Daya ingat adalah kemampuan mengingat kembali informasi informasi maupun pengalaman yang sudah terlewati (Dahlan, Rosmawati, dan umari, 2016). Daya ingat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor psikologis, fisiologis, dan patologis seperti olahraga, usia, jenis makanan, dan latihan memori berulang kali. Jenis makanan yang dapat meningkatkan daya ingat, seperti biji-bijian, alpukat, ikan salmon, telur, apel, brokoli, dan lain sebagainya. Selain itu, beberapa aktivitas yang memiliki dampak positif untuk daya ingat, seperti perilaku mencatat, tidur, olahraga, bereksplorasi, pikiran positif, dan mandiri. Dahlan, Rormawati, dan Umari (2016) menyatakan bahwa cara untuk mempertajam daya ingat, yaitu dengan cara melakukan meditasi, senam otak, memenuhi kebutuhan nutrisi, membaca dan relaksasi. Jadi, dapat kita simpulkan daya ingat jika kita diberikan peningkatan dalam memperoleh suatu pengetahuan tentang daya ingat tentunya menambah kemampuan kita untuk mengingat lho!
Dalam perspektif islam, manusia memiliki fungsi kognitif dan panca indera untuk belajar. Setiap manusia memiliki kapasitas memori yang sangat besar. Allah menciptakan manusia dengan sempurna dan membekali manusia dengan akal dan kemampuan berpikir. Tujuan Allah menciptakan manusia dengan akal dan kemampuan berpikir supaya manusia bisa membangun dan membuat pengalaman mereka agar bisa beribadah kepada Allah. Dapat kalian bayangkan jika manusia tidak dibekali oleh memori, pasti kita tidak ingat bagaimana cara beribadah kepada Allah SWT.
Pada saat ini, banyak dijumpai Hafidz Al-Qur'an yang bisa menghafal Al-Qur'an dengan ribuan kata-kata dalam bahasa arab. Dengan adanya kejadian ini, bisa disimpulkan bahwa manusia memiliki kemampuan kognitif dan memori yang sangat besar sekali. Dilansir dari liputanislam.com, menyatakan bahwa memori manusia adalah ruangan dengan kapasitas terbatas, sehingga tidak semua hal dapat dimasukan ke dalam memori. Dalam surat Hud ayat 14 menyatakan bahwa sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan melenyap berbagai keburukan. Dari ayat tersebut diketahui bahwa cara yang efektif untuk memiliki memori yang luas dengan menolak masuknya memori buruk untuk masuk kedalam ruangan memori kita.
Islam telah memberikan penekanan fungsi kognitif dan indera manusia yang bertujuan sebagai alat untuk belajar. Fungsi kognitif yang berupa memori jangka panjang maupun memori jangka pendek serta panca indera yang berperan dalam menentukan keberhasilan ataupun kegagalan (Asmarni, 2019). Dalam surat Al-Nahl ayat 78 menyebutkan bahwa Allah mengeluarkan kita dari perut ibu dengan keadaan tidak mengetahui semua hal, dan Allah memberikan pendengaran, penglihatan, dan daya nalar agar kita dapat bersyukur. Maka dari itu, dapat diketahui bahwa kita memiliki akal (memori) dan panca indera yang digunakan untuk mengetahui apa yang belum diketahui dengan tujuan beribadah kepada Allah. Dan dalam perspektif islam, memori serta akal pikiran yang berkaitan dengan belajar untuk beribadah mengerjakan perintah Allah.
Daftar pustaka
Asmarni, D. (2019). Perspektif Islam Mengenai Memori dan Meningkatkan Daya Ingat Hafalan Al-Qur'an. http://www.nusantaranews.net/2019/11/perspektif-islam-mengenai-memori-dan.html.
Bhinnety, M. (2015). Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi, 16(2), 74-88. https://doi.org/10.22146/bpsi.7375
Dahlan, K., Rosmawati., Umari, T. (2016). Development of The Memory Improvement in Learning. Jurnal Online Mahasiswa, 3(2), 1-9.Â
Elita, R. (2004). Memahami Memori. Jurnal Mediator, 5(1), 147-160.Â