Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Solusi Cerdas Mengatur Jam Kerja?

9 Maret 2024   07:48 Diperbarui: 9 Maret 2024   07:49 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sibuk lagi....sibuk lagi "tentunya kerja" sibuk itu bagian dari pupuk semangat agar terus tumbuh dan berkembang dalam menjalankan aktivitas kerja di Perusahaan".

"Kerja lagi...kerja lagi walaupun lelah tetap gagah menjalaninya tugas dan tanggung jawab karena ada keluarga yang akan menikmati hasil kerjanya yakni 'nafkah hidup setiap bulannnya' ".

"Tugas lagi...tugas lagi membuat Anda terus bergegas dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan perusahan", suatu kehormatan bila dapat tugas yang lebih satu dari atasan?.

Waktu yang bermutu dalam bekerja diatur oleh diri Anda sendiri "tidak ada yang sibuk" sampai lupa makan apalagi yang kerjanya sampai larut malam "itu namanya kurang efektif dalam mengatur waktu" artinya karyawan yang produktif itu mempunyai kemampuan untuk memanage dan tidak terlihat sibuk sendiri dalam bekerja.

Kecuali orangnya tepikal sering ingin mencari muka atau selalu menonjolkan diri dibandingkan rekan kerja yang lain. Kebiasaan karyawan yang berbeda-beda, merupakan seni yang terkadang perlu Anda contoh dalam hal positif terutama dari sisi kedisiplinan, tanggung jawab, komunikasi yang baik, dan pekerjaan tidak ada terbangkalai.

Pahami betul waktu yang Anda lewati dalam bekerja "jangan kebanyak ngobrol, ngopi atau merokok" karena masing-masing ada waktunya seperti waktu makan siang, sholat dan sholat ashar, itu kesempatan karyawan untuk ngobrol atau diskusi dengan rekan kerja yang lain kecuali sedang meeting koordinasi atau diskusi terhadap objek tertentu.

Biasanya begini, waktu bagi karyawan A seolah-olah tidak cukup, sangking sibuknya padahal semua karyawan dengan waktu yang sama "8 jam kerja" bisa-bisa saja. Saya sibuk bro, banyak pekerjaan yang belum diselesaikan, pekerjaan dadakan, harus meeting klien, dan lain sebagainya.

Alasan itu terkadang ada benar dan baiknya juga untuk "ngeles jika ada kepentingan lainnya" untuk menutupi kesalahan dalam pekerjaan terutama lintas departemen. Namun, sesibuk apapun anda "agar mencari pekerjaan segala prioritas dan fokus mengerjakan pekerjaan yang harus diselesai pada waktu itu juga".

Supaya Anda terlihat karyawan yang luar biasa baik level pengawas maupun level manager yang mampu mengatur waktu dengan maksimal. Tidak terlihat sibuk sendiri, tidak pusing sendiri, tidak bingung sendiri, dan lain sebagainya. Anda bukan superman yang harus terlihat hebat sendiri, libatkan tim yang harus diperlukan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan Anda yang belum selesai.

Waktu harus dihubungkan dengan etika dan perilaku dalam bekerja, seperti contoh Anda bekerja sampai jam 12 malam di rumah "kemudian esok harinya terlambat berangkat ke kantor, karena alasannya semalam sudah bekerja" kalau menurut saya itu tidak sehat dan tidak profesional baik cara berpikir maupun dalam etos kerja.

Kembali pada kesehatan pikiran dan mental dalam menyelesaikan pekerjaan sebelum batas deadline dan biar tidak di kejar-kejar atasan Anda atau rekan kerja lain yang membutuhkan data, laporan, dokumen dari depertemen Anda "baik digunakan untuk meeting internal, audit eksternal, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun