Mohon tunggu...
Ghulam Zaky
Ghulam Zaky Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

3 Tips untuk "Fresh Graduate Jobseeker"

16 Agustus 2018   20:08 Diperbarui: 20 Agustus 2018   20:16 3643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image result for job seeker fresh graduate


Keringat dingin membasahi dahi. Jantung terus berdegup-degup. Sebentar lagi akan ada proses interview dengan user. Melihat pesaing di kanan kiri. Rasa minder mulai merasuki. Dari ratusan pelamar yang ada, yang diterima mungkin tidak sampai 5. Am I good enough to be selected?

Hampir seluruh mahasiswa bekerja keras so furiously untuk menyelesaikan tugas akhir. Segera menjadi sarjana hampir pasti menjadi impian semua mahasiswa. Namun, pertanyaan sebenarnya, habis lulus mau ngapain?

Bagi kalian yang ingin segera melanjutkan bisnis yang sudah digeluti sejak kuliah, selamat, lulus cepat membuat kalian segera bisa fokus mengembangkan bisnis kalian. Bagi kalian yang ingin melanjutkan sekolah, menjadi peneliti atau pengajar, selamat, lulus cepat membuat kalian segera melanjutkan ke jenjang selanjutnya.

Namun, bagi kalian yang ingin bekerja sebagai professional, yang mungkin adalah sebagian besar mahasiswa saat ini, untuk apa lulus cepat? Ingin menjadi pengangguran?

Why everyone so furiously doing the final thesis just to become unemployed?

Oke, saya tidak ingin menghakimi kalian yang ingin lulus cepat. Biaya kuliah memang mahal. Lulus cepat berarti gelar sarjana akan lebih cost effective. 

Tulisan ini saya buat untuk membantu kalian, para jobseeker, atau calon jobseeker, baik yang sudah atau akan lulus, baik yang di tingkat awal maupun tingkat akhir. Tulisan ini berdasarkan pengalaman Saya pribadi melamar kerja di banyak sekali perusahaan, dan berakhir dengan dua offering dari multinational company sebulan sebelum Saya lulus kuliah. Semoga tulisan ini bisa membantu.

Persiapan Adalah Kunci Utama

"Kesuksesan adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan"
- Prof. Zainal Abidin, Dosen Teknik Mesin ITB

Tidak ada yang tahu masa depan yang akan menyambut kita. Semua adalah rahasia Allah. Tugas kita hanya menjalankan dan berusaha semaksimal kita, termasuk mempersiapkan diri untuk masa depan.

Persiapan diri kita untuk menyambut masa depan mungkin akan sangat memengaruhi jalan hidup kita. Mempersiapkan apa? Mempersiapkan apa yang kita bisa dan kita inginkan. Ingin jadi penulis? mulai menulis dari sekarang! Ingin jadi pengusaha? Mulai berdagang sekarang!

Apakah persiapan yang kita lakukan akan sesuai dengan masa depan kita? Bisa ya, bisa tidak. But believe me, 10 tahun dari sekarang, kalian tidak akan menyesal telah mempersiapkan sesuatu dengan serius bagaimanapun masa depan kalian. Persiapan akan membuat kalian berkembang. Termasuk untuk mencari pekerjaan. Persiapan kalian selama kuliah akan menjadi penentu kalian akan diterima atau tidak.

Sedikit contoh pengalaman pribadi, Ketika saya melakukan student exchange tahun lalu ke Korea. Saya dikenalkan tentang konsep Industry 4.0. Seketika itu pula Saya memiliki cita-cita untuk menjadi expert di bidang tersebut.

Ketika Saya melakukan student exchange lagi ke Jepang. Saya tidak mengambil mata kuliah Teknik Mesin yang merupakan jurusan Saya. Saya justru banyak mengambil mata kuliah computer science tentang database, data mining and security, artificial intelligence, dll. Banyak teman-teman yang merasa aneh dengan pilihan Saya. Namun, mata kuliah tersebut adalah kunci dari konsep Industry 4.0.

Pun ketika tugas akhir, Saya mengambil topik terkait Industry 4.0. Banting stir dari sub jurusan mesin umum ke sub jurusan Teknik Produksi.

Rencana setelah lulus, Saya mencari perusahaan manufaktur besar yang memiliki project ke depan untuk mengimplementasi Industry 4.0. Ternyata, hampir semua perusahaan manufaktur besar di Indonesia memiliki tujuan ke arah Industry 4.0. Ketika Saya melakukan wawancara, They just can't resist me due to my preparation for industry 4.0.

 So, whoever you want to be, just believe and prepare it, ketika kesempatan datang, persiapan tidak akan membohongi kalian.

F*ck That Prep, I'm already Graduate Now!

Oke, bagian awal memang ditujukan untuk para mahasiswa yang masih lama lulus. Untuk kalian yang sudah atau akan segera memegang ijazah di tangan. Saya akan berikan sedikit tips pragmatis selama proses seleksi masuk kerja.

Tips No. 1: Practice Makes Perfect!

Latihan, latihan, dan latihan. Para juara dunia meraih mimpi dengan latihan. Termasuk kalian yang memiliki mimpi diterima kerja harus latihan. Latihan apa? Latihan proses seleksi kerja. Bagaimana caranya? Ikutan les gitu? Enggak usah, ikutan aja proses seleksi kerja di manapun lowongan buka. Meskipun kalian tidak menginginkan pekerjaan tersebut.

Tidak usah terlalu serius karena hanya latihan. Latihan psikotest, FGD, wawancara, syukur-sykur kalo keterima. Pertama kali melakukan seleksi kerja pasti deg-degan, tegang, tidak tenang. Namun, seiring waktu dan pengalaman, seleksi kerja jadi lebih santai, kalian akan lebih percaya diri.

Kalau bisa, mulailah latihan dari sebelum lulus. Sehingga ketika lulus sudah siap. Banyak yang beralasan tidak punya SKL (Surat Keterangan Lulus) sehingga tidak bisa ikut daftar kerja untuk sekedar latihan. Tapi, dari pengalaman Saya pribadi, Saya sudah latihan daftar kerja dari bulan Februari, padahal baru lulus sidang bulan Agustus, dan tetap bisa mengikuti proses. Mungkin, di Indonesia, persyaratan dokumen semacam SKL tidak seketat itu.

Tips No. 2: Chemistry

Sepengalaman Saya, penentu utama seorang kandidat diterima atau tidak adalah pada tahap interview user. Interview user adalah tahap dimana kandidat akan diwawancara oleh calon atasan atau pengguna kandidat. User ini yang akan menentukan apakah kandidat cocok dengan user atau tidak.

Apasih yang umumnya dicari oleh user? Kandidat yang pintar dengan IPK 4.0? Kandidat yang ganteng atau cantik? Bisa ya bisa tidak. Tapi yang pasti, user mencari kandidat yang enak diajak kerjasama dan bisa diandalkan. Atau bahasa gaulnya, user mencari kandidat yang ada chemistry dengan user tersebut.

Mendapat chemistry user hanya melalui interview selama setengah jam memang tidak mudah. Butuh pengalaman dan kemampuan interpersonal yang hebat. Tapi ketika chemistry kalian sudah in line dengan user. Hampir pasti kalian akan dapat job offering. 

Tanda-tanda chemistry didapat adalah ketika wawancara kerja seolah sudah berubah menjadi percakapan biasa sehari-hari. Yang pada awalnya bertanya dalam English berubah jadi bahasa Indonesia. Percakapan mengalir dua arah, kadang kalian yang bercerita kadang pewawancara yang bercerita. Intinya user senang berbicara atau berdiskusi dengan kalian. Mirip-mirip mencari pasangan hidup lah kira-kira.

Pengalaman pribadi saya interview dengan user bermacam-macam. Pembicaraan dari mulai pertanyaan teknis, cerita pengalaman pribadi, hingga membahas isu terorisme pernah saya alami.

Sedikit tips dari Saya untuk mendapat chemistry dari user. Posisikan diri kalian sebagai seseorang yang sama rata dengan user. Posisikan sebagai sesama manusia dewasa yang sedang mencari partner kerja untuk diandalkan. Dengan begini, kalian akan lebih percaya diri dan kemampuan kalian yang sebenarnya akan keluar. Sebaliknya, jangan posisikan kalian sebagai jobseeker yang inferior terhadap user, kalian akan terlihat kaku, tegang, tidak enak diajak kerja sama.

Tips terakhir untuk mendapatkan chemistry user adalah ketika beliau menawarkan kita untuk menanyakan sesuatu. Hampir semua orang akan sangat senang ketika diminta bercerita tentang pengalaman pribadi mereka. Karena itu, cobalah tanya pengalaman user selama bekerja di perusahaan tersebut. Saya jamin beliau akan bercerita panjang lebar, dari yang bagus hingga yang jelek, dan pada proses itu, chemistry akan terbangun.

Tips No. 3: Life is hard. But, Mom's Prayer is Harder.

"wong pinter kalah karo wong bejo -- orang pintar kalah dengan orang yang beruntung"
-
Pepatah Jawa

Terakhir, Saya percaya seluruh hidup kita sudah ditakdirkan di lauh mahfuz. Termasuk di dalamnya rezeki. Karena itu, pepatah Jawa yang mengatakan orang beruntung dapat mengalahkan orang pintar menurut saya benar. Takdirlah yang membuat orang beruntung menang.

Tidak ada yang dapat mengtahui takdir. Tapi Saya percaya doa seorang Ibu dapat memberikan keberuntungan atau kelancaran dalam hidup. Ibu saya pernah berpesan pada Saya untuk segera lulus dan masuk ke perusahaan yang bagus dengan gaji yang layak. 

Semenjak Ibu Saya berkata begitu, Entah kenapa Saya merasa yakin bahwa doa Ibu pasti terkabul. Karena itu, walaupun saya sempat melakukan student exchange dua kali selama 6 bulan, Saya tetap bisa lulus tepat waktu dan secure job before graduation. Karena itu, minta doalah kepada ibu kalian. Berbaktilah kepadanya.

Banyak keberuntungan yang Saya rasakan sehingga Saya bisa diterima di dua perusahaan, yaitu Ast*a Daih*tsu dan Unile*er, dan itu semua tidak lepas dari doa Ibu.

Ketika Saya melakukan interview user di Ast*a Daih*tsu, tidak disangka user Saya adalah alumni Teknik Mesin dan juga aktivis di Masjid Salman, sama seperti Saya. Hal itu membuat suasana interview berubah menjadi suasana nostalgia yang cair dan penuh tawa.

Di Unile*er, ketika seleksi pertama UFLP berupa networking dinner. Saya tidak sengaja duduk di samping seorang direktur plant. Pembicaraan dengan beliau berlangsung lama sebelum acara dimulai, satu hal yang memancing beliau bercerita panjang adalah pertanyaan saya "Pak, kami di sini diminta membaca materi tentang Artificial Intelligence, apakah hal itu memang diimplementasikan di Unile*er atau hanya gimmick untuk menarik calon pegawai?" 

Bapak itu tertawa dan mulai bercerita panjang lebar tentang plant yang beliau pimpin. Beberapa hari kemudian keluar pengumuman dan Saya dinyatakan tidak lolos program UFLP. Namun, Saya ditawari posisi lain sebagai asisten manager. Uniknya, ketika wawancara dengan user, kandidat untuk posisi tersebut hanya ditawarkan kepada Saya melalui rekomendasi Bapak direktur yang Saya ajak ngobrol ketika networking dinner. 

Kedua pengalaman itu sekali lagi menyadarkan Saya bahwa sebaik apapun kita mempersiapkan diri, banyak faktor keberuntungan yang akan berpengaruh terhadap masa depan kita. Saya mungkin tidak lebih baik dari kandidat lain ketika seleksi di Ast*a Daih*tsu atau Unile*er, namun, keberuntungan berupa bertemu musersesama alumni dan aktivis Salman, serta ketidaksengajaan duduk di samping Pak Direktur, yang membuat Saya diterima.

Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun