Mohon tunggu...
Laila Nur Fitria
Laila Nur Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Hidup adalah suatu cara dimana kita akan terus mengalami proses yang mungkin rumit, namun percayalah akan ada jalan dari setiap kesulitan yang kita lalui"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tahan Amarah, Kuasai Diri, Kendalikan, Sabar, Apa Itu yang Disebut dengan Konsep Regulasi Emosi?

7 Desember 2022   23:30 Diperbarui: 8 Desember 2022   03:23 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Ilustrasi Regulasi emosi | Sumber Gambar: hipwee.com

Hai Guyss....kembali lagi berjumpa dengan aku disini yaa,,, semoga kalian tidak bosen dan terus semangat belajar melalui literasi. Kali ini topik atau tema yang akan kita bahasa gak kalah seru dari topik-topik pada sebelumnya yakni mengenai regulasi Emosi. Tau nggaksih kalian sebelumnya apa yang dimaksud dengan regulasi. Nah, apakah kalian pernah merasakan sesuatu yang kurang enak sehingga melakukan sesuatu yang dapat merugikan akibatnya akan sulit dalam mengontrol emosi? Biasanya kalau kita sedang marah ke teman, maka nada bicara yang kita ungkapkan kepada dia akan terkesan nada tinggi hingga kadang membentaknya, benarkah hal tersebut?

Bukan hanya kemarahan saja, juga ketika kita merasa sedih/ putus asa tentang suatu masalah. Maka teman lawan bicara kita akan berusaha menghampiri dan menghibur dengan mengajak makan atau lainnya. Namun, respon yang kita berikan justru  menolaknya karena merasa masih sangat sedih dan gak mood untuk melakukan hal tersebut. Sebenarnya apapun yang akan kita lakukan/ hal yang sedang ada di depan mata kita, namun kita sedang dalam keadaan mood yang kurang bagus. Maka hal tersebut juga akan sangat berpengaruh terhadap energi positif yang dihasilkan.

Kebanyakan dari kita pasti sudah pernah merasakan semua kejadian/ peristiwa tersebut diatas. Mungkin pada saat kita merasakan hal tersebut, kita akan sulit mengontrol pada saat emosi itu kita rasakan dalam diri kita. Entah itu emosi marah, sedih, takut, malu, kecewa, putus asa dan yang lainnya. 

Namun emosi kemarahan adalah yang paling sering dirasakan dan dalam hal mengontrol diri harus dengan kemampuan ekstra. Takutnya jika kita dalam kondisi marah yang meluap-luap dan tidak dapat mengendalikannya akan dapat merugikan oranglain. Seperti contoh meredam emosi, apa yang harus kita lakukan? Pertama kita harus mengontrol dari dalam diri kita sendiri untuk menahan, kemudian kita juga harus berfikir apa yang membuat kita menjadi tersebut bisa dikatakan intropeksi terlebih dahulu atau kurang menahan emosi serta harus juga memikirkan konsekuensi dari apa yang kita buat sebelum bertindak lebih jauh lagi.

Nah, kalau kita membicarakan soal bertanya pada diri sendiri saat kita merasakan emosi yang menghampiri, pastinya kita juga akan membahas yang dinamakan regulasi emosi. Apa sih yang disebut dengan Regulasi emosi Itu dan bagaimana cara kita dalam mengontrol emosi???

Konsep Dasar Regulasi emosi 

Regulasi emosi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menilai, mengatasi, mengelola dan mengungkapkan emosi yang tepat dalam rangka mencapai keseimbangan emosional. Kemampuan yang tinggi dalam mengelola emosi akan memampukan individu untuk menghadapi ketegangan dalam kehidupannya (Gross, 1998). Semua manusia di muka bumi ini pasti  pernah merasakan sensasi emosi dari pengalaman hidup sehari-hari. Perasaan tersebut dapat berupa sesuatu hal yang dapat mendatangkan kesenangan maupun kesedihan. 

Namun, biasanya emosi yang sulit dikendalikan dan terkontrol adalah emosi yang berhubungan dengan perasaan marah, sedih dan putus asa. Emosi pada dasarnya merupakan kodrat dari Tuhan Yang Maha Esa dan  dimiliki oleh setiap manusia yang tidak dibedakan oleh usia maupun jenis kelamin. Bahkan seorang bayi yang baru lahir dari kandungan ibu juga dapat menampilkan ekspresi emosi, misalkan dengan menangis akibat rasa sakit. Itulah emosi pertama yang dihasilkan oleh bayi ketika lahir di dunia.(Monica, 2015)

Nah, jadi kita dapat menyimpulkan bahwa regulasi emosi adalah suatu keadaan dimana kita mengontrol, mengendalikan, menahan, serta mampu mengatasi emosi yang terjadi dalam diri kita agar tidak sampai terjadi suatu hal yang tidak diinginkan/ merugikan oranglain. 

Kita juga dapat mengartikan regulasi emosi ini pengendalian dan kontrol diri dari kita untuk menghentikan atau mengurangi emosi yang sedang terjadi. Agar emosi yang kita rasakan tidak sampai menimbulkan suatu hal yang tidak diinginkan dan suatu hal yang tak terkendali. 

Perlu di ingat bahwa dengan kita meregulasi emosi yang terjadi dalam diri kita. Artinya, kita juga menjaga kesehatan mental kita sendiri. Kesehatan mental adalah suatu hal yang sangat penting dan harus dijaga. Jika bukan kita siapa lagi?? Kuncinya "Love Yourself" yakni cintai dirimu sendiri, dengan cara apa?? Dengan cara regulasi emosi yang merupakan salah satu bentuk cinta kita terhadap diri sendiri. Selain itu terdapat pula beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya regulasi Emosi. Apa Sajakah?

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Regulasi Emosi 

Banyak hal yang mempengaruhi dan bisa terjadi ketika seseorang dalam emosi. Artinya banyak peristiwa/ kejadian yang menyebabkan seseorang mengalami emosi. Oleh karena itu, dalam hal ini peran regulasi emosi sangat diperlukan dalam mengendalikan adanya emosi yang keluar. Mengapa demikian, dengan regulasi emosi seorang individu dapat mengendalikan emosi yang terjadi pada dirinya. Terlebih pada anak usia dini yang belum memiliki kematangan emosional yang cukup. Dalam hal ini anak usia dini masih harus dan memerlukan peran orangtua untuk membantu pada proses regulasi emosi. Faktor yang Mempengaruhinya dikutip dari Hendrikson (2013) menurutnya emosi pada setiap individu dipengaruhi oleh berbagai faktor, begitu juga ketika individu harus mengatur kondisi emosinya. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Faktor Lingkungan, dalam hal ini sudah dapat kita pahami bahwa lingkungan adalah penentu utama dari suatu hal yang terjadi. Mengapa demikian, karena lingkungan anak terdapat dua yakni lingkungan rumah bersama orangtua dan di sekolah bersama guru. Perlu adanya dorongan yang kuat serta keharmonisan baik dirumah/ di sekolah yang akan sangat berpengaruh terhadap emosi si anak. Biasanya ketika anak yang sedang emosi di rumah akan terbawa ke sekolah, kemudian peran guru dalam hal ini diperlukan dalam hal regulasi emosi.

b. Pola Asuh Orang Tua, pola asuh orangtua juga akan sangat berpengaruh pada anak. Tak jarang banyak kita temui anak yang terlalu dimanjakan akan membuat anak menjadi acuh tak acuh atau egois. Kemudian terdapat pula anak yang mendapat pengasuhan otoriter, maka si anak akan merasa tertekan dengan keadaan tersebut. Itulah yang mempengaruhi emosi. Anak yang terlalu ketat dalam pola pengasuhan akan sangat mengalami tekanan, hingga ia merasa terdesak.

c. Usia, dalam hal ini kematangan emosi juga sangat dipengaruhi oleh usia karena dengan kematangan serta daya berpikir sesuai dengan tahapannya, maka dalam hal ini sudah dapat menurunkan egonya. Misalnya orangtua yang akan lebih mengalah pada anak, karena anak masih belum dalam kematangan usia yang cukup untuk memahami setiap hal yang terjadi di lingkungannya. Selain itu pula, usia juga dapat menunjukkan karakter bagaimana seorang individu dalam bersikap/ cara berpikirnya. Nah, sudah sangat terlihat perbedaan yang jelas dalam hal ini antara usia muda dan tua serta kematangan yang sesuai dengan tahapannya.

d. Perubahan pandangan luar, perubahan pandangan luar dapat menimbulkan konflik dalam emosi seseorang. Seperti tidak konsistennya sikap dunia luar terhadap pribadi seseorang, membeda- bedakan wanita dan pria, dunia luar memanfaatkan kondisi ketidakstabilan seseorang untuk pengaruh yang negatif. Karena pada dasarnya pula, manusia tidak suka dibeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya.

e. Pengalaman yang traumatik, jenis kelamin, serta perubahan jasmani juga merupakan faktor dari regulasi emosi.  

Nah, jika pada anak usia dini kita juga harus menerapkan beberapa cara/ metode dalam berlatih mengenadalikan emosi dengan beragam cara yang dapat diterapkan anak dalam mengatasi emosi yang sedang terjadi. Anak usia dini akan sangat terbantu dalam hal regulasi emosi jika diterapkan dengan berbagai cara.

Metode Berlatih Regulasi Emosi pada Anak
Emosi yang tejadi pada manusia bukan hanya terjadi pada orang dewasa saja. Namun, demikian dalam hal ini anak usia dini pula sudah dapat merasakan emosi yang terjadi pada dirinya. Seperti misalnya, jika terdapat seorang anak yang sedang bermain mainan, kemudian direbut oleh temannya. 

Maka dia akan merasa kesal dan marah, dan secara spontan dia akan memukul temannya tersebut. Karena ia merasa tidak suka dengan perlakuan temannya. Sementara itu contoh lainnya seperti halnya anak usia dini yang diejek/ tidak mempunyai teman. Maka ia akan merasakan emosi kesedihan yang sangat hingga anak tersebut tidak dapat mengontrol dan diluapkan dengan tangisan. Banyak kejadian/ peristiwa dimana anak sangat memerlukan peran penting regulasi emosi. Berikut beberapa metode yang dapat diterapkan dalam hal meregulasi emosi pada anak, sebagai berikut.

1. Bermain pura-pura
Bermain pura-pura memberi anak-anak kesempatan untuk mempraktikkan pengalaman emosional yang sangat membangkitkan, untuk melepaskan ketegangan dan mencoba memahami peristiwa yang mengganggu, dan untuk mengumpulkan keterampilan pengaturan emosi dalam lingkungan yang aman yang memungkinkan (dan sering mendorong) ekspresi pengaruh kreatif (Hoffman & Russ, 2012). Nah misalnya kita mengajak anak untuk bermain peran, disini kita bermain bersama dengan anak untuk mengajak bermain drama. Anak akan mencoba mengekspresikan apa yang telah disepakatinya dalam drama tersebut. Bisa juga kita mengajak anak bermain bersama misalnya menggunakan kertas. Nah, kertas tersebut dibaratkan/ pura-pura sebagai orang-orangan.

2. Bermain Ular Naga
Permainan ini adalah permainan yang mengembangkan kemampuan mengatur diri pada anak. Dan dari sinipula anak juga dapat berlatih kesabaran, kegigihan, dan kerja keras. Permainan ini dimulai ketika anak berbaris kemudian yang lainnya mengelilingi dua anak yang berpegangan menjadi terowongan. Teman yang lainnya bernyanyi sambil mengitarinya. Ketika anak dibiasakan dengan berlatih kesabaran, kegigihan, disinilah regulasi emosi diajarkan pada anak untuk dapat menghadapi emosi yang terjadi pada dirinya.

3.  Storytelling (bercerita)
Pada anak usia dini, guru disekolah ataupun orangtua di rumah sering bercerita untuk dapat mengembangkan kemampuan kognitif pada anak. Selain itu pula, dengan metode tersebut anak dapat belajar menangkap cerita tersebut. Nah, dengan asyiknya guru bercerita hingga kelamaan dan membuat anak merasa bosan dan jenuh, maka disilah peran regulasi emosi tersebut diperlukan. Sama dengan metode yang sebelumya artinya misal seperti anak yang tidak bisa duduk diam hanya mendengarkan cerita, maka dalam metode ini anak diajarkan kesabaran serta memperhatikan/ memberikan perhatian lebih ke oranglain.

Rasulullah SAW bersabda "Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad dan Bukhari).

Nah, dari hadits tersebut kita dapat mencontoh teladan rasulullah dalam mengendalikan emosi ketika marah. kemudian kalian pasti tidak asing dengan hadits beliau yang juga populer yang berbunyi "Jika kamu sedang marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, jika kamu masih marah maka berbaringlah". hadits tersebut pula juga sangat menekankan bahwa kita harus pandai dalam mengatur serta mengendalikan emosi guna menjaga kesehatan mental pada diri kita sendiri. 

Berdasarkan pembahasan artikel diatas, pada intinya regulasi adalah suatu cara kita dalam mengontrol, mengendalikan, menahan emosi yang terjadi dalam diri kita. Dengan adanya regulasi dalam diri kita akan sanngat bermanfaat dalam mengontrol setiap emosi yang kita keluarkan. Mungkin itu sedikit pembahsan artikel pada kali, semoga dapat menabah pengetahuan dan wawasan baru mengenai hal tersebut, dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, See You the Next Article Guys........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun