Ratna 17 tahun. Belajar di SMA Harapan Bangsa duduk di kelas 2. Ia anggota organisasi kesiswaan. Meski bukan ketua, namun ia disegani karena kevokalan dan keberaniannya dalam mengeritik keorganisasian atau kebijakan sekolah. Di balik wajahnya yang cantik tersirat juga keberanian seorang wanita.
Baru-baru ini Ratna dan teman-temannya memgeritik kebijaksanaan sekolah. Di mana peraturan tersebut merugikan para pelajar. Sekolah menaikan uang praktek lapangan siswa dan iuran bulanan.Â
Hal tersebut sangat memberatkan bagi siswa-siswi yang orang tuanya ekonomi menengah. Kebijaksanaan itu membuat para pelajar terbelah, ada yang dukung dan tidak.Â
Pendukung adalah murid-murid yang orang tuanya tajir dan menengah ke atas. Mereka dukung karena ada penghargaan bagi pelajar yang bayarannya tidak telat. Penambahan 1 point nilai untuk semua mata pelajaran.
Kebijaksaan edan itu ditentang keras Ratna CS, terutama temannya Harry dan Mazdi. Mereka paling getol menentang. Baik secara protes tertulis melalui media organisasi siswa yang kemudian disampaikan ke paguyuban dan dewan sekolah. Atau merencanakan demo besar-besaran mengajak pelajar yang sama-sama memprotest.Â