Bagaimana mau mengkritik pemerintah soal korupsi, sementara mereka sendiri tak menunjukkan komitmen yang sungguh dan serius berkaitan dengan itu?
Kubu penantang juga diidentikkan dengan upaya mengembalikan gaya kekuasaan di masa orde baru terutama setelah putra dan putri Soeharto terang-terangan sudah menyatakan dukungan dan berada dalam barisan. Capres Prabowo Subianto sendiri merupakan mantan menantu penguasa orde baru tersebut.
Padahal dalam ingatan sebagian besar kalangan, rezim orde baru bisa dikatakan sebagai mimpi buruk bangsa ini. Banyak kasus hukum meliputi kejahatan kemanusiaan dan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) terjadi masa itu dan masih menjadi misteri hingga kini. Â
Sosok Prabowo Subianto juga sepertinya sulit melepaskan diri dari berbagai beban masa lalu. Dugaan penculikan mahasiswa dan aktivis pada peristiwa huru-hara jelang kejatuhan orde baru selalu melekat pada dirinya yang kebetulan pada masa itu memang sedang memegang jabatan strategis. Data dan fakta sejarah juga mencatat bahwa Prabowo pernah dipecat dari militer. Â
Sehingga kita bisa memaklumi saat debat Pilpres 2014 lalu, Prabowo langsung gelagapan dan terpancing emosinya saat Jusuf Kalla sedikit saja menyinggung soal masa lalunya.
Lalu, apakah penantang tidak memiliki peluang "memenangkan" debat pertama nanti? Tentu saja masih ada harapan. Bahkan ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi tim untuk lebih mempersiapkan capres-cawapres yang diusung dengan data-data yang akurat dan relevan agar benar-benar menguasai topik yang diperdebatkan.
Meskipun sekali lagi, saya tetap meyakini bahwa tema debat pertama ini sepertinya akan menjadi milik petahana bukan penantang.
Harapan kita tentu saja agar debat pertama nanti dapat berjalan lancar, bukan menjadi debat kusir. Lebih dari sekadar panggung saling kritik dan saling serang antar pasangan calon, publik membutuhkan gambaran yang jelas mengenai visi dan misi mereka khususnya berkaitan dengan empat isu penting tersebut. Â ***
Jambi, 12 Januari 2019