Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kita yang Beku

18 Juni 2019   09:28 Diperbarui: 18 Juni 2019   09:34 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jogja yang dingin, sedingin tatapanmu. Apa yang terjadi, hanya dia yang tau. Karna kita sedang beku dan tidak mau sedikit pun tahu. Diam kita,  tak kalah dengan es batu.

Kita semeja, tapi seakan ada tembok cina di antara kita. Kamu berimaginasi dan aku bertafakur. Kita sedang berada di dua kutub yang berjauhan. Aku di Arktik dan kamu di Antartika.

Kamu ingat, sudah dua purnama sejak kita membeku. Tak ada lagi hangat, yang ada semakin pilu. Teman, tak adakah rindu?

Sedingin kita membeku, serindu itu juga aku akan hangatmu dulu. Saat kita berangan mengumandangkan persahabatan hingga ujung hayat. Saat kita akan merengkuh gunung berdua saja. Saat kita ingin menyusuri sungai sungai bumi bersama-sama?  Apakah kamu lupa?

Kita berdua salah, tanpa ada yang mengakuinya. Jadilah kita bersalah dan kebekuan ini jadi saksi kita yang makin dirundung salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun