Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Surat Cinta dari Warga untuk PDAM Tirta Pakuan dan Bima Arya

13 April 2019   08:00 Diperbarui: 14 April 2019   14:01 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture keluhan pelanggan PDAM Tirta Pakuan di Google

Kenapa saya marah? Pertama, bagaimana mungkin perusahaan bobrok bisa dapat penghargaan, apalagi untuk semua aspek? Gila! Menurut saya, KPK bisa masuk ke sana apalagi saat ini sedang hangat kasus SPAM. 

Kedua, Bima Arya itu akan menjabat 2 periode, kok ya gak bisa buat apa-apa. Kota Bogor itu wilayahnya kecil loh, dan memiliki potensi air yang sangat besar. Kembali saya bertanya, ada apa dengan Bima Arya dengan PDAM-nya? Ini baru ngomong soal air doang loh ya.

Saya pikir, kegerahan warga sudah semakin memuncak. Bertahun-tahun sudah memberikan toleransi sembari tetap membayar iuran. Catat, tetap membayar. Saya, dan mungkin warga Bogor yang lain, tidak bisa dibodohi dengan setumpuk penghargaan yang diterima PDAM Tirta Pakuan. Lebih baik aggaran untuk mengejar penghargaan, dipakai untuk memperbaiki manajemen, SDM, dan program berbasis penyelesaian masalah pelayanan pelanggan.

Kenapa saya bilang warga sudah gerah? Karena jeritan warga Bogor sudah ditulis juga oleh media nasional Sindonews dengan judul "Warga Bogor Keluhkan Air PDAM Sering Kotor dan Kadang Mati Total."

Beberapa keluhan warga saya kutipkan di sini:
"Bahkan sudah dua hari ini sejak pagi pukul 06.00 hingga 18.00 WIB, air mati total. Mau masak dan mencuci pakaian jadi susah. Parahnya lagi, pemadaman ini tidak ada pengumuman dan pemberitahuan," ujar Diana, ibu rumah tangga yang berdomisili di Bantarkemang Atas, Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor, Minggu (17/3/2019).

"Mau gimana lagi, saya juga bingung kenapa pihak PDAM Kota Bogor tak mengeluarkan pemberitahuan atau mengumumkan akan ada pemadaman seperti ini. Kita tiap bulan bayar sama saja, apalagi tarifnya sudah dinaikan, tapi tidak ada perbaikan kualitas pelayanan," ungkapnya.

Yang menarik, Humas PDAM Tirta Pakuan saat diminta konfirmasi jawabannya mirip dengan petugas call center. "Staf Humas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Iman Safirrahman saat dikonfirmasi mengaku harus mengecek terlebih dahulu daerah yang mengalami gangguan. 'Memang daerah MBR, Bantarkemang, dan Katulampa di reservoir Cipaku level airnya sedang rendah.'" Gangguan yang bukan terjadi kemarin sore aja masih dibilang mau ngecek dulu.

Tetap Idealis

Bapak Walkot dan Direksi PDAM Tirta Pakuan, saya menulis ini sebagai tanda perhatian. Saya bisa saja cuek dan bahkan tidak menganggap kalian ada. Saya sering mengatakan, ada beberapa daerah yang pemerintahnya auto pilot toh warganya bisa hidup dengan caranya sendiri. Masalah air, sampah, banjir, dan lainnya itu dianggap bunga-bunga kehidupan. Tetapi untuk tahap ini, saya belum sampai sana.

Bahkan, saya masih menjaga idealisme saya terkait air. Saya beberapa kali liputan terkait masalah air bagi kaum urban, dan bagaimana seharusnya warga kota memberikan sumbangsihnya. Hal itu membuat saya memiliki pengetahuan, dan bagi saya tidak boleh mengkhianati pengetahuan yang sudah saya dapat itu.

Maka, sampai saat ini yang masih saya pegang adalah: Tidak membuat sumur bor, walau rumah kecil harus ada perkarangan supaya ada resapan air (saya buat di depan dan di belakang rumah), dan membiarkan lantai garasi menggunakan konblok. Satu lagi yang ingin saya lakukan adalah membuat lubang biopori. Belum terlaksana karena tidak ada alatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun