Mohon tunggu...
Yoga Utami
Yoga Utami Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

menyemai ilmu di ladang kita

Selanjutnya

Tutup

Money

Perbankan Syariah dan Jaminan Hari Tua, Belajar dari Negeri Hobbit

4 Juni 2017   06:43 Diperbarui: 29 Oktober 2017   03:21 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Saya tinggal di Auckland, Selandia Baru. Negeri paling ujung bertetangga dengan kutub. Bukan negeri yang berbendera Islam juga. Namun tak dapat disangkal, tata aturan negeri ini seolah wujud dari aturan-aturan islami. Bisa dibilang, Muslim adalah pihak minoritas. Namun, semoga selalu damai dan penuh pengertian. Menjaga keharmonisan, peduli pada sesama. Misalnya, yang tampak saja dan sederhana, jarak antara rumah tetangga terpisahkan. Ada sela dan berjarak tak berdempetan. Kecuali apartemen atau flat tentunya. Bahkan jalan masuk juga tersedia tiap satu rumah meski berasal dari satu petak tanah, tanpa berdesak-desakkan. Satu hal yang memancing perhatian saya adalah hadirnya Amanah Kiwi Saver. Semacam "Perbankan Syariah". Bayangkan, bukan di negeri muslim dengan jumlah penduduk  muslim yang bukan mayoritas.

Suami saya adalah WNI tetapi sudah lama berdomisili di sini. Dari kisahnya, saya mulai akrab dengan istilah Kiwi Saver. Kiwi Saver sendiri merupakan program pemerintah untuk asuransi tiap warga Selandia Baru. Semacam jaminan untuk hari tua. Keikutsertaan terdaftar Kiwi Saver saat ini sepertinya bukan menjadi suatu kewajiban lagi . Sifatnya sukarela, tidak terikat. Namun, seolah mau tidak mau, tiap warga pun terdaftar. Kiwi sendiri adalah sebutan untuk warga Selandia Baru. Kita mungkin mengenalnya secara umum sebagai nama buah atau burung khas dari negara ini. Namun Kiwi juga menjadi sebutan untuk orang.

Kiwi Saver sederhananya adalah tabungan. Sumber tabungan berasal dari potongan pendapatan tiap pekan atau tiap bulan. Langsung dari pihak yang mengeluarkan gaji. Atau jika bekerja mandiri, kontribusi juga dapat dilakukan secara mandiri. Semacam tabungan tetap jangka panjang. Keuntungan yang dapat dimanfaatkan, Kiwi Saver dapat membantu warga untuk menabung membeli rumah, atau mendapatkan pinjaman untuk membeli rumah, tabungan hari tua atau dalam keadaan darurat. Menariknya, pemerintah pun memberikan suntikan rangsangan. Misalnya, dalam jangka waktu satu tahun mulai dari Juni 2016 hingga Juni 2017, jika tabungan tetap mencapai $1,042.86 dan memenuhi persyaratan, akan ada kontribusi negara separuhnya ditambahkan dalam rekening Kiwi Saver warga yang bersangkutan. Juga akan dipertimbangkan disiplinkah sang peserta Kiwi Saver menabung, dengan rincian jumlah tabungan minimal tiap pekannya.

Bagaimana Kiwi Saver bekerja barangkali tak lepas dari kerja saham. Hampir tiap bank di sini menawarkan program Kiwi Saver dengan daya tarik roda perputaran saham, di berbagai jenis industri. Pencatatan gerak tabungan dan pencapaian keuntungan dari pilihan peserta untuk jenis saham juga tampak transparan.

Barangkali inilah yang menjadikan pihak Amanah Kiwi Saver hadir memberi warna. Pilihan kata amanah menyiratkan ajaran islami, dipercaya, mengemban tanggung jawab. Sistem yang berlaku dalam Amanah Kiwi Saver masih mengikuti program pemerintah dengan industri saham yang ditawarkan dipenuhi ajaran yang humanis dan islami. Misalnya, pilihan industri jatuh pada industri dengan produk yang halal, bukan minuman keras, narkoba, hiburan orang dewasa dan peperangan. Pilihan semacam ini pun menarik perhatian kalangan yang bukan muslim untuk bergabung. 

Bagi kalangan muslim, barangkali ada rasa tidak was-was tentang saham yang dijauhkan dari isu halal dan haram. Bagi kalangan yang cinta damai, barangkali ini adalah satu pilihan yang menuruti kata hati. Bukan tentang peperangan, hiburan orang dewasa atau prostitusi, narkoba, yang seringkali hanya menjatuhkan korban demi keuntungan.

Saya tidak tahu banyak, apakah sistem Perbankan Syariah atau Jasa Keuangan seperti ini sudah marak berkembang di tanah air. Barangkali bisa menjadi pelajaran dan pertimbangan bersama, demi mengikuti ajaran syariah, demi kepentingan masa depan dan penuh cinta damai dengan sesama.

English version :)

Shariah Banking and Old Day Guarantee, Learning from Hobbit Country

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yogautami/perbankan-syariah-dan-jaminan-hari-tua-belajar-dari-negeri-hobbit_593349b7109773363e44094f

I live in Auckland, New Zealand. The country most ends next to the poles. It is not a country with an Islamic flag. But undeniably, the rule of this country as a manifestation of Islamic rules. In a way, Muslims are a minority. However, may the life always be peaceful and full of understanding. Keeping harmony, caring for each other. In Islamic rules, for example, just simply looking, the distance between the neighboring homes is separated. There is a break and is not in close proximity. Except for apartments or flats of course. Even driveways are also available for every single house even from one plot of land, without being overcrowded. One thing that provoked my attention was the presence of Amanah Kiwi Saver. Such "Sharia Banking". Imagine, not in a Muslim country with a Muslim population in the majority. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun