Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Transfer Cerdas ala Juventus

23 April 2017   14:52 Diperbarui: 24 April 2017   00:00 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak dulu, Juventus dikenal, sebagai klub langganan juara liga Italia. Meski sempat surut, akibat kasus Calciopoli, mereka mampu kembali bangkit. Kebangkitan itu, diantaranya ditandai, dengan scudetto beruntun, dalam 5 musim terakhir (2011/2012-2015/2016). Raihan itu dapat bertambah, jika mereka mampu meraih scudetto lagi, pada musim ini. Di Eropa, Juve juga mampu menembus final Liga Champions tahun 2015. Ini merupakan capaian tertinggi klub Italia sejak 2010, saat Internazionale juara Liga Champions. Capaian ini dapat mereka perbaiki, jika mampu melewati hadangan AS Monaco di semifinal, dan menang di final, pada 4 Juni (dinihari WIB) mendatang.

Selain mempunyai sektor pertahanan yang tangguh, dan lini depan yang tajam, kunci kehebatan Si Zebra, berada di lini tengah. Hebatnya lini tengah Juve, tak lepas dari transfer jitu Giuseppe "Beppe" Marotta, sang direktur teknik (CEO) klub. Transfer jitu Marotta, dimulai saat Juve sukses mengangkut Andrea Pirlo secara gratis dari AC Milan, dan menggaet Arturo Vidal, dengan harga 10,5 juta euro, dari Bayer Leverkusen (Jerman), tahun 2011. Pirlo, yang dinilai sudah 'habis' di AC Milan, justru mampu menjadi motor kebangkitan Juve, bersama Arturo Vidal, dan Claudio Marchisio.

Setahun setelahnya, Juve menggaet Paul Pogba secara gratis, dari Manchester United (Inggris). Kedatangan Pogba, melengkapi komposisi kuartet gelandang ideal tim. Hasilnya, pada musim pertama Pogba, Juve mampu menembus semifinal Liga Europa 2012/2013. Meski kalah dari Benfica (Portugal), ini menjadi capaian terbaik mereka di kompetisi Eropa, dalam 10 musim terakhir. Sejak musim 2003/2004, pencapaian tertinggi mereka, adalah babak perempat final. Terakhir kali, mereka melewati babak ini, adalah pada musim 2002/2003. Ketika itu, Juve sukses lolos, ke babak final Liga Champions, sebelum akhirnya kalah adu penalti, dari AC Milan, yang saat itu masih dibela Andrea Pirlo.

Kematangan kuartet gelandang 'murah tapi bagus' ini, di Liga Champions, baru tercapai, pada musim 2014/2015. Ketika itu, Juve mampu mencapai babak final, sebelum akhirnya kalah 3-1, dari Barcelona (Spanyol). Sayangnya, kebersamaan kuartet 'murah tapi bagus' ini, harus berakhir, setelah musim 2014/2015 berakhir, dengan hengkangnya Andrea Pirlo ke New York City FC (MLS, gratis), dan Arturo Vidal (ke Bayern Munich (Jerman, 37 juta euro).

Perginya Pirlo dan Vidal, lalu ditambal dengan digaetnya Stefano Sturaro dari Genoa (5,5 juta euro tahun 2014, pada musim 2014/2015 dipinjamkan ke Genoa), Juan Cuadrado (Chelsea, pinjam), dan Sami Khedira dari Real Madrid (gratis). Meski kembali mengandalkan prinsip 'murah tapi bagus', untuk menggaet pemain tengah incaran, keputusan Beppe Marotta kembali jitu. Di akhir musim 2015/2016, Juve meraih double domestic (Serie A+Coppa Italia), dan mencapai perempat final Liga Champions Eropa.

Keputusan berani, lalu diambil Marotta, pada musim panas 2016 lalu, saat merelakan Paul Pogba 'pulang' ke Manchester United, dengan bayaran 89 juta pounds, yang memecahkan rekor dunia transfer pemain. Secara personal, Marotta sudah sukses menyamai capaian Luciano Moggi (CEO legendaris Juventus) tahun 2001. Kala itu, Moggi sukses mencatat rekor dunia transfer pemain, dengan melepas Zinedine Zidane ke Real Madrid, dengan harga 67 juta pounds.

Uang hasil penjualan Pogba, ditambah budget transfer awal klub, lalu dipakai, untuk menggaet pemain baru, diantaranya Gonzalo Higuain (Napoli, 90 juta euro), Miralem Pjanic (32 juta euro, AS Roma), dan Marko Pjaca (23 juta euro). Menariknya, 'kebiasaan' Marotta, untuk meminjam pemain, atau membeli pemain 'gratisan', masih berlanjut. Pemain yang dipinjam Juve adalah; Mehdi Benatia (Bayern Munich), dan Juan Cuadrado (Chelsea). Sedangkan, pemain 'gratisan' yang didapat adalah Dani Alves (Barcelona).

Hasilnya, Juventus mampu memuncaki klasemen Serie A, mencapai final Coppa Italia (Vs Lazio), dan akan menghadapi AS Monaco, di semifinal Liga Champions. Bahkan, meski musim ini belum berakhir, Juve sudah memboyong Rodrigo Betancur (19), per 1 Juli mendatang. Playmaker berbakat asal Uruguay ini, digaet dari Boca Juniors (Argentina) dengan ongkos 9,5 juta euro. Sebelumnya, Betancur diincar klub-klub besar Eropa. Tapi, Boca menjadikan Juve, sebagai opsi pertama. Karena, ini merupakan bagian, dari klausul transfer Carlos Tevez, yang digaet Boca dari Juve, tahun 2015. Boleh dibilang, ini adalah manuver cerdik Marotta. Dengan menggaet Betancur, Juve mempunyai aset jangka panjang di lini tengah. Ini akan menjadi salah satu modal, untuk dapat terus bersaing, baik di Italia, dan Eropa.

Apa yang ditorehkan Marotta bersama Juve mencerminkan, sukses atau gagalnya suatu kebijakan transfer pemain, tidak selalu ditentukan, oleh mahal-murahnya ongkos transfer si pemain. Tapi, lebih ditentukan oleh, sesuai-tidaknya karakter si pemain, dengan kebutuhan tim. Pada saat yang sama, klub harus selalu siap, jika sewaktu-waktu harus ditinggal pergi pemain bintangnya, dan segera menemukan pengganti idealnya. Jika tidak, akan berdampak negatif bagi prestasi klub. Karena, tidak ada pemain, yang lebih besar dari tim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun