Mohon tunggu...
Gordi Afri
Gordi Afri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alumnus STF Driyarkara, Jakarta, 2012. Sekarang tinggal di Yogyakarta. Simak pengalamannya di http://gordyafri.blogspot.com dan http://gordyafri2011.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pa Dokter, Kapan Saya Boleh Pulang?

21 Mei 2012   10:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:01 11603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemauan untuk segera meninggalkan rumah sakit semakin tinggi. Setiap bangun pagi hari, harapan itu muncul. Hari ini hari ke sekian saya berada di sini, kapan ya...saya pulang?

Saya sebenarnya bisa pulang karena keadaan fisik saya semakin baik. Pusing sudah tidak ada. Lemas badan tentu saja ada sebab saya terbiasa tidur banyak selama di rumah sakit.

Nafsu makan bagaimana? Wah...belum tahu. Tetapi kalau di rumah sakit ini, saya makan banyak dan selalu habis. Wong...makanannya bubur dan lauk pauk serta buah-buahan lainnya. Kalau bubur tak perlu repot menguyah, langsung telan bisa.

Suhu panas masih terasa. Beruntunglah pagi hari terakhir, suhu normal kembali. Rasa panas dan menggigil sudah tidak ada. Namun, mengapa saya belum diizinkan pulang?

Ternyata trombosit saya harus mmenuhi standar. Kalau kena Demam Berdarah (DB) kadar trombosit inilah yang selalu dipantau. Saya mengecek di kertas hasil cek darah hari pertama, saat masuk, trombosit saya hanya 115 ribu. Kadar normalnya adalah 150 rb ke atas.

Ada 2 zat lagi yang sering muncul dalam kertas hasil cek darah di laboratorium rumah sakit setiap hari yakni kadar hemoglobin dan leukosit. Ini bagian dari darah. Saya tidak mengalami masalah dengan kedua zat ini sehingga saya mengabaikannya. Saya fokus pada perkembangan kadar trombosit saya.

Seorang pasien di sebelah saya mengatakan, kalau kena DB, trombosit biasanya turun lalu naik dan normal kembali. Mungkin virus DB itu menyerang trombosit ini.

Hari kedua, trombosit saya turun jadi 100 ribu. Wah payah ini kalau turun terus kapan naiknya. Hari ketiga kadar trombosit saya mulai naik. Naiknya tidak banyak hanya 4 saja sehingga trombosit saya pada hari ketiga menjadi 104 ribu.

Mukjizat besar terjadi pada hari keempat. Pada hari ini, kadar trombosit saya naik menjadi 143 ribu. Woao...naiknya luar biasa. Saya tidak tahu angka dari mana ini. Saya hanya mengonsumsi makanan yang disediakan rumah sakit.

Saya menghubungi teman saya yang mengambil jurusan kesehatan, minta pendapat, bagaimana cara mempercepat kadar trombosit. Beberapa dari mereka menjawab sama, minum jus jambu. Saya langsung menyuruh teman saya untuk membeli jus itu. Malam hari kelima saya menghabiskan segelas jus itu.

Hari kelima, ketika dicek darah saya, kadar trombositnya naik menjadi 175 ribu. Ini sudah melebihi batas minimal. Saya pun berharap bisa langsung pulang. Dokter menelepon bahwa saya bisa pulang hari ini juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun