Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup featured Pilihan

Penyelamat dari yang Serba Menggiurkan Saat Harbolnas

13 Desember 2014   04:51 Diperbarui: 11 Desember 2016   21:22 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belanja online adalah pilihan yang menawarkan kemudahan, kepraktisan, dan yang paling penting adalah kepercayaan antara si pengeloa e-commerce atau pebisnis online dengan pembelinya. Belanja online bisa juga menjadi solusi dengan kondisi kemacetan di Jakarta misalnya. Kalau butuh membeli barang tertentu, apalagi penting bahkan darurat, belanja online datang sebagai penyelamat apalagi semakin hari semakin lengkap saja barang yang ditawarkan situs belanja online.

Anda butuh apa? Busana (yang kadang-kadang juga bisa saja dibutuhkan mendadak misal harus menghadiri undangan dengan dresscode tertentu), keperluan rumah tangga, perlengkapan bayi dan anak, hingga kebutuhan yang sebenarnya enggak penting-penting amat dan bisa dibeli per enam bulan atau setahun seperti tas, sepatu. Belanja online juga menjadi pilihan (bagi yang yakin) untuk membeli benda-benda berharga tinggi seperti gadget, elektronik bahkan kendaraan roda dua pun tersedia. Semua kebutuhan ini tersedia di situs belanja online.

Dengan berbagai kemudahan ini, belanja online sebenarnya cocok dan aman bagi orang yang mampu mengendalikan hasrat belanjanya. Termasuk belanja online diskon besar, ini bisa jadi momentum bagi mereka yang memang membutuhkan barang tertentu dan sengaja menunggu momen tersebut untuk mendapat keuntungan berlipat alias penghematan. Catatannya satu, memang butuh barang itu dan uangnya sudah disiapkan. Kalau kata perencana keuangan sih, ada rekening khusus belanja, yang bisa dipakai tepat waktunya pada momen diskon belanja. Nah, untuk sophaholic, belanja online apalagi yang memberikan diskon besar-besaran bisa menguras saldo rekening. Pasalnya mereka kompulsif membeli barang karena sedang diskon padahal belum tentu barang itu dibutuhkannya.

Sebenarnya gampang saja membedakan pebelanja cerdas dengan sophaholic. Kalau pebelanja cerdas, dia akan dengan cermat menghitung penghematan yang bisa didapatkan dari program belanja diskon, dan benar-benar menghitung sebenarnya seberapa hemat sih dengan diskon yang ditawarkan. Kalau cuma beda beberapa ribu rupiah, rasanya tidak terlalu besar keuntungannya. Nah, kalau sampai 70-90 persen lebih murah, ini yang semestinya dimanfaatkan, itu pun hanya untuk barang yang memang sudah lama masuk dalam daftar belanjanya. Kalau sophaholic, momen belanja diskon menjadi pemenuhan hasratnya untuk memiliki barang yang disuka atau diinginkan (yang belum tentu dibutuhkan) hanya karena harganya lebih murah, dan mumpung diskon.

Nah, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang berlangsung seharian pada 12-12 alias 12 Desember, bisa menjadi momen belanja untuk penghematan bisa juga menjadi bumerang yang tanpa sengaja akan mengosongkan rekening Anda. Jadi, sebelum membuka situs belanja (masih ada waktu sampai tengah malam), waspada, kalau perlu catat barang apa yang memang Anda butuhkan dan kemampuan keuangan saat ini.

Saya sebenarnya enggak terlalu mengikuti Harbolnas tapi jadi teringat ketika teman saya, seorang penulis, meminta testimoni soal belanja online. Saya suka belanja online terutama untuk kebutuhan perlengkapan bayi. Jadi teringat ketika melahirkan 2 tahun lalu, anak saya yang lahir prematur sangat membutuhkan perhatian dan perawatan ekstra. Lahir sebelum waktunya, dan butuh perhatian lebih intens, membuat saya tidak bisa menyiapkan segala kebutuhannya sebelum kelahiran. Dan saat ia lahir, saya pun tidak sudi meninggalkannya berlama-lama di luar rumah termasuk untuk membeli berbagai keperluan/perlengkapan bayi baru lahir. Belanja online lah yang menyelamatkan saya untuk membeli semua keperluannya, dari hal terkecil sekalipun seperti tisu basah hingga pakaiannya.

Di Harbolnas 2014, saya jadi tergiur memanfaatkan momentum. Kebetulan memang ada yang sedang saya cari dan uangnya pun tersedia meski tak banyak. Alhasil, saya pun belanja dan bisa menghemat hingga Rp 500.000 karena diskon besar-besaran. Sebenarnya penawaran di Harbolnas amat sangat menggiurkan. Saya jujur, tergoda juga membeli beberapa barang yang sebenarnya enggak butuh-butuh amat, namun karena harganya amat sangat murah dan saya akan merasa sangat menyesal kalau tidak memanfaatkan momen ini (kalau harga asli saya enggak akan pernah beli karena memang mahal), jadilah saya beli 1-2 barang. Sementara yang lain memang barang yang masuk dalam daftar belanja saya.

Penyelamat yang paling kuat adalah catatan keuangan dan daftar belanja pribadi. Saya cek lagi catatan keuangan pribadi, apa saja yang harus saya bayarkan, kewajiban dan lain-lainnya. Juga kemampuan keuangan saat ini dan daftar belanja sangat membantu mengerem hasrat klik beli di situs belanja online di Harbolnas ini.

Dengan punya catatan keuangan seperti itu, kita bisa mengerem keinginan (sekali lagi, bukan kebutuhan) untuk sekadar memanfaatkan momentum Harbolnas ini. Tapi jujur, Harbolnas memang sangat menggiurkan. Bisa menghemat ratusan ribu rupiah itu luar biasa rasanya. Ada rasa puas ketika bisa belanja barang yang kita tahu berapa harga aslinya, apalagi yang biasa dibeli setiap bulannya (misal, saya beli sabun pembersih alat makan bayi), bisa didapatkan dengan setengah harga. Yang lebih menggiurkan adalah harga gadget incaran. Lebih murah beberapa ratus ribu di Harbolnas, tapi untuk yang satu ini saya menyerah, karena memang belum ada budgetnya, jadi enggak mau memaksakan diri membeli.

Kesimpulan saya sih, Harbolnas bisa menghibur diri karena bisa menghemat membeli sejumlah barang, tapi juga bisa bikin keki karena ada barang-barang yang diinginkan, dibanderol lebih murah, namun tak juga bisa membeli untuk saat ini. Jadi yaa, di Harbolnas, atur nafas, pintar pilih dan pilah, sambil cermat dan teliti lihat kebutuhan dan kemampuan. Kalau tidak begitu, benar-benar bisa jadi bumerang keuangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun