Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Regenerasi Petani, Segera atau Selesai Saat Ini Juga!

5 Mei 2019   06:57 Diperbarui: 5 Mei 2019   07:10 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku akui, berbicara mengenai pertanian adalah hal yang sangat sulit bagiku. Sebab, ini bagaikan suatu paradoks yang selalu membayang bayangi hidupku selama ini. 

Hati berkata ingin menjadi petani yang sukses, namun di sisi lain, orang tua dan masyarakat di sekelilingku berharap agar aku tidak menjadi petani. Orang tuaku berharap, aku bisa hidup dengan penghasilan tetap dan memiliki status sosial yang baik. Selesai bukan? Tamat sudah!

Aku adalah pemuda asal Kabupaten Nganjuk. Sebuah kabupaten yang sangat tidak populer. Bahkan beberapa teman sekelasku di kampus ada yang tidak tahu Nganjuk itu mana. Haha.

Fakta mengenai pandangan anak muda di desaku tentang menjadi petani masih sangat memprihatinkan. Banyak dari teman-temanku yang 'menghindar' dari lingkup pertanian dan memilih untuk kerja di pabrik atau menjadi guru. Sampai saat ini, guru adalah profesi yang dipandang sangat berwibawa di kalangan masyarakat desa. 

Tak terkecuali teman-temanku seangkatan di SMA dan bahkan kedua orangtuaku juga. Padahal, jika kita bandingkan dengan petani, jika kita benar-benar menjadi petani yang tekun dan profesional, penghasilannya malah cukup menjanjikan.

Menyoal mengenai regenerasi petani, kita akan dengan mudah mencari informasi mngenai urgensi dari regenerasi petani ini. Pasalnya, petani-petani yang saat ini ada, usianya sudah banyak yang tua. 

Dari data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, dari total 26,13 juta petani yang saat itu terdata, kelompok usia 45-54 tahun memiliki jumlah absolut terbanyak: 7,3 juta orang. Adapun jumlah petani muda di kelompok 25-35 sebanyak 3,1 juta orang. Semakin usia ke bawah pun semakin sedikit. Pada kelompok usia 15-24 tahun, jumlah petani hanya 200 ribuan orang.

Selain dari data BPS, kita juga bisa menengok data dari hasil riset Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) pada 2015, bertajuk "Regenerasi Petani", mengungkap kondisi yang sama. Ada 96,45 persen petani tanaman pangan di empat lokasi penelitian (Tegal, Kediri, Karawang, dan Bogor) berusia 30 tahun atau lebih, sedangkan 3,55 persennya berumur di bawah 30 tahun, dan 47,57 persen petani tanaman pangan berusia 50 tahun atau lebih. Mengenaskan bukan?

tirto.id
tirto.id

Sisi lain riset KRKP mengungkapkan hanya 54% anak petani (yang menjadi responden) yang mau meneruskan apa yang dikerjakan orang tuanya, dan 46% sisanya dengan tegas menolak. Pada kelompok usaha hortikultura, persentasenya lebih timpang lagi: 63% menolak mewarisi profesi orang tuanya dan hanya 36,7 persen yang bersedia menjalankan pekerjaan dalam budidaya pertanian tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun