Jogja yang dingin, sedingin tatapanmu. Apa yang terjadi, hanya dia yang tau. Karna kita sedang beku dan tidak mau sedikit pun tahu. Diam kita, Â tak kalah dengan es batu.
Kita semeja, tapi seakan ada tembok cina di antara kita. Kamu berimaginasi dan aku bertafakur. Kita sedang berada di dua kutub yang berjauhan. Aku di Arktik dan kamu di Antartika.
Kamu ingat, sudah dua purnama sejak kita membeku. Tak ada lagi hangat, yang ada semakin pilu. Teman, tak adakah rindu?
Sedingin kita membeku, serindu itu juga aku akan hangatmu dulu. Saat kita berangan mengumandangkan persahabatan hingga ujung hayat. Saat kita akan merengkuh gunung berdua saja. Saat kita ingin menyusuri sungai sungai bumi bersama-sama? Â Apakah kamu lupa?
Kita berdua salah, tanpa ada yang mengakuinya. Jadilah kita bersalah dan kebekuan ini jadi saksi kita yang makin dirundung salah.