Mohon tunggu...
Gordi Afri
Gordi Afri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alumnus STF Driyarkara, Jakarta, 2012. Sekarang tinggal di Yogyakarta. Simak pengalamannya di http://gordyafri.blogspot.com dan http://gordyafri2011.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lelaki Kok Lemas Gini????

8 Oktober 2012   16:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:04 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hujan kemarin membawa berkah. Tukang kebun tak perlu menyiram tanaman. Kebunnya sudah diguyur hujan. Tanahnya basah, debunya hilang. Pohonnya segar. Tak perlu repot bawa selang, buka keran, dan menyiram dari pohon ke pohon.

Ternyata hujan itu membuat lelaki yang itu tidak tampak seperti lelaki. Dia lelaki tetapi sepertinya tidak jantan. Kena hujan sekali saja langsung sakit. Boleh jadi dia tidak tahan hujan. Katanya, kehujanan makanya sakit. Padahal teman-temannya tidak ada yang sakit. Dia memang beda.

Katanya kehujanan, betulkah itu? Mereka, termasuk dia, membawa mantel/jas hujan. Kalau hujan di jalan, mengapa tidak memakai mantel itu? Kalau sudah ada mantel mengapa masih menjawab kehujanan?

Jangan-jangan dia berbohong. Beberapa temannya bilang kemarin mereka tidak kehujanan. Hanya ada gerimis sedikit, katanya. Apakah lelaki itu sakit karena gerimis itu? Ah…mana mungkin. Boleh jadi demikian.

Tetapi mungkinkah dia hanya ingin tidur saja? Mungkin juga seperti itu. Kalau begitu, dia sudah berbohong denganku. Katanya kehujanan padahal tidak. Katanya sakit padahal mau tidur.

Oh..engkau lelaki tetapi sungguh malang tipu muslihatmu. Engkau bilang sakit padahal bukan, engkau bilang kehujanan padahal tidak. Engkaulah lelaki yang bukan lelaki. Lelaki itu jantan. Dia seharusnya tidak berbohong. Lelaki itu biasanya jujur. Dia berani mengungkapkan kesalahan dan kebenaran.

Engkau sama sekali menyembunyikan kelelakianmu. Kelelakianmu itu adalah kejantananmu itu. Dengan sebutan lelaki dan dengan tubuh-fisik serta sifat yang kamu miliki, kamu memang pantas menjadi lelaki. Sayangnya kamu bukan lelaki yang digambarkan orang. Kamu lelaki yang lemah. Kamu pantas dijuluki lelaki yang bukan lelaki.

Ah..mendingan tukang kebun itu. Dia tidak menonjolkan diri sebagai lelaki sejati. Tetapi dari perbuatannya, dia tampak seperti lelaki. Dia memang adalah lelaki sejati. Dia merawat tanamannya dengan baik. Tak perlu takut, tak perlu menyembunyikan kebobrokan.

Lelaki, jantan, ya seperti tukang kebun itu. Dia kadang-kadang dianggap tidak berguna tetapi justru dia menggunakan segala yang ada demi kemajuan rumah tangganya. Banyak orang mendapat manfaat dari pekerjaanya. Tanpa dia mana ada buah-buahan berkelimpahan di pasar?

Boleh jadi dia tidak atau jarang ke pasar. Tetapi orang tahu buah ini berasal dari kebunnya. Buah manis itu merupakan hasil usahanya. Engkau lelaki. Tunjukkan bahwa kamu lelaki dan tak lemah dikala kehujanan. Buktikan bahwa kamu lebih besar dari guyuran hujan yang membuatmu sakit-sakittan dan bukan sakit.

PA, 8/10/2012

Gordi Afri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun