Mohon tunggu...
Erni Aladjai
Erni Aladjai Mohon Tunggu... lainnya -

Erni Aladjai, Lahir di Banggai Kepulauan 7 Juni. Dia menulis, bertani, memotret, meriset. Buku-bukunya yang sudah terbit; Pesan Cinta dari Hujan (InsistPress, 2010), Ning di Bawah Gerhana (BPE, 2013), Kei (GagasMedia, 2013) dan Dari Kirara untuk Seekor Gagak (Gramedia, 2014). ernialadjai.net

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percakapan Penginapan

2 Maret 2011   01:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:09 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku dan kamu

Bilah-bilah bambu yang pernah kita percakapkan

sebagai lantai rumah kita yang paling tahan musim

Menguning, menyimpan kenangan yang sering-sering membuat kita menjenak

Ini serupa mengawetkan ikan-ikan laut

Adakah pernah kau ingat pada suatu musim barat

Rerumpun pandan meyeruakkan wangi yang lalulalang

Kau bilang, inilah wangi beras yang ditanak tanganku yang gemuk

Tangan yang engkau harapkan memegang buku puisi

Membacakanmu haiku jelang lelap

Kamu dan dia

Tapi rupanya Iaselalu tahu kebahagian seringkali pergi sesuka hati

Ia merencanakan agar kau mengenangnya, maka sebelum pergi ia tinggalkan dirimu sesuatu

Serupa wangi, serupa pepuisi, serupa percintaaan yang membuat dirimu bagai usai menengak dua gelas kopi

Padang lamun yang sering ia tapaki sembari menggengam bintang laut

Membawamupada lamunan paling lama

Aku dan kamu

Kota dengan musim dan orang-orang yang berbeda aksen

Mengantarkan kau dan aku pada sebuah penginapan

Di sana kita menyembunyikan tangis dari orang yang lalu lalang

Bantal-bantal yang tebal pandai benar meredam tangismu

Seringkali kubayangkan aku adalah sebuah penginapan di jalan-jalan

Dan kau yang selalu melakukan perjalanan, menemukan diriku dimana saja untuk menginap

“Di dunia ini adakah sepasang kekasih yang bertemu hanya untuk bercinta?”

“Itu tidak betul, kadang-kadang aku mencemaskanmu!”

Dua percakapan jelang tidur dan kita saling memunggungi

Mengungsikan kecemasan-kecemasan yang kita rencanakan

Sayangnya kita memang hanya pandai saling mengenang

Dan aku hanyalah seorang tukang cerita

membutuhkan lelaki sepertimu, Yang suatu musim bisa kutulis

Luwuk 3 Maret 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun