook, Twitter, Apple, dll untuk mencari dan menemukan energi terbarukan agar dapat mampu memasok kebutuhan energi untuk menggerakkan Internet. Persoalan sampah atau limbah teknologi Digital harus melibatkan pihak Greenpeace atau para aktivis dan pemerhati lingkungan hidup. Selain itu Ponsel, Laptop, Smartphone, Tablet, PC, dll harus diganti dengan peralatan baru yang bertahan lama, tidak boleh berumur singkat sehingga cepat dibuang. Dengan peralatan baru yang bertahan lama akan meminimalisasi dampaknya bagi alam lingkungan dan manusia. Kita harus menciptakan teknologi Digital yang bertahan lama seperti yang ada di  negara-negara kaya di mana fungsi-fungsi Smartphone, Ponsel, Laptop, PC, Table, dll amat bertahan lama. Selain itu, untuk menghadapi era Digital Life, bangsa Indonesia harus memiliki target yang jelas, terencana dan terstruktur yang bersifat inklusif dan memiliki perlindungan yang ketat. Juga pada masa depan dan saat ini, teknologi Digital harus melayani kepentingan politik Keindonesiaan dan kepentingan pribadi.

Pendidikan Untuk Ketahanan Budaya dan Untuk Keindonesiaan 

     Di abad ini maupun abad 21, pendidikan harus diupayakan untuk mempertahankan nilai-nilai Keindonesiaan, seperti yang dikatakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam pidato kenegaraan 15 Agustus 2014, "...Perjuangan kita di abad 21 tidak lagi menjaga kemerdekaan namun menjaga Keindonesiaan. Tidak ada gunanya kita semakin kaya dan makmur  serta modern  namun kehilangan hal yang terbaik dari bangsa Indonesia seperti: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, semangat persatuan, toleransi, kesantunan, pluralisme dan kemanusiaan.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun