Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menjadikan Cashback ala Milenial untuk Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

1 Agustus 2019   07:07 Diperbarui: 1 Agustus 2019   07:23 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sistem pembayaran digital yang tren di kalangan generasi milenial. | Sumber Foto: www.nttdata.com

Dalam konteks yang lebih luas, krisis keuangan mengancam stabilitas sistem keuangan negara. Pengalaman negara kita, menunjukkan bagaimana krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008 mengguncang sistem perekonomian kita.

 Saat itu, ekonomi kita tampak baik-baik saja, maka tidak heran banyak orang kaget saat krisis datang. Akibatnya banyak orang panik, terjadi rush money, dan pada akhirnya bersifat sistemik dan mengguncang geopolitik nasional.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Juda Agung, krisis keuangan bisa digambarkan seperti peristiwa kecelakaan di jalan raya yang menyebabkan kemacetan di mana-mana. BI bertugas untuk mengawasi sistem lalu lintas secara keseluruhan supaya tetap berjalan teratur, tidak macet. 

Jika macet maka dibuatlah sejumlah kebijakan makroprudensial, yakni seluruh upaya yang dilakukan untuk menjaga lalu lintas kembali lancar atau menjaga stabilitas sistem keuangan.  

Baca Juga Tulisan Saya: Mengenal Secara Sederhana, Apa Itu Kebijakan Makroprudensial

Jika pertumbuhan ekonomi terlalu tinggi, masih dari Judo, maka direm dengan pengetatan moneter melalui penaikan suku bunga acuan. Akibatnya permintaan kredit akan melambat. 

Langkah ini perlu dilakukan untuk menekan pertumbuhan yang bersifat konsumtif atau yang ditopang oleh kredit perumahan dan kendaraan. Ekonomi yang tumbuh dari perilaku konsumtif, bisa mengancam stabilitas sistem keuangan, jika tiba-tiba terjadi krisis keuangan.

Bagaimana jika ekonomi sedang lesu? Itulah yang terjadi saat ini. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan ekspor, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 6% ke 5,75%. 

Menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, langkah tersebut ditempuh dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada semester II/2019 yang ditargetkan mencapai 5,2% (yoy) pada semester II. (Sumber).  

Cara Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan 

Saya sepakat ada korelasi krisis keuangan pribadi atau keluarga dengan krisis ekonomi negara. Menurut saya, krisis sebuah negara pasti buntut dari perilaku individu-individu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun