Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Drama

Marjinal

7 Februari 2016   19:31 Diperbarui: 7 Februari 2016   20:12 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEREMPUAN II       : Kalau tadi kalian selalu kasih kami saran, sekarang giliran aku kasih saran, sebaiknya uang itu tak perlu digunakan sebagai usaha, kalau usahanya hanya jualan barang-barang halal. Mungkin kalau usahanya, satu hal yang haram, kau bisa pertimbangkan, (JEDA) atau mending gunakan saja buat bersenang-senang, karena abah akan selalu datang seperti malaikat, atau dia akan menjadi Nabi Hidzir yang belas kasih, setiap kita butuhkan, jadi bersenang-senanglah. (JEDA) Abah tak akan pernah marah, dan aku tahu apa yang ada dalam otaknya. (MENUNJUK PADA LAKI-LAKI I) Pasti dia akan bersenang-senang, mencari perempuan  lain dan bespesta pora sampai mati, karena ituu identitasnya. Karena hanya dengan cara itu dia bertahan hidup.

 

PASANGAN KEKASIH ITU HANYA TERSENYUM, BERMESRAAN  KE DALAM RUMAHNYA, SEMENTARA PEREMPUAN II MENGAMBIL BEBERAPA BARANGNYA KE DALAM RUMAH BEDENG SEBELUMNYA DAN PINDAH KE RUMAH BEDENG ADIKNYA. PELAN-PELAN CAHAYA HANYA TERPUSAT PADA LAKI-LAKI I, DIA HANYA TERSENYUM MENYERINGAI.

 

LAKI-LAKI I             : Dia itu sangat hebat, sepertinya dia tahu apa yang akan kumainkan, tentu saja uang ini akan kugunakan seperti yang diperkirakannya, (JEDA) karena dunia memang dihadirkan buat orang-orang gila. Dunia memang diciptakan buat kejahatan, bukan buat kebajikan, begitu kata Tuan Besar, (JEDA) tapi suatu waktu akan tiba saatnya mereka akan menghargaiku, mereka akan menjunjung setinggi-tingginya, karena semuanya adalah sandiwara.

 

LAMPU MATI SEBAGAI TANDA PERUBAHAN WAKTU.

 

12

SEORANG ABAH MUNCUL MEMBAWA DUA BUAH AMPLOP COKELAT YANG BERISI UANG RATUSAN RIBU RUPIAH. KINI LANGKAHNYA TERLIHAT SANGAT KERAS DAN BANAL, DIA BERGERAK MEMBANGUNKAN MEREKA SEMUA DI RUMAHNYA MASING-MASING. BAHKAN MENARIK LAKI-LAKI II DENGAN KASAR DARI DALAM. MEREKA KONTAN CUKUP TAKUT MELIHATNYA, YANG TERLIHAT DENGAN KOSTUM BERBEDA.

 

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun