Di sekitar komplek masjid, suasana menjadi semakin ramai dengan kedatangan beberapa wisatawan yang sangat antusias. Mereka berfoto-foto sambil mengenakan pakaian adat jawa yang anggun, seperti kebaya, kain batik yang dipakai untuk jarik, dan blangkon yang dipakai untuk laki-laki. Kami melihat mereka dengan penuh kekaguman, karena mengenakan pakaian adat seolah menjadi bagian dari upaya mereka untuk menghormati dan merasakan budaya jawa secara mendalam. Seakan mereka tidak hanya menjadi wisatawan yang datang untuk melihat saja, tetapi benar-benar ingin terlibat dalam budaya dan tradisi yang ada di tempat ini.Â
Sudut Bangunan Komplek Masjid Gedhe Mataram/dok. pri
Menutup perjalanan kami di Komplek Masjid Gedhe Mataram, perasaan kami bercampur antara kagum dan syukur. Perjalanan yang awalnya kami anggap sebagai kunjungan berwisata, ternyata memberi lebih dari sekedar pemandangan indah. Kami disuguhkan dengan keindahan arsitektur kuno, warisan budaya, serta tradisi yang masih hidup hingga saat ini.Sendang Seliran mengajarkan kami tentang makna kesakralan dan pentingnya menjaga keseimbangan antara masa lalu dan masa kini. Melalui setiap langkah, kami mendapatkan pelajaran yang begitu berharga tentang sejarah dan budaya yang hidup di setiap sudut Kotagede.ini bukan hanya perjalanan fisik yang menghabiskan waktu, tetapi juga perjalanan batin yang mendalam, dimana kami belajar untuk menghargai masa lalu dan lebih bertanggung jawab dalam melestarikan budaya di masa depan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Travel Story Selengkapnya