Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bos Koran Itu Hancurkan Sungai Kami

21 Agustus 2012   07:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:29 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu sungai di belakang rumah saya adalah sebuah pertambangan rakyat. Karena di dalamnya mengandung batu mulia ( intan ) dan emas. Banyak cerita di masa yang telah lama berlalu tersebut.

Waktu demi waktupun telah berlalu. Seiring semakin banyaknya populasi manusia bantaran sungaipun telah menjelma menjadi tempat pemukiman. Sungai kemuning ( nama sungainya red ) yang semula jernih berpasir putih itu kini telah beralih fungsi menjadi tempat pembuangan MCK dan limbah rumah tangga. Tak ada lagi tempat untuk melepas penat sambil menikmati segarnya gemericik air yang berlarian di atas kerikil sungai.

Dan beberapa bulan yang lalu tepatnya di awal tahun 2012. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mencoba memperbaiki kondisi sungai yang sudah tak sehat lagi. Anggaranpun dikucurkan dari pemerintah pusat. Dan lelang proyekpun dimulai dan dimenangkan oleh Pt. Bla bla bla yang mana pemiliknya adalah Bos besar surat kabar ternama di daerah kami ( masih kompas grup )

Proyekpun mulai digelar. Ganti rugi beberapa bangunan di bantaran sungaipun telah dilaksanakan. Namun apa daya setelah memakan waktu sekitar empat bulan. Proyek siring blogpun berhenti. Blog-blog beton yang berjejer di sepanjang seratus meter itupun tidak berdiri kokoh dan teratur. Kondisi sungai kian semrawut dan membahayakan.

Kasus inipun akhirnya diselesaikan pengadilan negeri. Tak ada pemberitaan sedikitpun tentang proyek kotor ini. Maklumlah, pemilik proyek adalah pemilik sebuah media lokal ternama plus orang terpandang di daerah kami.

Sejenak saya berpikir. Tikus-tikus yang paling makmur adalah tikus yang berada di perkampungan ( lokal/daerah ). Semenjak tumbangnya orde baru, mereka semakin ganas seganas tauladanya eyang diktator orde baru.

Yeah, nikmati sajalah. Sekali jelata tetap jelata.

MERDEKA!

Bvb

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun