Mohon tunggu...
Della Anna
Della Anna Mohon Tunggu... Blogger,Photographer,Kolumnis -

Indonesia tanah air beta. Domisili Belanda. Blogger,Photographer, Kolumnis. Berbagi dalam bentuk tulisan dan foto.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Keperawanan, Antara Tradisi dan Prinsip di Maroko

20 November 2016   14:49 Diperbarui: 20 November 2016   16:43 3405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi www.trouwenbrugge.be

Oleh karena biaya operasi ini tidak termasuk antrian persyaratan penggantian biaya dari asuransi pada polis. Sama seperti botox dan operasi kecantikan untuk wajah. Kecuali bagi penyakit kanker payudara, maka asuransi kesehatan masih dapat bernegosiasi bila terkait prothese payudara.

Singkat kata, biaya adalah budget risiko pribadi. Dan apakah pihak rumah sakit akan melakukannya tanpa persetujuan surat rujukan dari dokter pribadi (huisarts) dan pihak asuransi kesehatan? Inilah tembok baja penghalang itu yang pada akhirnya pasien terpaksa melakukan tindakan medis surgery di luar negeri. Operasi memperbaiki selaput dara keperawanan yang rusak akibat senggama luar nikah disebutkan tidak selamanya aman dari risiko kesehatan.

Pemerintah Belanda lewat peraturan untuk orang asing (vreemdelingenwet) sejak tanggal 01 April, 1994 menetapkan bahwa bagi warga negara Belanda yang akan menikah dengan warga negara asing maka calon dari warga negara asing harus mengajukan permohonan MVV (Machtiging tot Voorlopig Verblijf) pada kedutaan besar Belanda atau Konsulat di negara pemohon. 

Kedutaan akan menentukan apakah izin MVV ini diberikan atau tidak. Ketentuan ini untuk menyaring langkah asylum dengan memakai pernikahan sebagai salah satu cara masuk dan menetap di negeri Belanda.

Keperawaan itu penting bukan karena agama, tetapi karena tradisi

Saya bertukar pikiran dengan seorang Bourcha, wanita muda Maroko dari generasi kedua yang lahir di Belanda. Yang telah mengalami proses perubahan cara berpikir sebagai akibat pengaruh gaya hidup. Bourcha sendiri menempuh pendidikan di Eropa, namun masih teguh pada aturan adat istiadat negerinya - Maroko.

Menurut Bourcha, keperawanan itu sangat penting bagi pengantin Maroko karena adat istiadat menilai hal ini sangat sakral dan ada kaitannya dengan nama baik keluarga serta harga diri dan prinsip. Tidak jadi soal apakah orang Maroko itu beragama Islam atau Kristen atau Atheis.

Hilangnya keperawanan baik karena faktor disengaja atau tidak harus segera dicarikan solusinya. Oleh karena pengantin pria Maroko pada malam pertama perkawinan harus melihat darah keperawanan istrinya. Inilah tradisi itu. Kecuali faktor lain yang telah disepakati oleh kedua pengantin sendiri tanpa ikut campur kedua belah pihak keluarga besar.

Pilih mana; perawan ting ting, palsu atau tidak perawan?

Inilah dilema kita sebagai wanita bila hubungan seks luar nikah telah kita lakukan. Tidak sedikit para wanita muda akhirnya menunda masa pernikahan mereka terkait soal yang satu ini. Oleh karena untuk menyatakan bahwa dirinya tidak utuh lagi di depan calon suami sangat berat dan memerlukan jiwa besar, karena sama saja dengan kalau harus berjibaku antara hidup dan mati. 

Mengapa demikian? Karena wanita dituntut ‘’sempurna’’ oleh pasangannya. Sementara sebaliknya calon suami bisa saja terjadi mereka tidak perjaka lagi. Apakah anda menilai fair? Saya malah menilai 100% tidak fair. Bagi saya, kalau calon suami menuntut saya sempurna, dan sayapun punya hak untuk menuntut dia masih perjaka. Skak mat deh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun