Mina adalah seorang anak yang tumbuh serba kekurangan. Ayahnya telah meninggal
sejak usianya 9 tahun, sedangkan ibunya bekerja sebagai buruh laundry. Penghasilan yang paspasan membuat hidupnya sangat sederhana. Sehingga, kakaknya memutuskan untuk bekerja
sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan. Semenjak itu, kehidupan keluarga Mina lebih
baik dari sebelumnya. Ibunya tetap bekerja, namun penghasilan ibunya ditabung untuk biaya
sekolah Mina.
Mereka makan untuk sehari-hari dengan uang yang kakak Mina kirimkan. Beberapa
tahun kemudian, Mina duduk di bangku kelas 12. Pada masa itu, banyak siswa dihadapkan
pada kebimbangan dalam memilih jalan hidup. Entah itu bekerja, kuliah, atau bahkan menikah.
Ibunya menyuruhnya untuk bekerja sebagai TKW seperti kakaknya karena gajinya cukup besar
jika dirupiahkan. Namun, Mina tidak ingin bekerja kasar.
Mina sadar bahwa rantai kemiskinan diawali karena minimnya ilmu pengetahuan. Oleh